2. Hanya Teman

1.3K 262 17
                                    

Donghyuk masih tetap duduk di samping Ahra, menemani gadis tersebut menunggu operasi sang Mamah selesai.

"Semua akan baik-baik saja," gumam Donghyuk menenangkan Ahra "kamu gak usah sekhawatir itu."

Ahra hanya terdiam saja, pikirannya sudah bercabang kemana-mana. Ia berpikir bagaimana jika mamahnya tidak dapat diselamatkan, bagaimana jika biaya pengobatan sang mamah benar-benar mahal. Dan bagaimana setelah ini cara ia membalas budi dari keluarga Donghyuk.

Ya. Waktu satu bulan nyatanya tak akan cukup untuk mengumpulkan banyak uang untuk pengobatan operasi jantung sang mamah.

Walau sudah ditanggung oleh asuransi dari pemerintah yang sang mamah dapatkan karena almarhum papah dahulunya adalah seorang PNS.

Tetapi tetap saja, itu tak cukup untuk membiayai biaya obat yang beberapa tak dapat ditanggung pihak asuransi.

Hingga akhirnya, pilihan terakhir Ahra adalah menerima bantuan dari keluarga Donghyuk. Lebih tepatnya ayah Donghyuk.

Pintu ruang operasi tiba-tiba terbuka, berbarengan dengan ayah dari Donghyuk yang menjadi dokter operasinya.

"Mamah kamu baik-baik saja," kata ayah Heechul menjelaskan "sekarang kita lagi terus memantau kemajuannya terhadap jantung baru beliau."

Ahra langsung membungkuk berkali-kali mengucapkan terimakasih, "Terimakasih Dok, terimakasih."

Ayah Heechul mengangguk saja sembari tersenyum, "Kamu disini aja," kata ayah Heechul pada Donghyuk "temenin Ahra."

Donghyuk langsung mengangguk, "Aku udah bilang Mas Jinan kok," jelas Donghyuk.

"Kamu ikut ayah dulu, urus Administrasi." kata Ayah Heechul pada Donghyuk "Ahra kalo mau nemenin mamahnya silahkan, biar suster antar."

Ahra hanya mengangguk saja dan setelah itu berjalan mengikuti seorang perawat yang mengantarnya menuju ruangan untuk mamahnya.

🍃

"Hyuk? Gak bisa pindah aja ke ruangan ya biasa?" tanya Ahra yang wajahnya terlihat sedikit khawatir "Ini VVIP, gue gak yakin bisa bayarnya."

Donghyuk yang baru saja tiba setelah tadi mengobrol sebentar dengan sang ayah hanya bisa mengedikan bahunya.

"Ayah yang ngurus, aku cuma disuru tanda tangan aja." jawab Donghyuk "Udah, lo gak usah khawatir. Fokus sama kesehatan mamah aja."

Ahra menghela nafasnya, Donghyuk terlalu baik pada keluarganya. Dan itu membuat Ahra merasa tak enak.

"Permisi," suara seseorang dari balik pintu mengintrupsi Donghyuk dan Ahra "pesanan makan siang atas nama Kim Donghyuk."

Donghyuk langsung berjalan mendekat pada seorang pelayan dari kantin rumah sakit tersebut, menerima nampan berisi makanan dan minuman yang Donghyuk pesan.

"Makan," titah Donghyuk mendekatkan sepiring nasi goreng ke dekat Ahra.

Sedangkan Ahra hanya terdiam saja, sejenak ia menoleh kepada Mamahnya yang masih terlelap tidur, dan setelah itu menoleh pada Donghyuk yang fokus pada makanannya sembari bermain ponsel.

"Ra, tau ga? Gue kira duit Adsense bisa diambil tiap bulan," cerita Donghyuk sembari menyodorkan sendok berisi nasi goreng kedepan mulut Ahra "ternyata kaga."

"Masa?" tanya Ahra dan berbarengan dengan masuknya sesendok nasi goreng oleh Donghyuk yang menyuapinya.

Donghyuk mengangguk sedih, "Tapi lumayan tau, masa kurang dari satu bulan gue udah dapet bayak subscriber." cerita Donghyuk antusias sembari kembali menyuapkan sesendok nasi goreng kepada Ahra.

Ahra mengangguk, "Degem lo kan banyak," cerita Ahra "mereka kalo disatuin juga bisa bikin negara baru. Dengan lo sebagai presidennya."

Donghyuk langsung terkekeh, "Gue kalo mau bikin negara. Sistem pemerintahannya mau monarki aja." kata Donghyuk disela-sela tawanya "Gue jadi raja, lo ratunya."

Ahra langsung mendelik saat mendengar perkataan Donghyuk, "Dasar Denny Cagur." saut Ahra semabari menerima kembali suapan nasi goreng dari Donghyuk.

🍃

"Ada barang yang harus lo ambil kaga?" tanya Donghyuk "baju ganti lo misalnya."

Ahra langsung menggeleng, "Gue udah bawa ko. Sana balik lo" usir Ahra saat keduanya sudah tiba di lantai dasar.

"Lo gak papakan sendirian?" tanya Donghyuk khawatir, sedangkan Ahra hanya terkekeh saja.

"Ahra kan kuat," kata Ahra di susul dengan senyuman sombongnya "buat apa tiap hari sarapan uduk kalo kaya gini aja ga berani."

"Hati-hati, kalo ada apa-apa langsung kasih tau gue."

Ahra hanya tersenyum saja, "Makasih ya Dong." ucap Ahra "Lo emang temen yang paling ngertiin gue."

Donghyuk hanya mengangguk saja, mengacak-acak sebentar rambut Ahra dan setelah itu berjalan menjauh, menuju mobilnya.

"Tapi gue gak mau kalo kita hanya teman, Ra." gumam Donghyuk yang sudah pasti tak dapat Ahra dengar.

Tbc

Cinderella [Donghyuk - OC]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang