H

470 68 0
                                    

Matahari bergerak ke ufuk barat, tenggelam dan menyembunyikan diri dibelahan bumi sana. Kakashi berdiri dipojok ruangan, berkaos biru tua lengan panjang dengan lambang klan Uzumaki pada salah satu lengan atas. Berdiri dengan sebelah tangan yang ia masukan ke dalam saku dan sebelahnya lagi memegangi novel orange. Tidak lain tidak bukan, novel yang sudah ribuan kali ia baca. Yang isinya terlalu menarik sampai ingin terus mengulas kembali.

Namun kali ini ia tidak merasa begitu.

Tatapan mata yang biasanya terfokus pada tiap huruf terangkai dalam lembaran kertas pada novel, teralihkan bagai magnet yang tiap dua detik sekali menatap Izayoi. Bahkan ia tak bisa berimajinasi seperri biasa dengan apa yang tertulis dalam novel. Otaknya sedang tidak bisa berfantasi. 

Melirik wanitanya dengan mata sayu. Ah... Kakashi hanya berani menyebut Izayoi 'wanitanya' dalam hati -masih terbaring tak sadarkan diri.

Sesekali terdengar nafasnya yang pendek. Diperiode berikutnya terdengar tarikan panjang seolah dirinya tengah mengisi pasokan oksigen dalam paru.

Yang bisa Kakashi lakukan hanyalah memperhatikan, menunggu dan berharap agar Izayoi cepat sadar. Sial! Menunggu 3 hari seperti tiga tahun baginya! Adakah cara yang bisa Kakashi gunakan untuk membangkitkan Izayoi?

"Seharusnya dia segera siuman..."

Kakashi menutup novel, menyimpannya dalam saku. Kaki jenjangnya melangkah mendekati Izayoi. Diusapnya wajah pucat dan bibir yang kering itu dengan lembut. Dahi Kakashi berkerut diantara kedua alis saat jemarinya menyentuh daun telinga Izayoi.

Dingin!

Ia mengeluarkan satu tangan dari dalam saku, meraih telapak tangan Izayoi dan menggenggam erat. Berharap ia bisa menyalurkan kehangatan disana. Ia mendudukan dirinya dipinggiran ranjang dengan pandangan yang terus menatap Izayoi.

ZZZRRRTTT...

Terdengar pintu dibuka, langkah pelan dan tenang ditangkap indra pendengarannya. Tapi tak membuat Kakashi beralih dari wajah Izayoi.

"Kakashi-san... apa sudah ada tanda-tanda dari Izayoi-san ?"

Kakashi menggelang, menggerakan salah satu telapaknya untuk mengusap punggung tangan Izayoi.

"Aneh. Ini lebih lama dari sebelumnya. Apa kau sudah coba mengalirkan cakra padanya?"

Kakashi menarik nafas dalam. "Tubuhnya seperti menolak cakraku." Helaan nafas terdengar. "Apa yang sebenarnya terjadi?" Pada akhirnya Kakashi menggumam pelan.

"Kakashi-san. Apa kau pernah mendengar teori penolakan cakra?"

Kakashi mengangguk, "Kushina-san memberitahuku jika seorang Jincuriki memiliki 2 cakra. Cakra dari biju dan miliknya sendiri. Disaat cakra miliknya melemah, cakra bijulah yang akan menguasai tubuh Jincuriki. Darisana, dia akan menolak cakra yang berasal dari luar."

"Lalu apa yang bisa dilakukan agar cakra miliknya bangkit?"

"Mungkin harus menyuntikan cakra yang sama yang berasal dari biju lain." Kakashi terlalu jenius, bahkan dirinya sampai terdiam dengan ucapannya sendiri.

"Itachi, aku punya firasat buruk tentang ini. Ayo kita kembali ke Konoha secepatnya!"

* * *

Kakashi melompat, dengan Izayoi berada dipundaknya. Sebuah kain ia ikat menyilang didada. Menahan tubuh Izayoi agar tidak terjungkal ke belakang. Kepala Izayoi menempel dibahunya. Helaian rambut merah terkadang menjuntai kedepan, terurai hingga Kakashi mampu mencium wangi shampoo yang menguar dari sana.

ANOTHER BODY SEASON 2 [ F I N ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang