Prolog

16 1 0
                                    

'Bagaimana para saksi, sah?'

'Sah....'

Tes.

Satu tetes.

Tes.

Dua tetes.

Tes, tes, tes.

Air bening terus mengalir membasahi pipi gadis yang duduk di sudut itu.

Sakit.

Seperti disayat-sayat.

Gadis itu menghapus setiap tetes air mata yang basahi pipinya, mata gadis itu bengkak sampai membuka mata lebar rasanya sulit.

Hatinya hancur, berkeping-keping.

Memandang sepasang pengantin yang duduk di tengah sana, menyakitkan. Apalagi setelah mendengar kata 'Sah' dari semua orang dan saat pria disana mencium kening wanita yang baru saja sah menjadi istrinya. Tidak ada yang mendukung gadis itu, semua orang mengabaikan perasaannya, dia ... rapuh. Melihat kejutan yang dilihatnya setelah sampai subuh tadi membuatnya hancur. Dia ingin marah, tetapi pada siapa?

Setelah acara peyematan cincin selesai, semua orang menyalami pasangan itu. Senyum lebar terpampang di wajah mereka. Seolah hari ini akan menjadi hari yang paling bahagia. Dan memang begitu.

Hanya dia, gadis yang duduk di pojok ruangan itu. Sedari tadi yang dilakukannya adalah menunduk meyembunyikan wajahnya yang dibanjiri air mata. Hanya gadis itu yang tidak bahagia sepenuhnya. Gadis itu bahagia ketika kakaknya yang punya trauma terhadap laki-laki akhirnya menikah.

Tetapi hatinya menangis kala laki-laki itu adalah prianya, pria yang tujuh tahun ini menjadi pacarnya, pria yang selalu mengisi hatinya.

Pria itu ...,

Doni Aksara.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Oct 30, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Antara Cilok dan CinlokWhere stories live. Discover now