~~~What if~~~

2.2K 312 20
                                    

Di sinilah cerita bermula, Kerajaan Kouka yang dipimpin oleh seorang raja. Tanpa didampingi ratu maupun selir, hanya ada dua orang putri berusia 15 tahun yang dibesarkannya.

"Pertunangan?" sahut gadis berambut hitam gradasi merah tersebut. Setelah acara perayaan ulang tahun Yona dan (Nama), Raja Il menyempatkan diri berbicara empat mata dengan putri sulungnya.

Raja Il mengangguk. "Sejak dulu, Yona sangat keras kepala menginginkan Suwon untuk menjadi suaminya kelak. Sementara kau sendiri tahu, kalau Yona adalah putri mahkota yang kelak akan mewarisi kerajaan ini. Suami Yona lah yang akan menjadi raja." ia beralih memunggungi putrinya yang duduk di kursi. "Mungkin jika kau bertunangan dengan Suwon, Yona akan berhenti berharap dan mulai mencari laki-laki lain."

(Nama) mengepalkan kedua tangannya di bawah meja kuat-kuat. "Tapi, Ayah, kau tahu sendiri kalau Yona sangat mencintai Suwon. Sebagai kakaknya aku tidak bisa mengambil keputusam yang membuat Yona sakit hati."

Sudah cukup (Nama) menjadi boneka sang ayah. Bahkan sudah menjadi rahasia umum kalau ia adalah putri yang terbuang, tak pernah disayangi, dan tersingkir.

Walaupun kembar dan memiliki jangka waktu lahir berdekatan, (Nama) adalah putri tertua dimana ia-lah yang mestinya memimpin kerajaan kelak.

Namun, sedari kecil (Nama) sadar. Kasih sayang ayahnya hanya untuk Yona. Maka dari itu, (Nama) berjuang sendirian mendapatkan pengakuan dari warga istana dan kerajaannya.

Walau senjata dilarang, (Nama) tetap berusaha berlatih dan sering menyusup ke area latihan prajurit. Puncaknya saat (Nama) meminta secara terang-terangan kepada sang ayah untuk berlatih senjata. Saat itu terjadi pertengkaran hebat di antara keduanya. Raja Il terpaksa menyetujui dengan syarat (Nama) berada dibawah pengawasan Mundok.

"(Nama), untuk kali ini saja, aku mohon. Aku tidak bisa menyerahkan tampuk kekuasaan esok kepada Suwon." Raja Il berbalik, menatap tubuh kecil putrinya. Ada perasaan sesal yang terselip. Pria tambun itu sadar bahwa perlakuannya yang berbeda sangat membebani putri sulungnya, tapi ia tidak bisa tidak melakukannya. Ada satu janji antara Raja Il dengan raja terdahulu tentang ini yang tak bisa ia ingkari.

"Kumohon," ulang Raja Il lagi.

(Nama) mengalihkan pandangannya. "Aku ... aku tidak berani, Ayah." bahkan memikirkan untuk menyukai laki-laki saja ia tak pernah. (Nama) berbeda dengan Yona yang memiliki sifat ceria dengan banyak orang yang mengelilinginya. (Nama) adalah orang yang muram, ia lebih banyak menghabiskan waktunya untuk berlatih dan mencari perhatian orang-orang yang lebih penting untuk kedepannya.

"Apa maksudmu?"

(Nama) menghela napas. "Aku yakin Suwon pun menyukai Yona, jadi tidak mungkin aku---"

Brak

Tubuh (Nama) terlonjak kaget saat menyadari sang ayah menggebrak meja tiba-tiba. Bagian atas wajah (Nama) menggelap. Gadis itu tertunduk.

"(Nama), Ayah mohon dengan sangat terimalah pertunangan ini. Kau akan mengerti alasan Ayah melakukan ini nanti," ucap Raja Il. "Sekarang pergilah istirahat. Kau pasti lelah setelah perayaan ulang tahun tadi."

Tanpa menjawab (Nama) berdiri. Di ujung pintu keluar, (Nama) berhenti. Ia berbicara tanpa memandang sang ayah. "Ayah, ketahuilah, putrimu bukan hanya Yona."

Mata Il membelalak. Baru saja ia akan bersuara, pintu sudah tertutup dengan keras oleh (Nama). Sang raja mengusap kepalanya lemas. "Maaf.... Maafkan Ayah, (Nama)."

***

Baru saja (Nama) keluar, ia sudah dikejutkan dengan keberadaan Suwon tak jauh dari pintu.

"(Nama)? Kenapa malam-malam ada di sini?" tanya pemuda berambut pirang itu.

𝙁𝙇𝙊𝙒 2 [Akatsuki No Yona] -𝙳𝚒𝚜𝚌𝚘𝚗𝚝𝚒𝚗𝚞𝚎𝚍-Where stories live. Discover now