First

5.9K 322 19
                                    

Seokjin berjalan dengan angkuh. Memasukkan kedua tangannya di dalam saku celana. Dagu terangkat tinggi,tatapan tajam dan ekspresi datar yang selalu ia tampilkan. Mengabaikan seluruh tatapan siswa kepadanya.

Siapa yang tak kenal Seokjin. Mungkin seluruh penghuni sekolah tahu siapa dirinya. Kim Seokjin. Berandalan yang dikenal pembuat onar,suka bolos dan irit bicara.

Semua siswa akan berhenti beraktivitas jika Seokjin melewati koridor kelas. Menatap Seokjin sambil mulut terbuka dan ekspresi takut yang sangat kentara.

Banyak rumor yang beredar tentang Seokjin. Ada yang mengatakan Seokjin anak mafia,anak konglomerat,bahkan anak penjahat. Tapi rumor tetaplah rumor. Tidak ada satupun bukti yang mengungkap kebenaran rumor tersebut.

Karena adanya rumor tersebutlah,Seokjin ditakuti oleh seluruh siswa.

Seokjin melangkahkan kakinya menuju atap sekolah. Area pribadinya. Sudah ia cap sebagai miliknya. Dengan tenang dia membuka pintu rooftop,lalu menutupnya.

Ia melihat sekeliling. Mencari sosok yang sudah ia cari sejak pagi tadi.

Seokjin melangkah mendekati sosok tersebut. Yang dengan tenangnya bersandar pada pagar pembatas,memakai kacamata bacanya,sambil menggenggam sebuah buku yang ingin Seokjin buang sejauh mungkin.

Dengan seenaknya Seokjin duduk diatas pangkuan sosok tersebut. Membuat sang empu menaikkan sorot matanya dari buku yang ia pegang,ke wajah Seokjin yang masih datar.

"Gimana harimu?" tanya sosok tersebut sambil menetup bukunya,dan meletakkan di samping kakinya.

Seokjin mendengus,meletakkan kedua lengannya melingkari leher jenjang sosok di hadapannya itu.

"Seperti biasa,semua siswa menatapku takut,seolah aku penjahat."

Sosok tersebut melingkarkan tangannya di pinggang ramping Seokjin,mendekap erat agar makin dekat dengannya.

"Salahmu sendiri,kenapa kau menyebarkan rumor yang tidak jelas."

Seokjin mengerucutkan bibirnya. Mengambil kacamata sosok tersebut,dan memasukkan kedalam kantong seragamnya. Mendekatkan wajahnya ke ceruk leher sosok dihadapannya. "Aku kan tidak ingin seperti dulu."

Sosok dihadapannya memeluk Seokjin erat. Sambil tertawa kecil. "Kan ada aku."

Seokjin menjauhkan wajahnya,lalu memandang wajah sosok tersebut tajam. "Apa yang bisa diandalkan dari siswa panutan,dan terpintar seangkatan."

Sosok tersebut tersenyum miring. "Padahal aku berpengaruh."

Seokjin berdecih. Sosok tersebut tertawa,lalu menyentuh pipi Seokjin lembut. "Apa yang akan terjadi jika orang lain melihat berandalan sekolah duduk di pangkuan siswa panutan sekolah?"

Seokjin menyeringai. "Mungkin mata mereka akan keluar dari tempatnya."

Sosok di hadapan Seokjin menyeringai balik.

"Tak ingin mencium kekasihmu ini,hm?"

Seokjin bersemu merah. "Lihat,siswa panutan mereka sangat nakal sekali."

Sosok di hadapan Seokjin terkekeh. "Aku nakal untukmu."

Setelahnya sosok dihadapan Seokjin menipiskan jarak. Menangkup rahang Seokjin dengan salah satu tangannya,sedangkan tangan lainnya melingkari pinggang Seokjin.

Menyentuh lembut bibir Seokjin. Mengecap sedikit demi sedikit seperti tiada waktu untuk menikmatinya. Melumat dan menggigit lembut bibir bawah Seokjin,membuat Seokjin tersentak dan mendesah spontan.

Kesempatan tersebut tidak dilewatkannya. Memasukkan lidah panjangnya kedalam rongga mulut Seokjin. Mengeksplorasi segala isi mulut Seokjin.

"Ngghh...Jungkook..ahh." lenguh Seokjin ditengah ciumannya.

NEVER IMAGINEWhere stories live. Discover now