1

7.2K 511 16
                                    

Langit malam di temani dengan derasnya hujan membuat suasana di ruang tamu menjadi tegang. Wanita dengan pakaian layaknya wanita karir itu disuruh pulang lebih awal oleh keluarganya.

Keluarganya mewakili orang tua kandungnya, seorang Hanna Nathalia Mendoza sudah menjadi yatim piatu sejak duduk di kelas 1 SMA.

"Hanna, sini duduk." Ucap lembut seorang wanita yang tampak berumur.

"Ada apa ini tumben kumpul disini?" Tanya Hanna sembari duduk di sofa, tepat disebelah tantenya.

"Kita tunggu sebentar lagi ya." Sahut tantenya itu.

Hanna hanya diam sambil sesekali mengecek ponselnya yang selalu muncul email-email dari atasannya tentang pekerjaan.

Tantenya dan omnya melihat Hanna masih serius dalam pekerjaannya tapi mereka membiarkannya.

Tak lama terdengar suara deru mobil berhenti tepat di depan rumahnya. Hanna yang mendengar deru mobil itu segera berdiri dan memastikan anjing peliharaannya tetap di kandang.

"Hanna di sini ya, om mau samperin mereka dulu." Ucap suami dari tantenya itu.

Di dalam ruang tamu itu berkumpul 2 tantenya dan 3 omnya dari pihak papanya, 1 tante dan 1 omnya dari pihak mamanya, sepupu Hanna disuruh orang tua mereka untuk jalan-jalan ke mall. Hanna anak tunggal sekaligus pewaris perusahaan papanya, tapi untuk sekarang dia bekerja dibawah pimpinan teman dekat papanya itu.

"Permisi."

Terdengar suara pria dan wanita memasuki rumahnya. Hanna yang sedari tadi fokus dengan ponselnya menjadi melihat siapa yang datang.

Hanna dan keluarganya berdiri lalu mereka saling berjabat-tangan. Lalu mata Hanna mulai tidak fokus saat melihat siapa gadis yang ada di belakang sepasang suami istri itu.

"Silakan masuk."

Hanna mempersilakan mereka memasuki ruang tamunya. Sebagai pegawai kantoran di perusahaan besar dan pewaris perusahaan, Hanna berhasil merenovasi rumah warisan orang tuanya menjadi lebih besar dan dipercantik.

Sepasang suami istri itu duduk tapi tidak dengan gadis itu. Dia menatap tajam kearah Hanna, sementara Hanna mengabaikan tatapan gadis itu.

"Om dan tante mau minum apa?" Tanya Hanna.

"Ah, tidak usah repot-repot."

Hanna tersenyum, "Saya buatkan teh hangat ya."

Hanna berjalan ke dapur dengan diikuti sorotan lembut dari orang dewasa dan tatapan benci dari gadis itu.

"Tante, tolong buatin teh hangatnya 10 ya."

Hanna mengejutkan ART yang sedang memasak, melihat ARTnya terkejut, Hanna meminta maaf. Hanna sejak kecil sudah dirawat oleh ARTnya, tapi dia tidak mau memanggil ARTnya dengan sebutan Bibi, menurutnya itu panggilan rendahan.

"Siap, non." Sahut Bi Tina.

"Aku jeruk hangat saja ya, lagi mau flu ini."

Bi Tina nampak terkejut, "Non rajin minum vitamin kan?"

Hanna hanya menyengir, "Aku ganti pake vitamin anak-anak, biar ada rasanya. Tapi aku minumnya pas mau kerja kok."

Bi Tina menghela napas pasrah mendengar kelakuan Nona-nya itu. Hanna pamit ke ruang tamu dan melihat orang dewasa sedang membahas topik yang serius.

"Eh ini manusianya, baru juga di bahas." Ucap tante Linda.

Hanna langsung penasaran, "Bahas apaan?"

Aroma de Limón (GXG)Where stories live. Discover now