➤ 03

11.6K 1.3K 114
                                    

Jeno memasukin kamar mandi dengan sangat terburu-buru. Tanpa Jeno ketahui ada sebuah cairan pembersih lantai yang tercecer di atas lantai kamar mandi. Karena panggilan alam tidak bisa untuk di tahan-tahan lagi, Jeno berlari begitu saja tanpa memperhatikan kondisi lantai.

Jeno jatuh terlentang di lantai kamar mandi. Cukup mengenaskan dan mungkin sebentar lagi tubuhnya akan benar-benar lumpuh. Beruntung Jeno masih bisa melindungi kepalanya agar tidak menyentuh lantai.

'Tuhan bantu aku, selamat kan hamba mu ini' doa Jeno dalam hati.

➖ ➖ ➖

"Jinhee, Jaehee kalian pergilah ke ruang makan. Eomma akan mencari kedua kakak kalian" kata Jeno yang kemudian mengecup satu persatu pipi anak-anaknya.

"Siap eomma! Tapi jangan lama-lama ya" kata Jaehee dan di angguki kepala dengan Jeno.

Setelah Jinhee dan Jaehee pergi ke ruang makan, Jeno segera mencari keberada Heejun dan juga Minhee.

"Kemana mereka?".

Setelah lima menit tidak kunjung menemukan kedua anaknya, Jeno mecoba pergi ke loteng rumah mereka. Biasanya Heejun dan Minhee berada di loteng jika tidak di temukan di mana pun dan TADA! Keduanya memang berada di loteng.

"Heejun, Minhee ayo kita makan ma_" belum sempat Jeno menyelesaikan perkataanya, Heejun lebih dulu memotong perkataanya

"Kau akan mendapatkan kejutan" kata Heejun.

Jauh dengan apa yang Jeno fikirkan. Sepertinya akan ada sesuatu yang menyiksa tubuhnya lagi setelah ini, mengingat Heejun dan Minhee tidak menyukai keberadaanya yang kata keduanya merebut posisi ibu kandung mereka.

"Sepertinya kau tidak sabar menunggu kejutannya. Ah, baiklah. Mari kita berikan kejutannya kak!" seru Minhee, kedua bola matanya berbinar-binar.

Belum sempat Jeno melarikan diri. Sesuatu yang cukup keras menghantam kepalanya dan membuatnya jatuh terlentang untuk yang kesekian kalinya. Tidak sampai di situ, ternyata kedua bocah itu sudah menyiapkan berbagai mainan yang siap menyapu punggung indah Jeno.

➖ ➖ ➖

Jaemin meraba punggung Jeno setelah menyingkap piyama yang Jeno gunakan. Warna biru dan merah terlihat begitu kentara. Dan sudah pasti rasanya sangat sakit. Dengan hati-hati Jaemin mengoleskan salep di punggung Jeno secara merata.

"Apakah sangat sakit?" tanya Jaemin hati-hati

"Hmm" gumam Jeno.

Jaemin menghela nafas kasar. Setelah mengoleskan salep di punggung memar Jeno, Jaemin kembali menurunkan piyama Jeno dan kemudian merebahkan tubuhnya di samping Jeno. Membawa sang istri ke dalam pelukkan hangatnya.

"Maafkan aku sayang. Setelah ini aku janji, aku tidak akan membiarkan anak-anak menyakitimu lebih jauh" Jaemin mengusap kepala Jeno.

"Aku sunggung tidak apa-apa dan aku mengerti bagaimana perasaan mereka. Beri waktu kepada mereka dan setelah itu mereka akan mengerti dengan sendiriya" dewasa, begitulah yang Jaemin pikirkan.

"Terima kasih karena sudah mau bersabar menghapi anak-anak ku" Jaemin mencium puncak kepala Jeno.

"Ya. Mereka juga anak-anak ku" hati Jaemin menghangat, tidak salah dia menikahi Jeno sebagai istrinya.

Di dalam pelukkan hangat Jaemin, Jeno tersenyum simpul. Dia begitu menyukai bagaimana sosok ini merengkuhnya dan memperlakukannya dengan baik. Berlahan-lahan perasaan itu mulai timbul.

➖ ➖ ➖

Keesokkan harinya. Jeno masih tertidur pulas di dalam pelukkan Jaemin. Sementara Jaemin, pria Na itu sudah bangun sejak tiga puluh menit yang lalu tapi dia masih enggan untuk beranjak dari ranjang. Dan hari ini Jaemin memutuskan untuk tidak pergi ke kantor, Jaemin akan pergi ke rumah sakit untuk memeriksa punggung istrinya.

"Ugh" suara khas bangun tidur Jeno membuat Jaemin tersadar dari lamunanya.

"Apakah masih sakit?" tanya Jaemin. Wajahnya begitu khawatir melihat raut wajah kesakitan Jeno.

"Sedikit. Tapi jangan khawatir, ini akan cepat sebuh jika ak_"

"Kita pergi ke rumah sakit"

"Tidak. Aku tidak apa-apa, lagi pula aku harus pergi ke kampus dan aku tidak bisa mening_"

"NA JENO!"

"Ahhh, baiklah" Jeno mengalah, "tapi apakah kau tidak pergi bekerja?" tanya Jeno, kepalanya mendoang menatap wajah Jaemin.

"Tidak, aku akan menemanimu istri cantik ku ke dokter. Kau tahu? Aku begitu mengkhawatirkan mu sayang" bisik Jaemin.

Jeno merasakan kedua pipinya memanas ketika mendengar perkataan Jaemin dan berakhir membenamkan wajahnya di dada bindang Jaemin. Membuat pria tampan itu terkekeh melihat tingkah lucu sang istri.

➖ ➖ ➖

Setelah mengantarkan Heejun, Minhee, Jinhee dan Jaehee ke sekolah. Jaemin melesatkan mobilnya menuju rumah sakit.

Seperti apa yang Jaemin katakan tadi pagi. Mereka akan pergi ke rumah sakit, untuk memeriksakan punggung memar Jeno.

"Setelah pulang bisakah kita pergi belanja keperluan dapur? Kemarin aku lupa berbelanja" ucap Jeno memecah keheningan.

"Tentu saja, aku akan menemanimu" jawab Jaemin.

Beberapa menit kemudian mereka sudah sampai di salah satu rumah sakit besar di Seoul dan Jaemin merupakan pemilik dari rumah sakit tersebut.

"Kondisi Nyonya Na tidak terlalu parah. Untuk sementara waktu Nyonya Na jangan melakukan aktivitas yang berlebih agar tidak menghambat pemulihan" jelas seorang dokter.

"Kau dengar itu sayang, jangan melakukan aktivitas berlebih" kata Jaemin mengeulang perkataan sang dokter.

Jeno tidak pernah berpikir tentang semua ini. Ternyata Jaemin termasuk ke dalam tipikal pria cerewet juga. Entah sudah berapa kali pria itu mengulang setiap perkataan dokter dan perlakuan Jaemin itu ternyata mampu membuat Jeno blussing.

"Aku tahu dan aku tidak akan melakukannya" kata Jeno. Dia menundukkan wajahnya malu.

"Terima kasih dokter, saya permisi"

"Tentu saja Tuan Na. Itu sudah kewajiban saya sebagai seorang dokter."

Setelah berjabatan tangan, keduanya keluar dari ruang tersebut. Di sepanjang koridor yang mereka lewati, berpasang-pasang mata menatap kaguman sepasang suami istri yang terlihat romatis itu. Bagaimana tidak, Na Jaemin si pria tampan dengan segudang kecerdasannya yang selalu di eluh-eluhkan setiap orang itu berjalan di samping Jeno dengan tangan kanan yang melingkar di pinggang Jeno. Dan sesekali pria itu akan mencium pipi atau bibir Jeno dan setelah itu keduanyabtertawa kecil dan tersenyum.

Berjalan dengan Jaemin bukanlah sesuatu yang buruk. Walaupun usianya sudah menginjak kepala empat, Jaemin masih terlihat muda, mungkin pengaruh pola hidup sehat yang sering di jalaninya. Menjaga pola makan dan meluangkan waktu untuk berolahraga, sangat berbeda jauh dengan Jeno. Dia malas untuk berolahraga dan intinya berbanding terbalik dengan Jeno. Tapi mulai sekarang Jeno akan mengikuti pola hidup sehat Jaemin, dia juga ingin awet muda.

Bersambung...


Masih menunggu kelanjutan cerita ini?

S : 11/10/49

New Life✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang