Candu lugu

53 3 0
                                    

Sejak dulu singgah dibumi bersimbol keelokan hati, bermain dengan warna-warni ciptaannya, terbangun oleh kesadaran, sadar dalam mempersiapkan segalanya, membangun jalan terjal menjadi kebahagiaan, termotivasi nyanyian cacian, terbongkar harapan yang bertuan, bila menjalani yang tidak pasti semuanya akan terkena amnesti, perihal seorang pemalu jadi candu.....

Berjalan menepi, turun ke bawah belum menemukan jatidiri masih terbilang mencari yang berhalusinasi, tidak memikirkan suatu proses kehidupan hanya memikirkan kesenangan, bila huru-hara ialah perjalanannya, ia selalu menghilang dari terisak-isaknya hati, namun ia belum memiliki goresan hati, yang ia dapat hanyalah macam-macam permainan dunia, senang bersama, senang untuk menyenangi sekelilingnya.

Abstraksi*

Awal perjalanan indah dimulai dengan tampilan baju yang berkain putih merah yang berlambang suci nan berani, tetapi lambang itu bohong, karena hati ini masih cengeng, colek sedikit berbekas, colek sedikit akan ada konflik, colek sedikit bermusuhan, itulah ia yang selalu berwajah lugu ketika menjadi pemalu.....

Dalam hari-harinya penuh dengan pembaharuan, ia hanya mengenal hal baru, hal membuatnya senang, dan hal yang memotivasinya untuk terus berjalan. Tidak ada dibenaknya sesuatu yang pasti, masih terbilang banyak cabang, tidak tertuju dalam arah horizontal.....

Coba-coba saja semuanya, selagi ia menyukainya, berharap ada yang bereaksi, tapi nyatanya tidak ada, lucunya perkembangan jatidirinya yang lama masih bersemayam dihatinya.....

Ia tak berharga, harganya murah dibandingkan disekitarannya, banyak yang mahal, dan banyak yang unik. Sedangkan ia cuma seseorang yang pemalu memiliki bangku dan meja di belakang, sungguh hilang kepercayaannya.....

Selalu tidak ditandai angka setiap fasenya, tidak membuatnya terjun dalam kefrustasian, keistimewaannya ia selalu mempelajari pengalaman-pengalaman sebelumnya, meskipun tetap saja angka itu pudar, tak tahu apakah angka itu tidak mau denganya, sampai-sampai angka itu tidak memberikan sejarah awal perjalanan seorang pemalu yang terus tertatih....

Perkembangannya selalu diselimuti kesenangan, tidak mengenal janji, janji yang selalu menepatinya, jadi dasar proses kehidupannya....

Huru-hara tidak khawatir ada pemangsa dan benalu, jiwanya santai beranggapan kasat mata disetiap eksperimennya, mencoba berbagai semua permainan, main hal yang wajar-wajar saja, meliputi permainan anak-anak 90an, dikenali alam yang belum terkontaminasi perbuatan penghuni alam jagat raya ini, polusi, perubahan globalisasi, pencemaran, ulah-ulah konspirasi pun tak muncul sejak itu, seperti halnya dengan teknologi yang minim, semua itu menjadi problematika kehidupan yang digariskan untuk terhindar dimasa-masa itu....

Ia dilandasi prasangka baik sesama temannya, sehingga ia mempunyai teman yang banyak, membuat nyaman, membuat suasana riang, lampu redup menjadi benderang, kalau retorika temannya"ia muncul akan menyenangkan, dan sebaliknya ia petak umpet akan menahan ketawa disekitarnya"....

Namun kadang-kadang ia berubah menjadi pemalas, tak mau apa-apa, berdiam diri berhalusinasi, duduk sembari bersandar, terlentang meluruskan keadaan, semuanya bersifat instan dan tanpa persuasi....

Jejaknya dapat dicari dimana pun, selagi ada tanda kesenangan, ia berpegang erat denganmu, karakternya saling melengkapi, bertemu saat berlari-lari dalam satu lembaga pendidikan, berani bertindak dimana-mana, berdua saling menjaga, beribu masalah pernah singgah, namun terselesaikan dengan sendirinya....
Masalah yang pernah singgah diantaranya berkelahi, tawuran tidak berupa batu tapi berupa petasan yang saling serang dengan anak-anak lembaga pendidikan yang ada dihadapannya, ketika itu tidak mengenal batu, tidak mengenal benda tajam, hanya mengenal apa yang sedang menjadi perbincangan semua kalangan. Perbincangan itu petasan yang sedang viral disaat itu, dijalanan banyak sekali tergeletak butiran sampah petasan, berjejer penuh kekotoran, namun hal itu menjadi suatu kebiasaan anak-anak bermain petasan, tak ada kekhawatiran atau kegusaran, yang ada dipikirannya hanyalah keceriaan dan tingkah laku yang seringkali aneh hehehe..

Bukan hanya itu fenomenanya, yang paling seru ialah banyak permainan yang patut diteladani, diantaranya om-oman, boy-boyan, dan plincian.

Om-oman disebut juga petak umpet, permainan ini populer pada saat itu, kata om-oman tercetus lingkungan orang-orang jawa, orang jawa cirebon. Om-oman menjadi permainan populer dan seringkali dimainkan oleh si pemalu dan teman-temannya, om-oman pada saat itu sangatlah ekstrem dan menyeramkan. Dilakukan pada malam hari, secara kondisi lingkungan yang berubah, otomatis hal disekitar pun ikut berubah, sering terjadi peristiwa yang pernah dialaminya, pernah melihat ular berbisa, pernah melihat mahluk tak kasat mata, itu semua pengalaman dari permainan om-oman.

Kemudian permainan yang menggunakan bola kasti, namun sistem permainan ini beda loh dengan olahraga kasti, sistemnya siapapun yang terkena lemparan bola tersebut akan timbal balik ke semua orang yang mengikuti permainan ini, si pemalu pun sering memainkannya, dengan tujuan berolahraga, dengan lari-lari mengejar seseorang sampai-sampai mengelilingi perkampungan.

Sedangkan plincian dari ujaran bahasa yang dicetuskan masyarakat jawa terkhusus orang-orang cirebon, plincian disebut juga permainan kelereng, yang memainkan bola plastik kecil-kecil untuk dipermainkan, namun permainan ini bukan keahliannya, karena permainan ini harus mempunyai jari yang kuat dan panjang, sehingga akan dimanfaatkan ketika memainkan kelereng dengan gerakan yang cepat.

Namanya juga jatidiri yang belum terbentuk, hal permasalahan dan kebahagiaan hanya menjadi pendukung di dalam kehidupannya yang terkenal kalem, santai, bersahaja, baik-baik dengan sesama, baik-baik dengan musuhnya.....

*permulaan menjadi awal tertulisnya tinta bahagia*

SI PEMALUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang