Tamu Dari Mas Indra (II)

1K 61 2
                                    

          Masih dengan atasan mukena, dengan nampan ditanganku, aku kaget bukan main, rasanya aku ingin menangis. Kak alisya menyadari keberadaanku.

"Loh ai, sini dek, liat siapa yang datang" kata kak alisya dengan senyum manisnya.

         aku masih saja diam ditempat, rasanya aku tidak percaya kalau tamu itu adalah...

         Dia memberikan iqbal pada kak alisya, dan menghampiriku sambil tersenyum sambil mengambil nampan dari tanganku dan meletakkannya dimeja.

"I miss you" katanya berbisik, aku menitikkan air mata, ketika dia langsung memelukku.

"Abanggg" akhirnya tangisku pecah, tidak ku sangka orang itu adalah abangku. " Bang putra kok pulang gak bilang-bilang" rajuk ku masih dalam pelukkannya. Mereka semua tertawa dengan tingkahku seperti anak kecil.

"Abangkan mau buat kejutan" katanya melepas pelukkan kami, aku mengempotkan pipiku,"ngak asik" rajukku.

          bang putra mengajakku duduk disampingnya. sambil mengelus kepalaku yang tertutupi mukenah.

"wah ternyata adik kecil abang udah besar ya, tapi kok masih kayak anak kecil sih" katanya sedikit tertawa.

"Kak alisya sama mas indra kok ngak kasih tau aisyah tetang bang putra pulang" tanyaku pada mereka.

"hahaha maaf ya ai, ini semua rencana bang putra, mas sama kakak mu cuman ikut aja" kata mas indra

"ihh nyebelinnn" aku mencubit perut bang putra.

"aww aww, ai sakit ai, udah dong" kata bang putra mengelus perut bekas cubitan ku.

         kamipun tertawa bersama, sesekali bang putra menenggelamkan kepalaku dibawah ketiaknya. saat aku berusaha melepaskan diri dari ketiak bang putra. seseorang masuk kedalam rumah sambil mengucapkan salam.

"Hai bro" kata bang putra tiba-tiba. Aku mendongakkan kepala melihat siapa gerangan yang baru datang itu. Sontak aku membulatkan mata sambil mengucap istighfar. Bang putra masih setia mempertahankan kepalaku dibawak ketiaknya. ku lihat dia menyalami mas indra dan kak alisya, terakhir dia menatapku. Buru-buru aku melepaskan diri dari bang putra, tapi hasilnya nihil, dia malah mempererat pegangannya.

"Kenalin zam, adek kecil ane." kata bang putra memperkenalkanku, Tapi tunggu, dengan cara seperti ini. ohh Aisyah mau taruh dimana wajahmu. Baju tidur, dengan atasan mukenah dan keadaan kepalaku yang berada dibawak ketiak bang putra. Aku buru-buru melepaskan sekuat tenagaku. Dan akhirnya aku lepas dari bang putra dan beralih duduk disamping kak alisya.

"bang putra tu nyebelin banget deh kak" bisikku pada kak alisya

"Ya ampun kamu ini ai, kamukan tau bang putra itu orangnya jail banget."kata kak alisya "udah, kamu buatin minum dulu untuk temannya bang putra sama mas indra" sambung kak alisya menyuruhku. oh jadi ini tamunya. aku membatin.

         aku melangkah kedapur membuatkan minuman untuk tamu itu, Iya tamu itu adalah azzam, pak azzam, dokter azzam, atau apa lagi sebutannya terlalu banyak. Setelah selesai, aku kembali kedepan dan menaruh minuman dimeja tepatnya didepan pak Azzam.

"Oh ia ai, kamu kenal orang ini enggak?" tanya bang putra pada ku.

          Ya Rahman kenapa bang putra menyakan itu sih, jangan bilang bang putra masih ingat dengan kejadan dulu. Habislah aku

"kenal, beliau dosen ai dikampus, dan dokternya raina dulu, iyakan pak" kataku pada pak azzam semanis mungkin, dan pak azzam mengangguk tanda setuju.

"oh jadi ente dokternya raina trus dosen nya adik ane juga ya,"kata bang putra sok kaget." Jadi gimana ai, punya dosen tampan seperti azzam?" kata bang putra. Aku langsung tertawa mendengar kata tampan dari mulut bang putra. aku akui pak azzam memang tampan tapi apa orang berparas tampan akan menang dengan orang yang berhati baik.

Assalamu'alaikum RinduWhere stories live. Discover now