part 1 ( embun di pagi hari )

53 3 0
                                    

Frans dan tasya pun buru buru pergi kerumah sakit, saat hendak membuka pintu, mereka bertemu dengan rachel yang duduk di ruang keluarga

" eitss.. mau kemana? Jalan jalan ya? Beliin gue makanan ya? " pinta rachel dengan menampilkan sederetan gigi nya pada sepasang kekasih itu

" apaan sih hel, kita mau kerumah sakit,habib tu kecelakaan " tutur tasya menatap sepupu nya ini

" apa? Kak habib kecelakaan? Lo nggak bercanda kan sya? Nggak lucu loh" ucap rachel yang tak percaya dengan apa yang di ucapkan tasya barusan

" gue nggak bercanda"

" truss kak habib di mana?" Tanya rachel dengan kekhawatiran nya pada sandi

" di rumah sakit mega hospital, ini kita mau kesana, mau ikut nggak lo? " tanya tasya saat melihat raut kekhawatiran di wajah rachel

" iya iya gue ikut" rachel pun bergegas untuk mengganti baju nya dan ikut bersama frans dan tasya

" yaudah aku siapin mobil ya sayang" pamit frans lalu berlari ke rumah nya untuk memanaskan mobil

Frans pun segera menyambar kunci mobil di atas nakas , dan berlari untuk mengeluarkan mobil sport kesayangan nya dari garasi, saat sedang memanaskan  mobil nya, telfon masuk dari seseorang

Frans
" halo, ini siapa ya"

085323217****
" kamu udah hapus nomor aku? "

Frans
" saya buru buru, kamu siapa? "

085323217****
" aku alicia frans"

Frans
" owh.. ada apa? "

085323217****
" andine mau ketemu sama kamu katanya"

Frans
" maaf ya alicia, aku buru buru, mau kerumah sakit, bilang sama andine, besok besok main nya "

085323217****
" siapa yang sakit? Rumah sakit mana?"

Frans
" temen aku , di rumah sakit mega hospital, udah ya..bye"

Tut.. tut.. tut..

Frans mematikan sambungan telfon nya karena saat ini ia memang buru buru untuk kerumah sakit

" sayang.. udah siap kan? " tanya tasya menghampiri frans di depan rumah nya

" udah, kita berangkat sekarang ya" ucap frans lalu masuk ke dalam mobil nya dan diikuti oleh rachel dan tasya

Vania masih menunggu di kursi tunggu dengan air mata yang tak henti hentinya mengalir di mata indah nya, seraya menggenggam liontin berlumuran darah yang di berikan habib

" kak.. kamu pasti kuat, aku disini buat kamu" lirih vania sambil menatap ruang igd yang masih tertutup rapat

" van" panggil ansyah yang melangkah ke arah vania dengan tatapan iba

" kak" vania berlari memeluk ansyah dan menenggelam kan wajah nya di dada bidang milik ansyah

" kak habib nggak akan kenapa napa kan kak? Kak habib kuat kan kak ? Kan vania udah di sini buat dia" ucap vania di sela sela tangis nya dan semakin mengeratkan pelukan nya pada ansyah

" nggak akan kenapa napa van, percaya sama kakak" tutur ansyah menenangkan wanita yang paling dicintai nya, meskipun ia tau bahwa vania sama sekali belum mencintai nya

Frans, tasya dan rachel berlari mencari dimana keberadaan habib di rumah sakit mega hospital, namun mereka menemukan vania yg sedang bersandar di bahu ansyah

" van, habib dimana? " frans langsung to the point tanpa berminat untuk menanyakan mengapa ansyah ada disini

" di dalam kak, dokter belum juga keluar" vania mendongak saat mendapati frans di hadapan nya

" ini kenapa bisa begini van? Habib kenapa bisa kecelakaan? " ucap frans dan memburu vania dengan beribu pertanyaan

" vania nggak tau kak"

Saat ansyah hendak menjawab, sandi datang dengan setengah berlari sambil menangis mencari keberadaan kakaknya

" di mana kak habib? " tanya sandi saat melihat teman teman nya di rumah sakit tersebut

" habib sedang di tangani dokter" ucap ansyah menjawab pertanyaan sandi

" kok pak ansyah ada disini? " tanya sandi saat melihat ansyah disamping vania

Baru ansyah hendak menjawab, vania justru menjawab nya terlebih dahulu dan membuat mereka semua membelalakkan matanya

" dia calon suami saya" ucap vania sambil menatap ansyah dan menatap kembali ke teman teman nya

" apa?!!" Mereka semua terkejut dengan apa yang di utarakan vania barusan, pasalnya ansyah itu adalah dosen mereka

" van, lo jangan bercanda" tasya tak menyangka dan hanya berpikir bahwa vania hanya bercanda

" gue serius"

" nanti aja bahas itu, sekarang kenapa kak habib bisa kecelakaan, dan kenapa di komplek rumah lo van? " tanya sandi dan menatap tajam ke arah vania

Vania hanya terdiam karena ia juga tidak tau penyebab habib kecelakaan, ansyah yang melihat vania hanya terdiam pun bersuara

" kata warga tadi, dia nggak fokus nyetir karena cuman ngeliatin liontin ini" ucap ansyah lalu mengangkat liontin di tangan vania yang di penuhi darah

" itu liontin siapa? " tanya sandi yang tidak mengenali liontin itu milik siapa, ia tak pernah melihatnya

" liontin aku, tadi kak habib kerumah, dan aku nggak sengaja bilang kalau kak ansyah itu calon suami aku, lalu aku kasih liontin ini ke dia, karena itu pemberian dia" vania menjelaskan bahwa sebelum kecelakaan habib kerumah vania

" parah lo van, lo tau kan kalau kakak gue cinta sama lo, dan lo giniin dia? Gue nggak bisa terima van lo gituin dia " bentak sandi yang sangat marah dengan perlakuan vania pada kakak nya

" san , gue nggak tau akhirnya bakalan gini, maafin gue" vania meraih tangan sandi untuk meminta maaf, namun sandi menepis nya hingga membuat vania hampir tersungkur di lantai

" gue nggak bakalan maafin lo kalau ada apa apa sama kakak gue, inget!!!" Sandi pun mendekat ke arah pintu igd dan melihat kakak nya sedang di tangani dokter

" san" lirih vania mendekati sandi di depan ruang igd

" jangan mendekat, gue benci lo van" ucap sandi tanpa memalingkan wajah nya kepada habib



Kekasih ImpiankuDove le storie prendono vita. Scoprilo ora