Chapter 5

8.4K 1.2K 140
                                    

Pagi itu, Jeno tak henti menatap Jisung khawatir. Ketika mengekor Jisung dalam perjalan ke sekolah pun Jeno tak bisa melepas pandangannya pada sang adik.

Sejak bangun tidur, Jeno tak menemukan orangtuanya di rumah. Mereka pasti berangkat lebih awal karena urusan pekerjaan. Kebetulan hari ini Jeno sedang libur mengantar susu dan sup labu karena pemilik kedai sedang sakit, jadi ia putuskan untuk memasak sarapan untuk Jisung. Semua ia lakukan setenang mungkin agar tak menimbulkan suara, takut jika Jisung terbangun. Adiknya tak akan sudi memakan apapun yang Jeno sentuh. Daripada melihat adiknya kepalaran karena tak sarapan, ia lebih memilih untuk sembunyi dan meninggalkan catatan di meja makan seolah masakan itu dimasak oleh ibu mereka.

Tapi bukan itu yang menjadi sumber kekhawatiran Jeno. Melainkan wajah adiknya yang terlihat cukup pucat. Bocah itu terus meremas bagian depan seragamnya, tepat di depan dada dan sesekali meringis sakit. Bahkan langkahnya kali ini tak sekuat biasa. Sesekali limbung dan berpegang pada apapun yang ia lewati, tak jarang ia menabrak sesama pejalan kaki yang lewat.

Jeno tentu saja ingin menolong, namun ia paham jika Jisung tak aka sudi menerima bantuannya. Malah ia akan memilih rute lain untuk berangkat jika tau Jeno mengikutinya setiap hari. Jadi Jeno memutuskan untuk diam memperhatikan, dan waspada jika adiknya itu tiba-tiba ambruk.

-SEBAGIAN DIHAPUS UNTUK KEPERLUAN PENERBITAN-

Take Me Home [END]Where stories live. Discover now