10

9 1 1
                                    

Aku tau kau punya banyak luka,
ingin berteriak dan menghakimi semua orang tetapi kau tidak bisa.
Aku tau kau punya banyak luka,
cerita yang tak bisa kau katakan pada banyak orang yang mungkin takkan paham dan peduli.
Aku tau kau punya banyak luka,
ingin membalas semua orang yang menyakitimu dengan luka yang sama parahnya.
Aku tau kau punya banyak luka,
ingin menangis membisikkan pada Tuhan bahwa kau lelah, kau ingin bebas.
Aku tau kau punya banyak luka,
bahumu bergetar hebat ketika seseorang yang kau sayangi pergi lantas tak lama kemudian kau tersenyum kecut.
Aku tau kau punya banyak luka,
meskipun aku deskripsikan seberapa besar lukamu disini mungkin takkan pernah mampu menggambarkan apa yang benar-benar kau rasakan.
Maafkan aku, diriku sendiri.
Aku memang begini, selalu berpura-pura kuat dan tersenyum padahal hatiku sedang rapuh. Bersandiwara agar orang-orang tidak bertanya karena dalam hidupku aku paling benci dikasihani.
Kau tau orang-orang yang meninggalkanku dulu, selalu amat jelas sosok mereka dalam ingatan. Tetapi berulangkali kuyakinkan diriku bahwa memang mereka sudah tak layak berada lama-lama di hidupku, jika aku memaksakannya mereka malah yang akan tersakiti.
Aku ingin dikenal dan dipedulikan pada orang yang benar-benar ingin tetap bersamaku, mau segila apapun tingkahku atau mau sehina apapun diriku. Aku hanya menginginkan orang yang seperti itu. Dalam hidupku aku hanya punya satu orang seperti itu, tapi dia sudah pergi, bersama kenangan dan janji-janjinya yang dia bilang selamanya. Toh sudahlah, biar ku cari bahagiaku sendiri. Biarlah dia pergi mencari kebahagiaannya sendiri.

Samarinda, 22 Oktober 2019
Ssazzhra

Sajak rasaWhere stories live. Discover now