tigabelas

6.9K 648 40
                                    

Seminggu sudah Eyi dan Ricad pindah ke rumah baru mereka yang minimali. Belajar berumah tangga, mandiri dan saling melengkapi adalah pelajaran bagi mereka yang pernikahannya baru seumur jagung.

Ngomong-ngomong soal pernikahan, Ricad sudah meresmikan pernikahannya secara hukum negara sebelum pindahan kerumah baru. Tapi belum ada rencana dari keduanya untuk mengadakan resepsi atau sejenisnya. Hanya tasyakuran dengan anak yatim yang dilangsungkan berbarengan dengan tasyakuran pindah rumah baru mereka.

Biarpun Eyi dan Ricad sudah tinggal berpisah dengan orang tua saat akad nikah di apartment, rasanya beda jika dirumah sendiri. Dengan lingkungan yang berbeda dan suasana yang berbeda tentunya.

Baru seminggu Eyi tinggal dikomplek perumahan, sudah seperti ibu-ibu karena temannya sekarang adalah banyak ibu-ibu komplek yang sudah memiliki bayi.

Aktivitas Eyi dan Ricad sudah berjalan normal seperti semula, Ricad pergi ke kantor, Eyi kerumah sakit. Saat sore Ricad akan menjemput Eyi dirumah sakit. Dilanjutkan Eyi memasak makanan untuk makan malam. Mereka kompak tidak menggunakan jasa ART karena ingin merasakan bagaimana susah senang mengurus rumah.

Hari minggu adalah hari berkumpul dengan keluarga. Termasuk Eyi dan Ricad. Tapi sepertinya tidak untuk minggu ini karena Ricad sudah siap dengan setelan kantornya, sedangkan Eyi menatap kesal suaminya yang akan berangkat kerja dihari libur.

Ingatkan dia bahwa dia akan mencubit kecil paha Okta nanti saat bertemu. Karena siapa lagi yang berani menyuruh Ricad kerja di hari minggu. Adiknya itu tidak pengertian atau gimana, menyuruh orang bekerja di hari istirahat. Padahal Eyi dan Ricad sudah menyusuh scedhule jauh2 hari untuk minggu ini.

"Mas" panggil Eyi manja.

Ricad menoleh saat Eyi memanggil, dia melihat wajah imut istrinya yang sedang kesal saat setelah mendengarkan percakapannya di telpon dengan Okta 15 menit yang lalu.

"Apa sayang" jawabnya lembut, sambil menahan tawa karena wajah istrinya. Sebenarnya dia gemash dengan wajah istrinya yang sedang kesal.

"Kan hari minggu, masa mau kerja" kata Eyi manja. Tidak biasanya ia seperti ini, tapi kali ini memang benar-benar membuat dia kesal karena acara minggu nya bersama sang suami diganggu oleh adiknya.

"Cuma meeting sebentar sayang, cepet kok" kata Ricad tanpa menoleh, ia sedang membereskan map yang akan dibawa saat meeting.

Pekerjaannya yang sebagai asisten CEO muda tentu harus menurut kepada atasannya yang tidak bukan adalah adik iparnya.

"Gausah berangkat aja, entar Eyi yang telpon Okta" kata Eyi masih membujuk Ricad agar tidak berangkat.

Eyi saat ini memang sedang tidak ingin ditinggalkan suaminya kemanapun, ia ingin dimanja oleh suaminya seharian.

"Ngga bisa gitu dong dek, Mas kan asisten Okta. Lagi pula meeting ini penting" kata Ricad tetap pada keputusannya.

Ricad sudah membereskan kertas kertas yang akan dia bawa saat meeting, dia buru-buru ditunggu oleh Okta di kantor sesuai janji. Dia berjalan menuju pintu kamar.

Buughh

Sebuah bantal dilayangkan oleh Eyi dan tepat mengenai punggung Ricad yang sudah memegang pintu kamar.

"Berangkat aja sana! Ngga usah balik lagi sekalian" kata Eyi sudah kesal dengan suaminya. Lalu rebahkan dan menarik selimut sampai badannya tertutupi oleh selimut.

Ricad melongo melihat kelakuan istrinya yang sudah 2 hari ini manja. Seperti bukan Eyi yang dia kenal.
Dengan wajah gusar dia menghampiri istrinya di tempat tidur.

Eyi manis, mas yang punya!!Where stories live. Discover now