Begitulah Kehidupan.

52 3 0
                                    

Sebagaimana hidup yang terus berjalan, tampaknya manusia adalah mahluk yang begitu menarik, bagaikan sebuah kerajaan dengan segala bentuk apa-apa saja yang ada didalamnya.

Ada yang baik, dan ada yang berusaha menjadi baik diantara mereka, menempuh berbagai jalan demi suatu tujuan tak perduli apa latar belakang mereka, si jujur atau si pembohong.

Semua akan berubah pada momentum kesadaran masing-masing diantara mereka, entah karena kepentingan ataupun karena kesadaran bahwa mereka tidak bisa hanya diam dengan keadaan yang tidak menuntut mereka apa-apa sehingga tertinggal dalam hidup yang sejatinya terus berjalan.

Itu semua dilihat dari sudut pandang optimisnya hehe, pada kenyataannya mungkin beberapa orang akan mengatakan kepadaku, bukan hanya ada yang baik dan dan berusaha menjadi baik saja, tetapi ada yang jahat.

Mereka dikatakan jahat karena sering memberi makan egonya, menyakiti orang lain, ingin menang sendiri, dan hal-hal serupa yang dirasa merugikan orang lain.

Baik, terserah kalian mempercayai hal yang mana, karena dasarnya tulisan ini pun tidak memaksa untuk disetujui, melainkan sebagai satu sisi sudut pandang dari sekian banyak sudut pandang.

Yang aku pikirkan saat ini, ketika seseorang melakukan hal yang merugikan orang lain, sebenarnya orang yang pertama dirugikan adalah dirinya sendiri, bukan orang lain. Yak, walaupun aku tidak ingin membahas secara subjektif untuk menghukum orang yang merugikan orang lain.

Seharusnya orang yang paling disakiti adalah orang yang paling tau cara menyayangi. Orang yang paling dirugikan, paling tau caranya berlaku adil. Orang yang paling dibenci, paling tau caranya mencintai. Dan orang yang paling disingkirkan, paling tau bagaimana cara menerima seseorang.

Itu hanya opiniku, dari beberapa pengalaman dan observasiku terhadap orang lain.

Mungkin beberapa dari kita pernah memiliki pengalaman serupa, ketika kita sudah merugikan orang lain, menyakiti atau malah sampai membenci orang tersebut, tetapi orang tersebut tidak peduli seberapa kita merugikan dia, apapun alasannya dia tetap berprilaku baik kepada kita, ah kadang aku merasa jadi orang paling bodoh didunia ini.

Manusia sempurna karena mereka punya potensi benar dan potensi salah, berbeda dengan dua diantara mahluk Tuhan lainnya, malaikat yang berpotensi benar dan iblis yang berpotensi salah. Maka teruslah menata diri, lebih mengenali diri, siapa diri, kelebihan diri dan kekurang yang ada dalam diri.

Apapun yang terjadi dalam kehidupan percayalah jika tidak ada yang kebetulan. Senang, susah, suka dan duka itu semua adalah pembelajaran yang membuat kita tumbuh dan pandai menyikapi sesatu.

Jangan mudah menyalahkan orang lain apalagi sampai membenci atas ketidakbahagiaan diri, karena mungkin selama ini kita yang salah dalam menyikapi kebahagiaan dan kekecewaan.

Sadar atau tidak, suka atau tidak, kita sering melakukan hal serupa, jika kita melakukan hal yang membuat orang lain merasa dirugikan kita pura-pura tidak mengetahuinya, kita pura-pura tidak berniat melakukannya, lalu mengapa saat orang lain merugikan kita, diri selalu menuntut orang lain salah.

Walaupun pandangan baik dan buruk kita adalah versi mereka masing-masing, berupayalah terus menempuh menjadi baik, karena sesungguhnya kebaikan itu untuk diri sendiri dan selebihnya semoga manfaat itu bisa dirasakan orang lain.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 02, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Potret DiriWhere stories live. Discover now