Meeting

2K 31 0
                                    

Hari ini aku meluangkan waktu ku untuk mendaftarkan Xavier bersekolah. Setidaknya ku pikir dia sudah bisa masuk playgrup. Dan ku berharap dia tidak akan kelelahan meski kegiatan bersekolahnya tidaklah berat.

Aku belum mengatakan padanya jika dia akan segera bersekolah. Dimana masa tumbuhnya yang terbilang cukup pesat akan terimbangi dengannya bersekolah.

Aku juga berharap agar Xavier mampu beradaptasi dengan lingkungan barunya nanti, terbilang Xavier cukup membentengi dirinya saat dikantor ku kemarin. Berkenalan dengan beberapa staff yang hanya dibalas dengan senyum tipis dan anggukan kepala.
Semoga ini hanya pandangan ku saja, karena awal pertemuan Xavier dengan lingkup orang dewasa.

Mataku terus menatap gemas laki-laki muda didalam rumah ku ini. Dengan gayanya yang keren, tatanan rambut rapi, dan aroma tubuhnya yang maskulin khas anak-anak.

Sempat membuatku selalu berpikir, darimana laki-laki muda ini mendapatkan cara berpenampilan seperti ini. Walaupun boleh kukatakan jujur, aku menyukai cara berpenampilannya. Meski terlihat seperti remaja-remaja yang sedang kasmaran pada masanya.

Aku pun menghampirinya yang saat ini sedang berkaca dengan sebuah sisir kecil ditangan mungilnya itu. Senyum manis terpatri diwajahnya saat dia melihat ku berdiri dibelakangnya dari cermin yang dihadapannya.

" momm.. " cengir khasnya dengan lesung pipit yang menjorok kedalam dikedua pipinya.

Aku mengacak rambutnya gemas.

" mommm.. " rengeknya tak suka. Aku hanya terkekeh dengan tingkahnya yang merajuk. Kemudian berjongkok disisinya.

" anak momm udah besar yaa.. Siapa sih yang ngajarin X berpenampilan seperti ini?? " tanya ku penasaran dengan wajah yang dibuat-buat.

" hehehe, X nonton di youtube mom. Ada yang berpenampilan seperti ini. Jadi X memadukan caranya dengan pakaian X. " kekehnya menampilkan deretan gigi kecilnya.

" hmm.. Mom suka.. Tapi X jadi terlihat seperti orang dewasa, bukan anak-anak yang seharusnya. " kata ku pelan agar X memahami ucapan ku.

" yahhh mom.. Berarti mom ga suka donk X pake baju ini?? " sedihnya.

" no, mom suka. Hanya saja.. X tidak harus berpenampilan seperti ini setiap hari. Ada saat-saat tertentu untuk X bisa berpakaian santai dirumah. Dan ada saatnya berpakaian rapi untuk bepergian. " ucapku cepat agar Xavier tidak sedih. Karena melihatnya sedih membuat hati ku sesak.

" tapi kan X mau pergi momm.. " lirihnya yang membuat ku menaikan sebelah alis.

" memang X mau kemana?? "

" X mau ikut momm ke kantor lagi. Bantu momm kerja. " cengirnya lebar yang membuatku terkekeh pelan dan geleng kepala.

" tapi ini sudah siang X, waktunya X untuk tidur siang. Lagipula momm hanya sebentar kembali ke kantor untuk meeting. Setelah itu pulang kerumah lagi. "

" no momm.. X ikut ke kantor. X bosan dirumah. " rengeknya.

Setiap hari memang aku selalu menyempatkan waktu ku untuk makan siang dirumah dan menemani Xavier untuk bermain sebentar. Setelah itu kembali ke kantor. Walau terkadang aku lebih sering menghabiskan waktu dirumah bersama Xavier. Dan membawa sebagian pekerjaan kerumah.

Aku memahami kebosanan yang didera Xavier. Ditambah tidak adanya teman sebayanya dirumah ini. Apalagi jika aku ada meeting dadakan atau harus keluar kota, Xavier semakin terlihat bosan.

Bahkan kehadiran bi Surti dan pekerja lainnya dirumah ini tidak membantu Xavier menghilangkan bosannya. Xavier lebih mengandalkan ku untuk rasa bosannya. Meski ku akui terkadang aku kewalahan dengan sikap aktifnya.

Hot MamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang