Apeuji ma...

314 15 5
                                    



Mereka baru saja menyelesaikan penampilan di Seoul Music Festival tepat sebelum tengah malam. Semua member lelah, terlebih beberapa orang yang kembali -dan masih belum pulih dari- cedera.

Seungyoun menuntun Hangyul berjalan menuju van. Tidak seperti keadaannya yang memprihatinkan, wajah anak laki-laki berambut emas itu justru berseri. Seungyoun tahu Hangyul sangat bahagia karena bisa bertemu dengan Kookhoen dan Yuvin di atas panggung, tapi Seungyoun benci. Seungyoun benci karena Hangyul selalu berpura-pura baik-baik saja saat ia nyatanya TIDAK.

"Jangan tidur dulu. Kita perlu bicara," ucap Seungyoun saat mereka memasuki kamar. Selama perjalanan bersama di dalam van tadi, keduanya hanya diam. Seungyoun sibuk dengan semua khawatirnya dan Hangyul tertidur dengan kepala bersandar pada kaca. Sepertinya ia sadar suasana hati Seungyoun buruk karenanya, jadi Hangyul enggan 'memanfaatkan' bahu hyung-nya seperti biasa.

"Besok saja, ya, Hyung, aku lelah. Kamu juga lelah," tolak Hangyul, cukup tahu apa yang ingin Seungyoun bicarakan.

Seungyoun diam, tapi tangannya terlulur menahan Hangyul yang hendak pergi ke kamar mandi, lalu mendudukkan kesayangannya itu pelan di sisi ranjang, takut semakin melukai kaki kirinya.

"Hyung," Hangyul berusaha bernegosiasi.

Seungyoun justru duduk bersimpuh di hadapannya, memandang mata cokelat Hangyul lekat.

"Apeuji ma..."pintanya, terdengar frustasi. Sungguh. Seungyoun benar-benar merasa sakit saat melihat Hangyul terjatuh di geladi resik hari ini. Sebelumnya, semua member sudah tahu bahwa kaki Hangyul belum pulih, dan memintanya untuk tidak dulu menari. tapi Hangyul memaksa. Bahkan Seungyoun yang memeluknya seharian dan memintanya beristirahat tidak dipedulikan.

"Oke." Hangyul hanya menjawab pendek.

"Oke berarti kau harus mendengar kata-kataku, kata-kata member, manajer dan dokter. Kau harus beristirahat, Hangyul-ah. Apa gunanya aku mengantarmu ke rumah sakit kalau kau masih keras kepala seperti ini?"

"Aku tidak apa-apa.." Hangyul menjawab pelan dan mengalihkan pandangan. ia tidak mampu menatap Seungyoun.

"Dokter hanya berlebihan," tambahnya, beringsut mundur perlahan.

Seungyoun tergugu, mengambil nafas berat dan menggeram tertahan.

"Demi Tuhan, Lee Hangyul! Berhenti berkata kau tidak apa-apa! Aku benar-benar benci mendengarnya saat ini! Kau sakit, Lee Hangyul, kau tahu itu. Dan kau tahu kami semua khawatir padamu!"

Seungyoun mencengkram sprei erat alih-alih tangan Hangyul untuk menahan emosinya. Sungguh, tidakkah Hangyul tahu ia sangat kalut dan khawatir padanya?? Apa dia tidak memikirkan sedikitpun perasaan Seungyoun saat melihat orang tersayangnya terluka seperti ini?

"Jangan marah.." Hangyul menggigit bibir. Matanya mulai berkaca-kaca, tapi ia mengangkat kepala untuk menahannya.

Seungyoun menghela napas, menenangkan dirinya. ia khawatir, tapi ia lebih tidak bisa melihat Hangyul meneteskan air mata. Laki-laki itu mengambil duduk di samping Hangyul, menggenggam sebelah tangannya.

"Maaf, sayang. Aku hanya khawatir, kau pasti tahu perasaanku.."

Hangyul menutup mata, melepaskan sebelah tangannya yang digenggam Seungyoun dan tentunduk menutup wajah.

"Aku tahu. Aku yang seharusnya minta maaf padamu, Hyung, dan pada yang lainnya."

"Aku hanya takut..." Hangyul menyugar rambutnya kasar, lalu melempar pandangan keluar jendela.

"Kau tahu lebih dari siapapun bahwa menari adalah hidupku. Aku suka menari di atas segalanya. Saat ini, aku akhirnya diberi kesempatan itu. Untuk menari dan bernyanyi di depan ribuan orang, sebagai seorang Lee Hangyul, bukan sebagai penari latar orang lain..." kalimat Hangyul tertahan.

"Ini bahkan belum dua bulan sejak debut kita, tapi aku membuat banyak kesalahan. Aku terluka. Aku kesal pada diriku sendiri karena harus terluka di saat seperti ini, tapi aku lebih kesal kalau aku tidak bisa menari. Kau bisa bayangkan, Hyung. Yohan baru saja sakit, dan aku tidak ingin kembali merusak penampilan kita hanya karena cedera bodoh ini."

"Aku takut orang-orang yang menyayangiku akan kecewa, berpikir aku tidak profesional, menyia-nyiakan kesempatan debut ini dan berakhir meninggalkanku..." Hangyul memunggungi Seungyoun, tapi Seungyoun bisa melihat kilauan air mata yang perlahan menetes dari matanya.

Seungyoun terdiam. Ia kini mengerti alasan Hangyul bersikeras.

Hangyul takut untuk ditinggalkan. Seungyoun sudah cukup tahu alasan kenapa Hangyul selama ini bekerja begitu keras adalah untuk membahagiakan orang-orang di sekelilingnya. agar mereka terus berada di sisinya. agar Hangyul tidak lagi mengalami kesakitan karena ditinggalkan orang yang dicintai. Dan saat ini, anak itu mengalami tekanan yang sama. Ia begitu menyayangi penggemar dan orang yang mendukungnya, maka ia merasa harus memberikan semua penampilan terbaiknya untuk mereka. Tanpa cela. Meski harus menyiksa dirinya sendiri.

Seungyoun mengulurkan kedua tangan, memeluk Hangyul dari belakang. Hangyul tidak ingin dilihat saat menangis, Seungyoun tahu. Jadi ia hanya merengkuh Hangyul erat, lalu mengecup puncak kepalanya lembut.

"Hangyul-ah..."

"Ada banyak orang yang mencintaimu dengan setulus hati. Kau tahu, kan? Aku, semua member, penggemar kita, keluargamu, teman-temanmu. Saat mencintai seseorang, kita akan berusaha menerima semua yang ada pada diri orang itu. Hebatnya. Kurangnya. Pesonanya. Kelemahannya. Begitu juga milikmu. One It menyayangimu. Mereka mendukungmu. Kita harus percaya cinta penggemar dan orang-orang di sekeliling kita tidak akan luntur begitu saja hanya karena satu dua kesalahan.

Jika beberapa orang pernah meninggalkanmu di masa lalu, kau perlu tahu akan ada lebih banyak orang yang akan tinggal di sisimu," Seungyoun mempererat pelukannya. Ya Tuhan, ia menyayangi anak ini, sangat.

"Selama perjalan tadi aku membuka sns. Dan kau tahu, penggemar beramai-ramai membuat tagar agar kau pergi ke rumah sakit. Mereka sangat memedulikanmu, bukan? Jika kau tidak bisa menari untuk mereka sekarang, One It akan tetap menunggumu. yang mereka inginkan adalah kau segera pulih, kembali tersenyum tanpa rasa sakit, dan bahagia. Kau harus percaya itu..."

Hangyul tidak berusara, namun meletakkan kedua tanggannya di atas lengan Seungyoun, membalas pelukan. Seungyoun tersenyum, lalu membalik tubuh Hangyul menghadapnya.

Ia mengangkat wajah Hangyul, membuat laki-laki itu menatapnya, dan memberikan kecupan hangat di kening, lama dan manis.

"Aku mencintaimu. One It mencintaimu. Dan banyak orang mencintaimu. Percayalah pada kami, oke? Percayalah kami akan terus menunggu dan berada di sisimu..."

_______

Lila

Sayang banget aku sama Hangyul sampe ga bisa nahan bikin tulisan iniiiiiii.....

Gyul, pokoknya kamu harus tahu kalo banyak nuna-nuna di sini yang sayang banget sama kamu, sama kalian! Jadi sembuhin dulu kakinya, semangat! Kita nunggu kamu pulih!

oia, makasih banget buat yang udah baca tulisan ini. Aku masih banget di dunia per ff-an, apalagi yang bxb begini. baru gara-gara kapal Seungyul aku memutuskan buat ff khusus demi mereka. 

Oneshots SeungyulWhere stories live. Discover now