Pagi yang Cerah dengan Kejutan

8.4K 246 6
                                    

Pagi ini adalah pagi yang cerah. Seperti pagi-pagi sebelumnya, aku terbangun di kamarku. Tepatnya dikamar kami. Aku dan Liera. Dan seperti pagi-pagi sebelumnya, Liera sudah bangun lebih dulu karena dia pasti dibangunkan ibu. Ya, ibu selalu membangunkan Liera setiap pagi. Sementara aku, tidak pernah dibangunkan.

Aku lalu turun dari lantai dua setelah mandi dan pakai seragam sekolahku. Sampai di meja makan, aku melihat hanya tinggal sepotong roti di sana.

"Seharusnya itu untukku," pikirku dalam hati. Tapi tiba-tiba, suara Liera yang nyaring terdengar di telingaku.

"Ibu, aku belum sarapan," ucapnya pada ibu yang berada di dalam dapur. Liera lalu datang menghampiriku yang berdiri tepat di samping meja makan...

"Eh, ada Liena. Kamu sudah makan?" tanyanya dengan ceria.

"Emm...," belum sempat kujawab pertanyaan Liera, ibu datang dan langsung memotong ucapanku.

"Ada apa sih?" tanya ibu.

"Ibu, aku belum sarapan. Ibu masak apa pagi ini?" tanya Liera lembut. Dia lalu melirik ke arahku.

"Kamu juga belum sarapan kan?" tanyanya padaku. Aku hanya mengangguk kecil. Ibu lalu mengambil sebuah roti yang ada di atas meja.

"Rotinya tinggal satu. Kalau begitu ini buat Liera saja. Liena kan kakak, mengalah untuk adiknya ya," ucap ibu sambil menyodorkan roti pada Liera.

"Tidak bisa begitu, bu. Liena kan sekolah dan dia belum makan. Bagaimana kalau nanti dia pingsan?" tolak Liera yang sekarang memegang roti itu.

"Tidak mungkin Liena pingsan. Sudah kamu makan itu. Liena, cepat berangkat," ucap ibu tegas.

"Ibu benar, aku gak akan kenapa-napa. Makan aja, aku juga gak lapar kok pagi ini," ucapku seraya pergi keluar dan menaiki sepedaku lalu pergi kesekolah.

Ya, begitulah perlakuan ibuku setiap saat. Selalu memenangkan Liera. Andai saja aku tidak lahir sebagai saudara kembar Liera dikeluarga ini, mungkin hidupku akan lebih menyenangkan.

Aku berandai begini bukan berarti aku membencinya. Aku menyayanginya sebagai kembaranku.

Di sekolah...

"Pagi!" sapa Aline. Teman sebangkuku.

"Pagi," jawabku sambil tersenyum manis. Lalu duduk di bangku.

"Eh, katanya hari ini ada murbar lho," ucap Kiky tiba-tiba.

"Murbar? Apaan tuh?" tanya Aline. Aku menganggukan kepala.

"Murbar itu murid baru. Masa gitu aja gak tahu sih," jelas Kiky.

"Oh, kamu tahu dari mana?" tanyaku.

"Tadi aku denger Bu Mira ngobrol gitu sama orang. Tapi aku gak tahu itu siapa. Terus yang aku denger cuma dia akan jadi murid baru dikelas XI MIA 2 itu kan kelas kita," jawab Kiky.

Aku dan Aline mengangguk bersama.

"Eh, Liena. Pinjam pr MTK dong! Susah banget nih. Boleh gak?" pinta Lovely.

"Bentar. Untuk temanku yang paling baik, aku akan pinjamkan kok," jawabku sambil mencoba mengambil buku tulisku.

Memang, pr MTK yang kemarin itu susah. Tapi untung aku tahu karena lihat di mbah gugel. Eh, maksudnya google. "Nih, gratis gak bayar," ucapku sambil menyodorkan buku tulisku. Lovely mengambilnya dan berkata.

"Thank you. You are my best friend forever," ucap Lovely sok Inggris. Aku terkekeh dan berkata.

"Terserah apa katamu lah,"

"Pagi anak-anak," sapa Bu Mira. Lho, kok Bu Mira udah masuk aja sih. Padahal kan belum bel. "Maaf sebelumnya. Bel sekolah sedang rusak jadi saya langsung masuk." oh, jadi itu alasannya.

"Oke semuanya. Hari ini kita kedatangan murid baru. Silahkan masuk," ucap Bu Mira bersemangat menyuruh seorang anak baru itu untuk masuk.

Aku termenung melihatnya. Sepertinya aku pernah melihat anak ini. Eh, tunggu lho kok.....!?

Twins LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang