Chapter 29

383 41 5
                                    

2 Tahun kemudian

Suatu siang yang cerah di bulan Juli, di wilayah Geochang, sebuah area perkebunan strawbery, Taehyung berjalan mengamati buah berwarna merah cerah yang ditanamnya sejak tiga bulan lalu. Ia memetik sebuah lalu digigitnya untuk merasakan kesegaran dan kekenyalannya.

"Rasanya manis kan?"

Taehyung menoleh sedikit ke belakang dan menemukan sang ayah sudah berdiri, mengenakan topi rotan bercaping lebar sama seperti dirinya. Ia pun mengangguk penuh semangat sambil menghabiskan buah strawbery yang digenggamnya.

Ayah Taehyung tersenyum ke arah putranya sebelum melemparkan pandangan ke sebidang tanah perkebunan miliknya, yang berhasil dirawat dengan baik selama ia dalam masa pemulihan.

Ya, pria paruh baya itu memang sempat harus beristirahat hampir dua tahun setelah menjalani operasi pencangkokan ginjal. Dan selama itu, Taehyung menggantikan tugas sang ayah untuk meneruskan bisnis keluarga mereka sebagai petani sekaligus pemasok buah strawbery di wilayah mereka.

"Sudah hampir jam makan siang. Ayo kita kembali sekarang," ucap Taehyung pada ayahnya seraya menyeka keringat yang menetes di pelipisnya.

Keduanya pun berjalan beriringan menuju rumah yang berjarak kurang dari dua ratus meter dari perkebunan. Mereka pun melangkah melewati sebuah rumah yang letaknya nyaris bersebelahan dengan rumah keluarga Kim.

Ada sebuah mobil minivan berwarna silver terparkir di dalam pekarangan rumah. Dahi Taehyung mengernyit karena sudah hampir setahun ia mengetahui rumah itu kosong karena penghuni lamanya sudah pindah ke Daegu.

"Kalian sudah datang rupanya. Ayo, eomma sudah memasakkan japchae kesukaanmu, Tae," suara riang sang ibu langsung menyambut tatkala Taehyung dan ayahnya memasuki rumah.

"Wah, eomma memasak banyak sekali!" ujar Taehyung dengan mata yang berbinar.

"Apakah hari ini hari spesial?" giliran Pak Kim yang bertanya sembari menarik kursi terdekat lalu duduk diatasnya.

Ibu Taehyung yang sempat kembali ke dapur, sudah kembali ke ruang makan sambil membawa panci berukuran medium. "Kita punya tetangga baru. Jadi aku membuatkan makanan lebih banyak sebagai ucapan selamat datang kita untuknya."

"Oh iya, tadi aku baru akan menanyakannya pada eomma. Aku melihat ada mobil disana," Taehyung menanggapi seraya meneguk segelas air putih dingin untuk membasahi kerongkongannya yang kering.

"Apa kau sudah bertemu dengannya, jagi?" Pak Kim bertanya kepada sang istri yang dijawab oleh gelengan kepala.

"Aku baru mengetahuinya dari ibu-ibu di pasar tadi. Mereka bilang ada seorang gadis muda yang mengontrak rumah itu. Ia baru saja pindah tadi malam dari Seoul dan dia tinggal seorang diri. Kabarnya lagi, gadis itu berniat membuka usaha juga di rumah barunya," jelas Bu Kim kemudian.

"Wah, dia mungkin ingin belajar mandiri. Luar biasa," ucap Pak Kim sementara istrinya sudah terlihat sibuk menuangkan hampir setengah porsi japchae yang ia masak hari itu, ke dalam panci kosong yang tadi dibawanya.

Sementara itu, Taehyung yang sedaritadi menjadi pendengar yang baik, hendak mengambil piring kosong yang letaknya tak jauh dari posisinya yang sekarang, namun sang ibu buru-buru menghalangi. "Tae, sebelum kau makan, eomma minta tolong kau antarkan makanan ini untuk tetangga baru kita."

"Kenapa harus aku? Kok tidak eomma saja?" Taehyung menunjukkan raut wajah keberatan. Bukan karena ia tidak ingin berkenalan, hanya perutnya sudah sangat lapar.

"Eyy, kalian kan sama-sama masih muda. Akan lebih baik kalau kau dulu yang berkenalan dengannya supaya tidak canggung," tanpa menggubris protes dari putranya, Bu Kim menyodorkan panci berwarna kuning muda yang sudah terisi makanan tepat di depan wajah Taehyung dan membuat pemuda itu tidak punya pilihan lain selain menurutinya.

You're Still MineWhere stories live. Discover now