20 - Tiap Manusia Membawa Luka

5.8K 1.3K 282
                                    

"Bu, nanti setelah ambil nilai bisa gak kita ngobrol berdua? Ini tentang Haechan."

Liana tertegun sebentar, sebelum akhirnya mengangguk setuju. "Tapi nilainya aman kan, pak?"

"Aman Bu, ini beda lagi."

Akhirnya Liana keluar sebentar buat cari Haechan supaya ajak Mina ngobrol dia ngobrol sama wali kelas Haechan.

"Dek, teteh di ajak kemana aja dulu ya, Bunda mau ngobrol lagi."

Haechan ngangguk dan langsung gandeng tetehnya. "Ayo teh jajan di kantin aku,"

"Jangan jajan macem-macem adek."

"Iya bund cerewet."

Liana tersenyum sebelum akhirnya kembali masuk ke dalam ruang kelas Haechan.

"Jadi ada apa pak?" Tanyanya tanpa basa basi.

Wali kelas Haechan menghela napas berat. "Kemarin sminggu sebelum ujian ada razia serempak, Bu. Kebetulan anak osis yang nge-razia itu nemuin hal-hal yang gak pantes di tas Haechan."

"Gak pantes kayak gimana? Anak saya gak mungkin macem-macem."

"Justru itu, saya juga gak percaya. Tapi anak osis itu foto langsung dari tas nya Haechan,"

"Apa isinya, pak?"

"Rokok, Bu."

"Tadinya saya mau langsung panggilan orang tua, tapi kasian Haechan mau ujian takut jadi pikiran."

Liana terdiam sebentar sambil terus menggelengkan kepalanya. Pikirnya Haechan gak mungkin kayak gitu, udah jelas dari dulu dia selalu melarang anaknya mendekati rokok.

Di satu sisi, Haechan lagi nyuapin eskrim ke Mina ditemenin sama Nancy yang kebetulan ketemu di kantin.

Walau begitu Mina masih belum terlalu ramah sama Nancy, butuh waktu memang.

"Jadi siapa yang dateng?" Tanya Haechan.

Nancy senyum. "Ibu tukang nasi padang di deket rumah gua. Bilang aja itu Tante gua, pak taeil pasti percaya hahaha."

"Dasar." Timpal Haechan sambil tertawa.

"Adek, eskrim." Panggil Mina, kemudian Haechan kembali memperhatikan Mina.

Guanlin yang kebetulan lagi beli air putih pun memandang ke arah Haechan. Keningnya mengernyit melihat Haechan lagi duduk sama dua cewek sekaligus.

'mantap juga peletnya' batin Guanlin.

"Itu tetehnya Haechan yang autis kok ikut-ikut terus ya? Apa Haechan gak malu?"

Indera pendengarannya menangkap beberapa siswa yang membicarakan Haechan, membuatnya semakin penasaran.

"Gua pernah baca artikel gitu, ngurus anak yang kekurangan tuh susah banget. Makanya semenjak itu gua gak pernah mau pandang orang dengan sebelah mata lagi, gua malah salut sama Haechan yang selalu mentingin kebahagiaan tetehnya."

"Eh sorry, jadi cewek yang lagi sama Haechan dan Nancy itu kakaknya Haechan?" Guanlin langsung nyambung gitu aja, bodoamat dah.

"Iya, kalo gak salah namanya Mina."

Guanlin terus menatap wajah Haechan dari jauh, laki-laki itu punya semangat yang cukup manis sambil nyuapin eskrim ke tetehnya.

"Ternyata dia gak se-pengecut yang gue kira."



***

My Perfect Sister✓Where stories live. Discover now