xiv

1.6K 279 12
                                    

"ITU DINOSAURUSNYA DILIAT, FELIIIIIX!!" Hyunjin berteriak heboh, "AWAS MATI, NYAWAMU ITU LOH, DILIHAT!!"

Felix sebenarnya malu karena dia sadar bahwa dirinya dan Hyunjin telah menjadi pusat perhatian. Namun Felix berusaha bersikap cuek lantaran dia ingin sekali memenangkan game "tembak-tembakan dinosaurus" itu.

"Lah, susah banget, njir," Hyunjin membanting tembakan mainan yang dia genggam sedari tadi, "males ah, main yang lain, kuy."

Felix sedari tadi hanya mengikuti langkah Hyunjin. Dia sebenarnya cukup terkejut saat Hyunjin menarik lengannya menuju game center. Felix sempat terpaku di depan pintu masuk, menggelengkan kepala panik agar Hyunjin tahu bahwa dirinya tidak bisa masuk ke sana. Namun Hyunjin hanya berdecak, dengan senyuman yang terus terulas di bibir, Hyunjin kembali menarik Felix untuk masuk.

"Bermain bisa menghilangkan stress, Lix."

Hanya itu yang Hyunjin katakan karena setelahnya mereka berdua sibuk bermain. Pun Felix melupakan bahwa dirinya bisa jadi disemprot amarah oleh mamanya.

Sejujurnya Felix bingung. Tiba-tiba saja temannya itu mengajaknya bermain hanya berdua. Sebenarnya pulang sekolah Felix sudah memiliki rencana untuk langsung pulang ke rumah dan mengunci diri di kamar.

Nilainya jelek lagi.

"Karaokean mau, gak?" Hyunjin menatap bilik karaoke yang tak jauh dari tempat mereka berdiri sambil menggigit ujung sedotannya, "mau gak?"

Felix hanya mengangguk lalu merasakan bahunya dirangkul dan dituntun untuk menuju salah satu bilik karaoke yang kosong. Felix mengeluarkan dompet dari sakunya, hendak membayar namun Hyunjin langsung menolaknya.

"Duit dari ayah lagi banyak, biar aku aja yang bayar," kata Hyunjin seraya mengipasi wajahnya dengan uang.

"Sombong bener," Felix terkekeh lalu menoyor kepala temannya itu.

Keduanya sejujurnya memiliki suara yang indah namun mereka justru memilih untuk bernyanyi tanpa nada. Saking berteriak asalkan puas lalu tertawa. Sesekali keduanya bergerak random mengikuti irama. Untung saja bilik karaoke kedap suara, jika tidak mereka pasti sudah ditendang keluar dari sana.

"Gimana, Lix?" Felix menoleh dan mendapati Hyunjin tengah fokus memilih lagu dengan senyum yang masih terulas, "udah tenang? Atau perlu aku ajak jalan-jalan ke pantai?"

Felix tertegun mendengar penuturan Hyunjin, "Jin..."

"Jangan murung gitu, Lix," masih tidak menatap Felix, Hyunjin melanjutkan, "kamu masih punya aku, Jisung, dan Seungmin. Jangan ragu buat cerita. Aku tau kalau mamamu itu selalu membandingkan kamu sama aku, atau sama Seungmin. Maaf, ya. Aku masih aja egois berteman sama kamu padahal kamu sering banget sedih karena dibanding-bandingin."

Felix menggeleng cepat, "memang aku kadang kesel, tapi aku gak bisa jauh dari kalian. Aku gak pernah punya sahabat sebaik kalian. Setiap aku ada masalah kalian selalu stand by gak peduli kapan pun. Dimana lagi aku bisa nemuin temen kayak kalian lagi?"

Kali ini Hyunjin menoleh, senyumnya masih sama, "suatu hari nanti, kita pasti bisa gapai mimpi kita masing-masing, kan?"

Senyum dari Hyunjin menular, Felix tanpa sadar ikut tersenyum sebelum mengangguk, "pasti."

"Dan selama kita berusaha, kamu jangan mudah patah semangat," Hyunjin memilih sebuah lagu, "lagu terakhir dan setelah ini kamu harus janji gak bakal sedih lagi!"

Felix tertawa melihat Hyunjin yang memasang pose akan berjoget. Kemudian dirinya ikut berdiri dan mengambil mikrofon, mengikuti Hyunjin yang mulai bernyanyi.

Makasih, Jin, karena kamu aku bisa senyum lagi.

°°°


Voices ; Lee Felix [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang