Chapter 19

2K 211 60
                                    

Happy Reading
.
.
.
.
.
.

Yoongi berjalan terburu ke dalam ruangan dimana Hoseok telah menunggunya di susul Jimin di belakang,

"Akhirnya kau sampai juga hyung" Pria berjenggot itu tersenyum saat mendapati atensi orang yang sudah di tunggunya sejak tadi,

"Oh apa ini Jimin?" Hoseok mengalihkan pandangan ke arah daun pintu sadar jika Yoongi tidak datang sendiri,

"H-halo Ahjussi" sapa Jimin sopan,

"Heh? A-Ahjussi?, Yak apa wajahku terlihat sangat tua? " Hoseok merengut tak terima pasalnya umurnya satu tahun lebih muda dari Yoongi bagaimana bisa ia di panggil paman di usia mudanya?

"Ah maaf Ahju- eh em-" Jimin menatap Yoongi meminta bantuan,

"Panggil dia Hyung Jim, dia lebih muda dariku hanya saja penampilannya kurang normal" Tutur Yoongi,

"Yak! Jika bukan karena penampilanku ini, mana bisa aku memecahkan banyak khasus, harusnya Hyung tau itu, ini yang di sebut penyamaran!" Ujarnya bangga,

Yoongi hanya memutar bola matanya malas,

"Maafkan aku Hyung, aku tidak mengetahuinya" sesal Jimin,

Hoseok menatap Jimin, ia merasa lucu pada pemuda yang membungkuk sekilas padanya dengan kepala yang di tertunduk menyesal, ia tersenyum kecil, Jimin mengingatkannya pada mendiang sang adik, Ah Hoseok jadi merindukan adiknya,

"Bagaimana Seok-ah?" Hoseok sedikit tersentak, lamunan tentang adiknya buyar sudah setelah indera rungunya termasuki suara berat itu,

"Eh, Ah! Seperti yang kau duga Hyung, Jungkook berada disana bersama Hye Ji eomma"

"Lalu? Apa Jungkook baik-baik saja?"

"Aku belum memastikannya hyung, tapi tadi pagi aku melihat seorang anak laki-laki berseragam keluar dari sana,"

"Anak laki-laki? Siapa?"

➖➖➖

Jungkook mengerjapkan mata bulatnya pelan, sejenak ia mengernyit saat rasa pusing mendera kepalanya,

Ia bangkit dengan hati-hati menyenderkan tubuhnya pada headboard kasur yang ia tempati saat ini, Jujur saja tubuhnya serasa remuk,

Berapa lama ia tidak sadarkan diri disini, kenapa persendiannya terasa sangat kaku,

Sebelah tangannya perlahan memijit pelan hidung atas pertengahan matanya, sesekali menggelengkan kepalanya berusaha menjernihkan pandangannya yang masih memburam,

Jungkook menatap bingung sekitarnya saat mendapatkan kembali penglihatan jernihnya, sebuah kamar dengan dinding yang bercat hijau muda, terdapat berbagai macam boneka serta mainan anak-anak yang tertata apik di dalam sebuah lemari kaca, sebelah kanan terdapat lemari kayu besar di sebelah pintu berbahan kayu jati, dan sebuah lukisan besar dari wajah anak kecil abstrak yang tertempel apik di atas sofa berukuran sedang dengan bentuk kepala beruang warna coklat.

Jungkook mengklaim jika ini adalah kamar anak kecil yang berada di lukisan itu, namun kenapa ia ada di disini sekarang? Sebenarnya kamar siapa yang ia tempati ini?

Sedetik kemudian matanya membulat panik, dengan gerakan cepat ia bangkit menuju pintu, namun baru selangkah ia menginjakkan kaki untuk melangkah, tubuh Jungkook langsung jatuh terjerembab membentur lantai,

Oh sial!

Jungkook baru menyadari pergelangan tangan kanannya di borgol erat di samping ranjang, ia menghentak - hentakkan borgol itu pada nakas sebelahnya berusaha melepaskan borgol itu dari tangannya, namun sia-sia bukannya terlepas malah membuat pergelangan tangan Jungkook lecet mengeluarkan darah.

FREEDOMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang