PART IV - A

550 62 8
                                    

Gesek antar dedaunan berbunyi nyaring, bersama hembungan angin yang terasa dingin menerpa. Tensi ketegangan mulai menyelimuti atmosfer ini. Alis sewarna surai navi itu menukik, menatap lurus pada kawan sekaligus pemilik hati yang bergerak gelisah.

“Kazunari? Dia siapa, Kise?”

Pemuda bersurai mentari ini meneguk ludah paksa kala nada dingin terselip dibalik kalimat Aomine. 

“Dia kerabat jauhku, ssu. Seorang merman pemilik sisik sehitam blackpearl incaran banyak orang. Midorima-cchi melihatnya.”

Ah, Aomine sedikit paham sekarang mengapa Midorima bertingkah sedikit aneh. Ia tentu tahu dengan kepercayaan pemuda itu yang sangat menolak keberadaan makhluk mitos. Tipikal manusia super logis dengan logika yang memimpin diri. Namun, ketika harus berhadapan langsung dengan hal yang tidak dipercayainya secara tiba-tiba, juga adanya pancingan orang bodoh dari manusia semacam Kise, sepertinya itu sedikit melukai harga diri si jenius Midorima. 

Tapi, jika hanya perihal harga diri seperti ini, Midorima pasti tidak mungkin bersikap sejauh ini ‘kan? yang Aomine maksud adalah, sahabat three-pointernya itu tidak selebay ini dalam menyikapi sebuah masalah. Ada yang luput dari pengamatan Aomine. Netra safirnya memicing.

“Kau belum mengatakan semuanya kan?”

Bibir semerah ceri digigit gemas, membuat Aomine sempat lupa diri. Wajah tampan sekaligus cantik milik Kise menampakkan raut resah.

“Inilah masalahnya, Aomine-cchi.”

Lagi-lagi alis sewarna navi itu menukik. Fokusnya ada pada Kise sepenuhnya.

“Midorima-cchi bertemu dengan Kazunari-cchi ketika dia sedang bernyanyi, ssu! Awalnya aku tak memikirkan hal ini karena berpikir jika Midorima-cchi adalah seorang rasional dan tidak macam-macam. Saat itu aku hanya ingin mengubah sudut pandangnya jika makhluk seperti kami itu ada―”

“Kise!” Aomine segera memotong kalimat sang kekasih yang terasa mulai melebar. Ia pun takut jika ada orang yang mendengar percakapan mereka. Ini adalah tempat umum! 

Diraihnya bahu Kise kemudian memegangnya erat. Menatap dalam netra madu yang sedikit tidak fokus ketika menceritakan apa yang terjadi. 

“Ceritakan pelan-pelan, Kise. Tak perlu terburu-buru seperti itu. Aku akan selalu mendengarkanmu disini.”

Netra madu milik Kise balik memandang netra sebiru dasar laut kesukaannya, menatapnya menenangkan. Perlahan, ditariknya napas kemudian menghembuskannya pelan.

“Midorima-cchi mendengar nyanyian seorang merman. Dan itu adalah petaka.” Singkat Kise.

Aomine semakin tidak mengerti. “Memangnya kenapa jika dia mendengarnya bernyanyi? Aku selalu mendengarkan suara cemprengmu ketika kau bernyanyi dan aku baik-baik saja!”

“Itu berbeda Aomine-cchi!” sergah Kise.

“Kenapa bisa?!”

Suara tarikan napas dalam kemudian dihembuskan perlahan mengudara. Berusaha mengusir kesengitan yang sungguh menguji kesabaran.

Kise menatap Aomine serius. “Kau tentu pernah mendengar mitos di Eropa tentang nyanyian duyung yang mungundang maut ‘kan? Itu nyata, Aomine-cchi. Nyanyian seorang duyung, apalagi seorang merman, bisa membuat seseorang celaka. Tapi, itu hanya berlaku pada seseorang yang jahat dan tamak.”

Raut ketidaksetujuan hadir di wajah tampan sang ace Teikou. “Tapi Midorima bukan―”

“Itulah yang membuatku bingung awalnya! Midorima-cchi adalah orang yang baik-baik tapi dia terpengaruh pada nyanyian Kazunari. Karena itulah aku selalu mengikutinya kemanapun ia pergi. Aku takut pengaruhnya membuat Midorima-cchi tak sadar dan pergi menenggelamkan diri di laut, ssu.” Sambung Kise lemah. Pening dengan keadaan tidak terduga yang menimpa.

Sejujurnya Aomine masih tidak begitu mengerti dengan ocehan panjang Kise. Tapi setidaknya ia mengerti dengan situasi yang sedang terjadi. Diarahkan tangannya pada tangan Kise kemudian menggenggamnya erat. 

“Hari ini kita akan mengawasinya bersama. Jangan pergi sendiri dan bertingkah seenaknya lagi.”

Kise mengangguk pelan, paham dengan kalimat kekasihnya itu. Walaupun Aomine sudah menawarkan bantuan secara tak langsung, juga pemuda itu pasti akan selalu mendampingi juga membantunya, hal itu tetap tak mampu menutupi seluruh kegundahannya.

Ia teringat sebuah rumor yang begitu terkenal di seluruh dasar lautan, yang mana Poseidon pun, sang penguasa lautan tak mampu membuktikan kebenarannya. 

Namun konon katanya, hal ini pernah terjadi sekali. Dan menimbulkan sebuah bencana besar karena dianggap melanggar hukum dan ketentuan alam.

Makhluk dari dunia atas, dunia tengah dan dunia bawah tidak akan pernah bisa bersatu. Kecuali mengorbankan sesuatu. Ada harga mahal yang harus dibayar untuk mencapai sebuah keinginan.

Kise menggeleng pelan. “Tolonglah. Semoga itu hanya omong kosong belaka,”

.

.

.

.

Hello~ Part 4 udah up! Tapi sayangnya, saya potong sampai disini saja dulu. Takut kepanjangan kalau up sekalian :")

Gimana? Makin membosankan dan gaje kah? Saya mohon maaf, 对不起.

Ini isinya full AoKise. Mohon maaf ya MidoTakanya gak muncul sama sekali. Sabar ya, kawanku. Pasti nanti bakalan muncul kok :**
Juga alasan gak update-update tuh, ya ternyata jadi mahasiswa berat juga. Apalagi saya ambilnya bahasa mandarin, jadi harus hafalin hanzi terus T-T dan itu sangat menyita perhatian.

Dan kembali pada cerita utama. Apa yang akan terjadi pada Midorima? Bagaimana nasibnya?

Hayo, coba tebak🌚

Oh ya. Jangan lupa vote dan komennya!

🎉 You've finished reading Merman? It's Impossible! But, I'm Falling in Love with Him? [MidoTaka-OnGoing] 🎉
Merman? It's  Impossible! But, I'm Falling in Love with Him? [MidoTaka-OnGoing]Where stories live. Discover now