di suatu kampung nan udik
ramai tak terjamah bau kencing limbah
dan penghuni yang patuh
dikisahkan pak kiai dan pak badungpagi ini pak kiai sedang
berceramah panjang lebar tentang
kematian yang tak bisa diduga-duga
meski telah diteropong seribu manusiadalam pidato khusyuknya
pak kiai bilang bahwa
maut ada di tangan Tuhan
tak bisa ditolak dan diharapkantapi, pendapat itu ditentang habis-habis
siapa lagi selain pak badung
ya memang badungnya tak habis-habis
sok-sokan berilmu padahal buntungpak badung bilang bahwa
maut bukan di tangan Tuhan
bisa diundur datangnya dengan menjaga kesehatan
dan berobat ke rumah sakit"toh kematian bisa diajukan
kalau kalian minum miras, ngerokok, dan juga
bunuh diri," cakapnya sambil ketawa-ketiwi
tak tahu diriesoknya, masjid-masjid riuh rendah
lewat sirine-sirine, dikabarkan
pak badung berisik itu mati terkapar tanpa
sebab yang pasti.dengan petunjuk cerita pendek berjudul "Jenazah" karya Achmad Munif.
YOU ARE READING
huru-hara: yang tidak ada
PoetryPUISI | ❝ mulut-mulut sibuk menjelma burung ciat-ciut berakhir tarung pojok sini pendapat begini pojok situ pendapat begitu keberadaan hukum diperdebatkan nyerocos saja katanya ada peraturan toh, undang-undang di mana-mana ketika genting, ia...