Bab 02 JAKARTA

442 15 0
                                    

Nayla pov

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nayla pov

Hari ini aku telah sampai di jakarta karena aku sudah sangat merindukan keluarga ku. Aku sengaja tidak memberitahu kedua orangtua ku, bahwa hari ini aku pulang. Karena aku ingin memberikan mereka kejutan dengan kepulangan ku itu.

Kini ku belokan mobilku menuju salah satu perumahan elit di Jakarta. Sengaja ku pelankan laju mobilku agar aku bisa menghirup udara pagi yang masih sangat sejuk ini, bayangkan saja jam masih menunjukkan pukul 04.50 WIB.

"Rasanya sudah lama sekali aku tidak datang kesini." Gumam ku sambil ku arahkan mobil ku menuju salah satu rumah yang bisa aku pastikan adalah tempat tinggalku sejak kecil.

Tin Tin...

Ku tekan klakson saat mobilku tepat berada di luar gerbang salah satu rumah dan tidak menunggu waktu lama akhirnya keluarlah seorang pria parubaya dengan seragam satpamnya, Beliau adalah Pak Udin satpam dirumah ini.

"Pak Udin." Sapa ku dengan nada ramah tak lupa ku turunkan kaca mobilku agar beliau bisa mengenaliku.

Yang ku lihat adalah ekspresi terkejut Pak Udin saat berhasil mengenaliku.

"Masa allah, Neng Nayla kan?"

Pak Udin bertanya untuk memastikan apakah mungkin dia salah mengenaliku.

"Iya, Pak ini Nayla. Bapak apa kabar?"
Aku balik menyapa lelaki parubaya di depan ku ini yang sudah bekerja di rumah ini sejak aku masih kecil.

"Kabar baik Neng, Bapak sampai pangling lihat Neng Nayla makin cantik aja." Pujinya.

Aku hanya tersenyum mendengar pujian yang di lontarkan Pak Udin padaku.

"Bapak bisa saja, Nayla sama sekali nggak ngerasa ada yang berubah dari Nayla, Pak. Tapi makasih atas pujiannya."

Aku tersenyum kecil.

"Pak, bisa minta tolong bantu buka gerbangnya, mobil Nay pengen masuk ini, sebelumnya makasih Pak."

Aku sebenernya tidak enak menyuruh Pak Udin untuk membukakan pintu gerbang tapi tidak mungkin jika aku harus keluar dari mobil dan membuka pintu gerbang sendiri.

"Siap Neng."
Setelah itu Pak Udin bergegas membuka gerbang itu lebar - lebar dan membiarkan mobilku memasuki halaman yang sangat luas di depanku itu.

Setelah itu Pak Udin kembali menutup pintu gerbang. Sedangkan aku kini sudah selesai memarkirkan mobilku.

"Masa allah, nggak ada yang berubah sama sekali dari rumah ini." Gumam ku mulai keluar dari dalam mobil, tidak lupa aku mengambil koper milikku di kursi penumpang setelah itu ku tekan tombol otomatis agar mobilku terkunci.

Ku alihkan pandanganku kearah halaman rumah kedua orangtuaku ini. Semuanya benar - benar masih sama seperti dua tahun lalu. Hanya saja saat ini bunga - bunga tampak bermekaran dengan cantiknya memenuhi taman depan rumah ini.

PILIHAN atau TAKDIR (EDISI REVISI NAYLA Sequel P.K.F)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang