19

3.7K 499 45
                                    

Cerita ini hanya untuk kesenangan pribadi dan tidak mengambil keuntungan dalam bentuk apapun.

Selamat membaca
.
.
.
.
.
.
.

Jimin mengerjap-ngerjap. Merasa dejavu dengan keadaannya saat ini. Ia kembali di bangunkan dengan elusan lembut dan gumaman merdu bak nyanyian dari surga.

Kepalanya mendongkak sebab merasa terlalu silau dengan sinar matahari yang menelusup dari celah jendela.

"Oh, syukurlah, pangeran sudah sadar." Pekikan penuh kelegaan itu membuat Jimin menoleh kearah sampingnya. Seseorang duduk bersimpuh dengan raut khawatir begitu kentara.

Orang itu tiba-tiba saja bersujud lalu melafalkan doa dan puji syukurnya.

Rasanya ada yang salah. Jimin berpikir namun belum pasti akan jawabannya sendiri.

Orang disampingnya ini memakai hanbook dan wajahnya hanya menunduk tak dapat Jimin tebak bagaimana rupanya. Ruangan yang dia tempati juga persis seperti drama-drama pada jaman juseon yang sering di tonton Yoongi si gula-gula.

"Pangeran? Pangeran, perlu kupanggilkan tabib?" Sekonyong-konyong orang di sampingnya mendongak menatap padanya takut-takut. Jimin seolah terhipnotis.

Itu Yoongi. Yoongi si manis gula dengan hanbook dan rambut panjang hampir mencapai bahu.

Jimin kesulitan bernafas.

"P-Pangeran? Anda kenapa?" Si cantik itu panik ketika melihat Jimin yang melotot memandangnya dengan nafas tercekik.

Jimin akan mati bahagia sebab kecantikan Yoongi.

Wajahnya ditepuk-tepuk brutal dan Jimin tetap berusaha untuk mengatur nafasnya yang sesak.

****

"Jimin! Jimin! Bangun atau mati saja kau, sialan!"

Jimin terbangun lagi. Nafasnya masih sesak. Yoongi menimpa dirinya di atas tubuhnya secara tak tau diri. Pipinya masih ditepuk kasar padahal si gula jelas-jelas lihat Jimin sudah buka mata. Penyiksaan dipagi hari seperti biasa.

"Menyingkir, gendut. Aku hampir mati tak bisa nafas!" Serunya. Di balas cebikan tak suka dari si pacar.

"Kau mengigau aneh semalam. Terus saja bergumam, aduh cantiknya, sampai aku muak."

Jimin terkekeh, teringat mimpinya yang sangat abstrud namun juga menyenangkan. Lumayan memacu adrenalin.

"Kenapa ketawa? Kau mimpi cewek?!"

Bentakan itu tak digubris Jimin. "Aduh, begitu saja cemburu. Aku mimpi kamu, kok." Bisiknya dengan kedua tangan mengunyal pipi Yoongi dengan gemas, sesekali meringis sebab Yoongi mencubitnya barbar.

"Dalam mimpiku, aku jadi pangeran lalu kau jadi putri cantik."

"Ngawur! Apa teman kampusmu memberi film porno aneh lagi?"

Jimin gelagapan. Ia menggeleng cepat. "Aku baru sembuh. Harusnya jangan mengomel saja, dong. Aku butuh asupan pagi hari."

"Maunya."

"Emang mau. Sini cium dulu."

"Nggak ada cium sebelum sikat gigi!" Mutlaknya yang membuat Jimin merengut dengan wajah kekanakan.

Ketika, Jimin selesai sudah tak didapatinya Yoongi dalam kamar. Wangi manis tercium dan, Jimin berjalan kearah dapur.

Yoongi sedang membuat pancake dengan apron dan baju kedodoran serta celana pendek yang ketat. Bagi Jimin itu pemandangan pagi hari yang menyegarkan.

Benar. Mungkin saja dulunya Jimin adalah seorang pangeran yang menyelamatkan kerajaan hingga beruntung mendapatkan Min Yoongi di masa sekarang.

Di peluknya badan berisi itu lembut hingga membuat Yoongi berjengit kaget, sedetik kemudian kembali pada pekerjaannya membuat sarapan. Jimin kecupi bahu mulus itu hingga leher lalu mencapai rahang lalu menghisapnya di sana seperti lintah.

Yoongi mengerang. "Jangan buat tanda di situ, bodoh."

"Terserah aku." Gumam Jimin. Tak hentikan kegiatan cumbuan paginya pada si gula. Sangat jarang Yoongi bersikap pasrah padanya dipagi hari.

Begitu kaget saat tau-tau, Yoongi membalik badan setelah mematikan kompor. Lalu bibirnya yang semerah buah berry itu mengecup bibir Jimin. Memberikan lumatan dengan mata sipit tertutup rapat.

Jimin merasa menjadi manusia paling bahagia dimuka bumi.

Di angkatnya tubuh Yoongi yang berat dari pada dirinya itu ke meja makan masih dengan tautan bibir yang saling cecap. Ketika deru nafas mereka semakin menyatu dan butuh lebih banyak oksigen, beberapa detik sejenak ciuman itu terlepas.

Bisikan cinta mengalun dari keduanya hingga mereka terkekeh sambil berpelukan erat.

"Aku sudah bersikap baik. Jadi berikan aku setoples coklat, ya?"

Senyuman Jimin luntur.

Tbc

Sori aku telat update karna semalem ketiduran. Dan maaf kalo banyak typo.

 Dan maaf kalo banyak typo

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Ototnya chimin 😭👌

DIET DIET (MinYoon)Where stories live. Discover now