11

1K 83 1
                                    

Jieun pov

Pagi ini, aku hendak bertemu gadis itu. Aku ingin melihat, apa dia sangat cantik sehingga membuat Jungkook tergila-gila?

"Taeyong, aku akan pergi," ucapku, namun tanganku di tarik oleh Taeyong.

"Kau ingat Jeno bukan? Jangan kau sama sekali memaafkannya," kata Taeyong, sukses membuatku bergidik ketakutan.

"Terserah padamu, aku hanya ingin pergi dan lepaskan tanganku," kataku sinis, lalu pergi dari hadapan Taeyong.

Aku mencari gadis itu, menurut pelacak lokasiku gadis itu sedang berada di Hospice. Ah, Jungkook pasti bersamanya. Aku memutuskan menghubungi Jungkook.

"Kau sedang di Hospice?"

"Nde, ada apa Noona Lee?"

"Dimana gadis itu?"

"Yeri? Dia masih bekerja di Roses Butique,"

"Jangan pura-pura bodoh Jeon,"

"M-maksud Noona Lee, Rose?"

"Siapa lagi? Tenang, belum waktunya,"

"L-lalu kau mau a-apakan R-Rose?"

"Banyak bicara! Aku hanya ingin bertemu, apa itu salah?!"

"T-tidak tolong jangan apa-apakan dia,"

"Iya, puas kau?!"

Aku menutup telepon itu, Jeon menjadi pria yang tidak percaya akan perkataanku lagi.

Jieun pov end

.

Rose dan Jungkook, sedang mengunjungi beberapa pasien di Hospice.

"Rose, kau mau pulang?" tawar Jungkook, tubuhnya sudah di penuhi keringat dingin.

"Ani, aku masih ingin berjalan-jalan," jawab Rose, lalu berjalan-jalan kembali dengan santai.

"Baiklah," pasrah Jungkook.

Tak lama kemudian, derap langkah seorang gadis terdengar nyaring. Gadis itu adalah Jieun, ia datang sendiri.

"Hai, gadis cantik," sapa Jieun.

"H-hai," jawab Rose, canggung.

"Rose, mari jal--"

"Ingat janjimu Jeon," kata Jieun, cukup menyeramkan.

"Nde, mianhae sajangnim," kata Jungkook, meminta maaf.

"Janji apa?" tanya Rose heran.

"Janji, bahwa hari ini kita akan minum cokelat hangat bersama," kata Jieun, dengan tatapan yang agak mengerikan.

"Oh, baiklah. Salam kenal, aku Rose," kata Rose, sambil menjulurkan tangannya.

"Aku Lee Ji Eun," kata Jieun, dengan senyuman liciknya.

Jungkook benar-benar ketakutan kali ini. Ini membuat Jungkook semakin takut pada Jieun.

"Um, aroma mistis disini sangat kuat," kata Jieun, sambil menyentuh tembok-temboknya. "Mari, minum cokelat hangat di tempat yang lebih baik."

Kini Jungkook sudah kelewat takut, suara Jieun sudah sangat menyeramkan.

"Dapur?" tawar Rose.

"Tempat yang tepat."

.

Mereka sampai di dapur Hospice. Mereka minum cokelat hangat dengan tenang, kecuali Jungkook.

"Bukankah cokelat hangat yang enak?" tanya Jieun, lalu menyuruput kembali cokelatnya.
"Nde, ini sangat enak," puji Rose.

"Rose, bolehkah aku bertanya kepadamu?" tanya Jieun, kepada Rose.

"Tanyakan saja," jawab Rose.

"Bolehkah kita berteman dekat?"

Love And Kill -Rosekook [TAMAT]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora