The memories of you only hurting me more

200 16 11
                                    

Ro : Semoga yang berulang tahun suka kadonya yang super terlambat OwO

--OwO--

Gluttony pov

Ugh... semua ini terasa sangat sakit, ketika aku melihat wajahnya didalam pikiranku. Aku hanya ingin semua ini berakhir, aku ingin melupakan hari itu dan maju kedepan. Namun, semua itu tidak dapat terjadi, aku selalu mengingat dirimu, dan hari itu. Seharusnya hari itu aku tidak setuju untuk bekerja sama dengan Witchcraft, sekarang semuanya hancur. Hari itu selalu terngiang dalam kepalaku, hari dimana aku kehilangan Addiction. Butuh waktu beratusan tahun agar aku bisa berjalan maju, dan bisa move on dari kenyataan bahwa Addiction ditawan Witchcraft.

"Jadi kau ingin menyelediki masalah pegabungan roh?" kata seorang gadis. Tidak... hentikan semua ini, aku tidak sanggup melihat kembali memori kami ketika bersama. "Jangan harap aku akan membantumu." Perkataannya terngiang dalam kepalaku, "Maka aku akan menyebarkan aibmu ketika makai popok," kataku pada diriku sendiri. Wajahnya yang memerah karena malu terngiang dalam kepalaku, dan hanya memperburuk luka dihatiku. "Dasar mesum, udah kuduga kau pasti menyembunyikan sesuatu." 

Kau benar dan kau salah, aku emang menyembunyikan sesuatu, tapi bukan sesuatu untuk membuat seseorang menuruti perintahku. "Hahahaha..." tawaku, dan wajahnya yang sebal akan diriku terputar di memoriku. "Cih... baiklah kita ke Jepang dulu," katanya dengan kesal sambil memukul diriku. Seharusnya waktu itu kau tinggal aja di Jepang, tidak perlu ikut bersama denganku. "Disini kan teritoriku, dan aku bisa menang melawannya karena aku punya 2 junior disini."

Ya... seharusnya aku gak usah bohongin dirimu, seharusnya kubiarkan aja kau nyerang ama ngusir aku. Namun, dengan bodohnya aku malah memberitahu bahwa aku ingin nunjukin kedua juniormu sesuatu. "TIDAK JANGAN!!!! AKU SUDAH SELESAI!!!!!!" Seharusnya aku tidak melakukan semua hal bodoh itu, maka... kau akan tetap hidup. Maafkan aku yang egois ini Temperance, hanya karena keinginanku agar 7 dosa junior lepas aku malah mengorbankan dirimu.

Seharusnya... di perpus itu kita berpencar aja, seharusnya aku tidak usah menaatimu dan pergi cari makan. "Apa kau akan pergi cari makan?" pertanyaannya terbayang di ingatanku. Tatapannya terasa kembali di punggungku, terasa 5 kali lebih menyakitkan sekarang. "Apa yang kau temukan? Dimana? Kapan?" semuanya terngiang kembali, hentikan... kepalaku sakit. "Kau buat orang khawatir aja, lalalalala aku gak dengar alasanmu," katanya sambil menutup telinga. Tingkah yang begitu kekanakan, tapi membuat aku senang. Seharusnya... kami menolak tawaran White magic, seharusnya aku dan Temperance tidak ikut dengannya. 

"Panda rakus, apa yang kau pikirkan?" tanyanya. Wajahnya yang khawatir membuat aku kaget, mengapa dia khawatir ama aku yang rivalnya. Aku seharusnya bertanya itu, seharusnya aku mencegahmu pergi denganku. Seharusnya kau kuberitahu rencanaku, seharusnya... kita gak masuk kedalam perut noodles. "Siapa nama monster itu? Ramen atau apa pun itu," katanya. Namanya Noodles bodoh, bukan ramen. Semua memori ini membuat kepalaku sakit, dan aku hanya bisa duduk meringkuk di pojokan yang gelap.

"Udahlah!!!! Panggil aja dianya, sepertinya markasnya ada didalam perut Ramen," katanya. Namanya Noodles bodoh, pikirku sambil membiarkan air mataku kembali mengalir. Seharusnya kita gak masuk kedalam perut Noodles, seharusnya kita pergi aja. "DIAM KALIAN!!!! AKU GAK PAHAM!!!! SIAPA YANG SEBENARNYA HARUS KUPERCAYA???!!!!" Seharusnya... kubiarkan kau mempercayai White magic, walau aku yang akan kena dampaknya... setidaknya kau akan selamat. Seharusnya aku tidak menceritakan masa laluku, seharusnya aku membiarkan kau kabur aja.

"PANDA RAKUS AWAS!!!" katanya sambil mendorongku menjauh dari serangan Shamanism. Serangan yang begitu kuat, membuar SG Temperance berkurang sangat drastis. Seharusnya saat itu aku melawannya sampai titik darah penghabisan, bukan membuatmu mengorbankan dirimu. Ketika aku ingin meledakan bom rakitanku, kau malah menyelamatkan aku. "Akan kubebaskan semua roh dosa junior terkuat!!!! Kau pergi lari bersama mereka, aku akan melindungi kalian!!!!" 

Seharusnya perkataanmu itu tidak kudengar, seharusnya aku harus berpikir lebih rasional. Ketika Temperance membebaskan semua junior terkuat aku tidak sadar, bahwa SG-nya sudah mencapai titik terendahnya. Namun, dia tetap bertarung melindungi kami, hingga akhirnya... dia pun tumbang karena keegoisanku. "TEMPERANCE!!!!!" teriakku pada Temperance yang menghilang perlahan. Aku ingin berlari dan memeluknya, tetapi White magic mencegahku dan memasukan aku kedalam portal.

Aku terpindah ketempat lain, bersama 6 dosa junior terkuat... tapi air mataku seketika mengalir dengan sangat deras. Kesakitan berada didadaku dan tidak bisa kuhentikan, aku hanya ingin menangis dan menangis lagi. Seseorang katakan padaku, semua ini cuma mimpi. Semua ini bukan mimpi, dan Temperance sudah lenyap. Ini semua salahku, seharusnya aku tidak egois... maafkan aku Temperance.... maafkan aku.

Sudah sebulan sejak kematiannya, dan aku masih duduk meringkuk di pojokan gelap. Walau Addiction sudah kembali, semua ini terasa menyakitkan. Temperance... memori yang kubuat denganmu, semua itu hanyalah menyakiti aku. Aku minta maaf... kumohon padamu... kembalilah.....

--Tamat (。•́︿•̀。)--

Ro : Semoga kau suka Rin, maaf baru sempat buat... aku baru nemu ide sekarang.... Selamat ulang tahun, walau udah lewat, aku berharap agar kau tetap bahagia selamanya dan bisa menemukan jalan hidup yang cocok untukmu.

Random Desime Oneshot And StoryWhere stories live. Discover now