WAVES

4K 344 31
                                    

Ketika deburan air laut yang menyapa bibir pantai menggelitiki telapak kakinya, sensasi yang ditimbulkan adalah perasaan geli, namun Taeil sangat menyukainya

Oops! Ang larawang ito ay hindi sumusunod sa aming mga alituntunin sa nilalaman. Upang magpatuloy sa pag-publish, subukan itong alisin o mag-upload ng bago.

Ketika deburan air laut yang menyapa bibir pantai menggelitiki telapak kakinya, sensasi yang ditimbulkan adalah perasaan geli, namun Taeil sangat menyukainya. Ia tak bisa menahan sudut bibirnya untuk mengulas sebuah senyum tipis. Sudah lama sekali ia tak menikmati euphoria musim panas di pantai tropis. Taeil sangat ingin menceburkan diri dan menikmati dinginnya air laut, namun karena pantai Miami siang hari ini terdapat begitu banyak pengunjung, Taeil lebih memilih mengurungkan niatnya. Cukup hanya merasakan sensasi deburan ombak saat cairan itu menyapa kaki-kakinya saja, ia sudah merasa sangat senang.

Seperti siang ini, ketika semua teman-temannya sibuk melakukan filming untuk NCT HIT THE STATES, hampir sebagian dari mereka memilih bermain dan berenang di tepian pantai. Taeil bisa melihat Donghyuck, Mark, Taeyong, Jaehyun bahkan Doyoung begitu menikmati kegiatan 'basah-basahan' mereka. Taeil yang merasa bosan karena tak melakukan apapun, lebih memilih berjalan-jalan dan bermain dengan gulungan ombak dan pasir pantai yang lembut.

Taeil hanya berjalan mondar-mandir menyusuri tepian pantai, merasakan sapuan angin sepoi yang menyapa ringan, membuat helaian rambutnya melambai-lambai tertiup angin. Tak jarang ia menunduk, memandangi jejak kaki yang ia buat ketika melangkah di atas pasir, dan tertawa kegirangan ketika deburan ombak dengan buih-buih ringan yang dingin berhasil menyapa telapak kakinya.

Terlihat sangat kekanakan.

Ketika sapuan air yang menyapa bibir pantai berangsur mundur kembali menuju lautan, pasir-pasir tempat Taeil berpijak seakan merosot, membuat tubuh Taeil limbung kehilangan keseimbangan. Namun sebelum tubuhnya berhasil mencium pasir pantai yang basah, sepasang tangan kokoh meraih tubuh mungilnya dari belakang, menariknya mundur hingga punggungnya berbenturan pelan dengan dada bidang milik seseorang, sedangkan paha sosok itu menahan sisi tubuhnya. Taeil mengerjapkan matanya. Selanjutnya, yang ia rasakan adalah sensasi dingin dan basah yang menjalar dari bagian belakang tubuhnya.

"Kau harus lebih berhati-hati dengan pergerakan ombak yang begitu tiba-tiba, Hyung." bisik Doyoung yang berada begitu dekat dengan telinga Taeil, pemuda yang lebih kecil secara refleks membelalakan matanya karena kaget. "Dengan tubuh sekecil ini, kau bisa dengan mudah terseret ombak." sapuan bibir pria itu di dekat telinganya, mengirimkan getaran halus ke sekujur tubuh Taeil, memberikan sensasi geli layaknya sapuan ombak yang menyapa kaki-kakinya.

"D-Doyoung?" Taeil gugup. Ia terkadang tidak mengerti mengapa tubuhnya selalu bereaksi seperti ini ketika ia berada begitu dekat dengan pria itu.

Tubuhnya kembali merasa tegang ketika deburan ombak lagi-lagi menyapa kaki telanjangnya, membuat Taeil secara refleks semakin merapatkan tubuhnya pada Doyoung. Melihat reaksi Taeil, pria itu justru terkekeh pelan. Taeil kembali merasakan sebuah desiran aneh didadanya ketika mendengar tawa pria itu.

Doyoung mengulurkan tangannya untuk memeluk pinggang Taeil erat, mencoba menahan tubuh lelaki mungil di depannya ketika ombak datang. Napas hangat Doyoung kembali menyapa tengkuk Taeil. "Tenang saja, aku tidak akan membiarkanmu jatuh." bisik pria itu dengan suara rendah, membuat tubuh Taeil kembali menegang. Ia mencoba meneguk ludahnya dengan susah payah.

Mereka masih bertahan dalam posisi ini selama beberapa menit. Taeil bahkan semakin mengeratkan cengkramannya pada lengan kokoh Doyoung ketika sapuan ombak beberapa kali mencoba menepi ke pantai. Ia memejamkan mata, merasa rileks dan nyaman dengan adanya Doyoung sebagai sandaran tubuhnya. Tubuh kekar pria itu layaknya dinding kokoh di punggung Taeil.

Pemuda mungil itu akan terus terlena jika saja suara rendah Doyoung tak kembali berbisik lembut di telinganya. "Mau sampai kapan kau akan terus begini, hm? Sudah waktunya kembali bersama yang lain." Taeil terkesiap ketika tangan Doyoung meraba pinggangnya, membantu Taeil berdiri kembali ke posisi semula. Namun sebelum melepas pelukannya di pinggang Taeil, pria itu menyempatkan diri memberikan kecupan singkat di tengkuk, leher hingga berakhir di pipi Taeil yang sejak tadi dihiasi rona merah samar.

"Mhh. D-doyoung, k-kita masih di tempat umum." suara Taeil sedikit bergetar karena gugup.

Doyoung merespon ucapan Taeil dengan kekehan pelan. Ia kembali berbisik lembut. "Kalau begitu, kita lanjutkan lagi nanti setelah kembali ke Hotel."

Doyoung segera menjauh, melangkahkan kaki-kaki jenjangnya menyusuri dinginnya pasir pantai. Meninggalkan sosok Taeil yang masih mematung tanpa beranjak seinchipun dari tempatnya berpijak. Pemuda itu tengah membawa jemari tangannya menyentuh bagian dadanya yang masih merasakan debaran tak karuan, seolah ia baru saja mendaki Puncak Everest.

'Kim Doyoung sialan!'

END

Punten!! Kenapa orang ini menggoda untuk dianuin 🙏 #PLAKKK

Oops! Ang larawang ito ay hindi sumusunod sa aming mga alituntunin sa nilalaman. Upang magpatuloy sa pag-publish, subukan itong alisin o mag-upload ng bago.

Punten!! Kenapa orang ini menggoda untuk dianuin 🙏 #PLAKKK

Punten!! Kenapa orang ini menggoda untuk dianuin 🙏 #PLAKKK

Oops! Ang larawang ito ay hindi sumusunod sa aming mga alituntunin sa nilalaman. Upang magpatuloy sa pag-publish, subukan itong alisin o mag-upload ng bago.

Gas Pak!! 🙏

Gas Pak!! 🙏

Oops! Ang larawang ito ay hindi sumusunod sa aming mga alituntunin sa nilalaman. Upang magpatuloy sa pag-publish, subukan itong alisin o mag-upload ng bago.
EUPHORIA [ DOIL ]Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon