Hello Doctor!

2.4K 135 27
                                    

June menguap kecil setelah kepergian pasiennya kemudian melirik perawat perempuan disampingnya.

"Berapa lagi?"

"Satu lagi Dok, kali ini pasien dewasa. Dokter tidak perlu susah payah membujuknya" jawab Wonyoung diselingi tawa.

June ikut tertawa. Benar juga, sejak tadi pasiennya anak-anak hingga ia dan Wonyoung harus melakukan berbagai cara agar mereka mau diperiksa.

Pintu ruang praktiknya terbuka, June menatapnya antusias. Bersemangat, membayangkan setelah pasien terakhir ini ia akan pulang dan bertemu kasur empuknya.

"Halo Dokter! Kita bertemu lagi!"

Tidak.

Tidak, tidak, tidak.

Pasien kali ini bahkan lebih sulit dari anak kecil manapun.

"Tambal gigimu lepas lagi?" tanya Wonyoung.

Pemuda itu menggeleng semangat lalu menatap June dengan mata berbinar.

"Bukan! Tapi ada gigi bolong baru! Geraham bawah sebelah kiri. Ayo periksa aku Dok!"

Sumpah. Baru kali ini ada orang yang begitu bahagia dengan gigi bolongnya dan dengan riang menawarkan diri untuk diperiksa disaat pasien lain justru ketakutan.

"Bukan aku, Wonyoung yang akan memeriksamu" tolak June.

"Kenapa? Anda kan Dokternya?" protes pemuda itu.

"Mulutmu bau"

Seharusnya June tidak boleh mengatakan itu, tapi ia terlanjur kesal dengan pasien yang satu ini.

Benar kan, pemuda itu justru tertawa keras mendengar jawaban June.

"Aku bisa menuntutmu lho Dok"

Sialan.

"Baik, berbaringlah Tuan Bobby"

Bobby tertawa senang lalu membaringkan tubuhnya di dental chair.

"Dokter tampak lebih manis dilihat dari bawah sini" oceh Bobby.

"Diam atau kurontokkan gigimu" ancam June datar.

"Aww menakutkan" Bobby bertingkah sok imut layaknya kucing kecil.

"Buka mulutmu" perintah June.

"Astaga! Agresif sekali"

June mendengus kesal lalu meraih rahang Bobby, memaksanya untuk membuka mulut.

Dan memang itu yang Bobby inginkan, tangan lembut June yang menyentuhnya.

Wangi mint segar yang keluar dari mulut Bobby segera menyeruak kedalam penciuman June.

"Mana? Gigimu baik-baik saja"

"Memang! Aku hanya ingin bertemu denganmu!" Bobby meraih tangan June yang masih bertengger di rahangnya lalu dengan kurang ajar mengecup telapaknya.

"Wangi seperti biasa" gumam Bobby sambil tersenyum tanpa dosa.

Wonyoung menahan tawanya, selalu menyenangkan melihat wajah kesal Dokter tampan itu.

"Sudah kan? Kalau begitu kau bisa keluar sekarang karena kami juga akan pulang" ujar June setelah mencuci tangan, terlalu lelah untuk mengamuk.

"Aku akan mengantarmu! Biarkan aku mengantarmu!" seru Bobby bersemangat.

"Terimakasih tapi aku bawa mobil sendiri, kalau mau antar Wonyoung saja" tolak June berlagak sopan.

"No need, aku pulang bersama pacarku, dia sudah menjemput. Aku duluan ya Dok" pamit Wonyoung.

"Hm, hati-hati"

Fantastic JunbobWhere stories live. Discover now