BAB 1

32.4K 724 19
                                    


Di tengah malam yang sepi, Seorang wanita bergaun hitam selutut yang mengekspos lengannya terlihat ketakutan di tengah jalan gang yang sepi karena di hadang 3 orang pria yang tak di kenalnya.

Ia berontak karena 3 pria itu memegangi tangannya dan semena-mena meraba tubuhnya.

"Jangan !!! Lepaskan aku !!! Lepaskan !!! " ucap wanita itu sambil berusaha melepaskan cengkeraman pria itu.

Ia pun dipaksa diseret untuk menuju ke tempat yang gelap.

"Jangan malu - malu. Nanti kita puaskan. Hahaha !" ucap salah satu pria tersebut.

"Tidak... Tolooong !!!"

"Teriaklah sesukamu cantik, tak ada yang akan menolongmu." sahut salah satu pria yang memegangi tangannya dengan nada tertawa. Sedangkan wanita itu pun mulai menangis.

Tamatlah riwayatku malam ini...

Tiba - tiba pandangan wanita itu menggelap disertai pusing yang hebat. Hingga ia tak kuasa lagi menahan tubuhnya yang akan jatuh.

Dan menggumam dalam batinnya.

Siapa pun yang menyelamatkan aku,  aku akan mencintainya seumur hidupnya apa pun keadaannya...

"Hei kalian !!! Hentikan !!!" Suara baritone menggema di telinga wanita itu sebelum ia kehilangan kesadarannya.

Di mana aku ??? Ini bukan kamarku. Oh ya, aku ingat semalam. Apakah aku telah di...???

Dengan cepat wanita itu membuka selimut tebal berwarna putih yang menutupinya untuk melihat keadaannya. Dan ia pun menghembuskan nafas lega. Karena  baju yang dipakainya semalam masih dalam keadaan utuh.

Kemudian ia melihat ke sekelilingnya. Dilihat dari ukuran dan fasilitas kamar ini... Ini pasti hanya hotel atau penginapan. Tapi siapa yang membawanya kesini ?

Tiba - tiba kepalanya berdenyut dan ia langsung terpejam sambil meringis memegangi pinggiran keningnya.

Pasti ini efek alkohol yang diberi temanku semalam dengan cara menipu. Awas saja mereka !

"Kamu sudah bangun ?"

Suara itu ? Suara itu persis seperti suara yang wanita itu dengar ketika terakhir ia kehilangan kesadaran semalam.

Saat ia membuka mata, seketika pandangannya jadi kaku.

Sungguh, di depan matanya sekarang adalah manusia bak malaikat tak bersayap. Rambutnya yang masih basah, kemeja putih yang belum terkancing sehingga menampilkan tubuh yang seksi seperti roti sobek. Ia juga begitu dewasa. Matanya... Hidungnya... Dan senyuman dari bibir tipis itu... Seketika membuat hatinya gemetar. Ia telah jatuh cinta pada pandangan yang pertama.

"Apa kau baik - baik saja atau butuh sesuatu ?" pria bertubuh tegap itu menghampiri dan duduk di tepi ranjang tepat di sebelah wanita itu.

"Aku baik - baik saja. Terima kasih telah menolongku."

Pria itu hanya tersenyum lembut dan mengangguk.

"Mmm, bagaimana dengan 3 orang itu ?"

"Oh, tidak usah khawatir. Sudah ditangani polisi."

Wanita itu hanya mengangguk. Ia tidak tahu bahwa pria di dekatnya yang tak lain ialah juara karate telah menghajar habis 3 orang itu dan menelepon polisi.

"Seharusnya kau tidak berjalan sendirian di malam hari. Itu berbahaya."

"Maafkan aku. Sebenarnya aku dipaksa temanku untuk minum alkohol di sebuah pesta ulang tahun. Tapi aku menolak, dan setelah tahu mereka mencampuri minumanku dengan alkohol, aku memutuskan untuk pulang." wanita itu menunduk dan merasa malu.

My Teacher, My Love (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang