Bab 01 || Pagi hari

56 2 1
                                    

hangat sekali, walaupun pandanganku kabur, aku masih bisa sedikit melihat bayang-bayang cahaya di atasku. ada apa ini? kenapa ada paprika dan jamur di sebelahku? aku tidak bisa bangun, dan anehnya sebelum aku pingsan tadi rasanya aku masih mengobrol bersama keluargaku. dan sekarang ...

WAAHH!! aku melihat kakiku, kakiku tidak menempel di tubuh ibu kami!

dan sekarang, aku bersama dengan jamur, wijen, dan paprika yang dilumuri cairan hitam berbau! di-di sebelahku, ada manusia yang sedang mengaduk-aduk ember kecil yang diisi air berwarna cokelat, kemudian ia memberikannya kepada--manusia yang lebih kecilnya lagi!

"bu paprika!" panggilku, tetapi kondisinya sudah mengkhawatirkan. aku tidak lagi merasakan tanda kehidupan di dalam diri ibu paprika, dan pak jamur juga--tidak bernyawa. kalau wijen! eh ... wi-wijen? dibalik itu semua, aku tidak merasakan adanya kehidupan di atas piring berwarna kuning bagai bak besar ini. aku tidak menemukan saudara--HAH!!? Kak Brokoli ke-4! dia tepat berada di belakangku!

"kakak! kakak!" aku memanggil. "ini aku, Brokoli ke-28!" namun aku tidak mendapat jawaban apapun, aku mencoba memanggil saudara-saudaraku yang lain. sama saja, sama saja, sama saja! mereka semua terbaring tak berdaya, dan aku ... masih hidup, seorang diri?

itu hal yang baik mungkin.

"baik, anaknya mama yang paling ganteng! ayo dibuka mulutnya! aaahh ..."

TIDAK UNTUK SAAT INI!!

sekarang manusia itu mengambil sesendok dari kami, dan aku ikut terbawa olehnya! hal mencekam dan menyeramkan ini membuatku ingin teriak, tetapi aku memang tidak bisa melakukannya--sejak aku lahir.

"tidak mau!" anak itu menampar sendok itu dan aku terjatuh ke bawah lantai yang cukup dingin, aku berada di bawah meja dan hanya menatap kaki seorang ibu. aku melihat anak itu duduk di atas kursi dan kakinya tidak cukup untuk menyentuh lantai. aku mendengar omelan-omelan orang itu kepada anaknya, meskipun aku tidak mengerti bagaimana wajah mereka di balik meja makan.

"mbak! ini disapu dong!" teriak orang besar, aku merasakan derapan kaki yang makin lama mendekat. seorang wanita membawa tongkat besar berbulu kemudian menggeretku dengan itu, dan meletakkanku di atas tempat plastik keras penuh dengan debu. tubuhku menjadi sangat kotor, dan sambil melihat aku melayang di udara sambil mengikuti arah langkah wanita itu, aku melihat wajahnya. cantik sekali.

srek! ia meletakkanku di samping jalan raya dekat selokan, udaranya kotor sehingga badanku yang kotor menjadi kotor lagi. dan aku melihat tumpukan sisa makanan di sebelahku, bau badanku menjadi campur aduk.

aku terkejut melihat sebuah makhluk kecil berbentuk nasi berada di sebelahku, mereka menggeliat di badanku.

HUAAAAHHH!!! TOLONG AKU!!

seekor kucing memainkan rambutku, hidungnya mengendus-endus dan kemudian a menunjukkan wajah tidak senangnya kepadaku kemudian ia mengeluarkan cakarnya dan ia melemparku ke tengah jalan raya.

"hyaah!!" teriakku. aku tergelinding melewati aspal yang panas, sebuah sepeda melewatiku, disusul motor, kemudian mobil. semuanya mengeluarkan bau yang tak sedap. pada akhirnya, aku terhenti di depan sebuah supermarket yang didepannya dipenuhi tanaman-tanaman hias dan beberapa pohon kecil. aku berada di depan pintu berkaca itu--aku merasakan dinginnya suhu didalamnya.

"ya tuhan!" pekik orang-orang. "apa yang dia lakukan!?"

aku memalingkan wajahku kemudian melihat seorang nenek berada di belakangku, ia menunjuki diriku dengan jarinya dan memasang ekspresi ketakutan. perlahan-lahan beberapa orang yang melewati kami ikut mencemoohku, mereka berkata--orang gila, orang nyasar, dan sebagainya. dan aku hanya menatap mereka dengan tatapan kosongku. aku berpikir, apa yang kalian lakukan?

Broccoli NymphTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang