3

9.7K 1.2K 260
                                    

“Lepaskan dia, San!”

Sebuah teriakan membuat seseorang disana dengan nama San menoleh.

“Si preman bangsat ini bernama San?”

Wooyoung melihat siapa yang baru saja datang, pengendara motor yang menawarinya tumpangan tadi.

Jadi dia benar-benar orang baik rupanya, Wooyoung menyesal tidak ikut dengannya saja tadi, dan dia malah memilih berurusan dengan si San ini.

“Cih, mau bersikap sok pahlawan?” San melempar tatapan meremehkan setelah tau siapa pelaku yang meneriakinya, ia membawa langkahnya maju bersiap menghajar sang pengganggu kesenangannya. Sekali pengganggu tetap saja pengganggu.

Kedua mata pria di hadapan Wooyoung saat ini masing-masing menyiratkan amarah dan rasa benci, mereka semakin mendekat satu sama lain dan baku hantam tidak terelakan lagi. Mereka berdua berkelahi dengan brutal.

Wooyoung benar-benar bingung harus bagaimana sampai dia merasakan kedua lengannya masih dikunci oleh kedua teman San.

“Apa kalian hanya akan diam?!” teriak Wooyoung membuat kedua orang yang hanya menonton itu tersentak.

“Kami tidak bisa ikut campur, itu urusan San dan tugas kami hanya menahanmu” jawab salah satu teman San dengan santai seolah perkelahian semacam itu adalah tontonan biasa bagi mereka.

Wooyoung geram, jawaban mereka tidak bermutu, dia menginjak keras kaki kedua teman San dan membuat mereka mengaduh lalu kesempatan itu ia gunakan untuk lari dan melerai perkelahian di hadapannya.

Wajah mereka sudah lebam sana-sini mau separah apa kalau menunggu keduanya berhenti.

“Berhenti!” teriak Wooyoung kalap, namun sayangnya kedua manusia itu seakan tuli.

Mereka masih saja adu jotos di tengah kegelapan. Kedua teman San akan kembali meraih tangan Wooyoung sebelum si empunya kembali berteriak.

“Kubilang berhenti brengsek!” Wooyoung yang kebingungan menarik hoodie San yang hendak melayangkan tinjunya, membuat pria itu terhuyung kebelakang.

Dengan segera Wooyoung berdiri di tengah kedua pria itu dengan posisi menghadap kearah San seolah dia tengah melindungi seseorang yang tadi ingin menolongnya.

“Minggir sialan! atau kau mau wajahmu bernasib sama sepertinya” kali ini San beralih menatap marah ke arah Wooyoung membuat yang lebih kecil bergetar, San yang di kuasai amarah siap menghantamnya sebelum pria yang berada di belakang Wooyoung menarik tubuh kecil itu kepelukannya.

“Jangan menyakitinya, dia tidak bersalah!”

Tangan San yang mengepal siap menghantam Wooyoung berhenti di udara.

Terdengar suara nafas memburu yang tak lain berasal dari pria pendek yang saat ini tengah ketakutan dan shock dengan segala hal yang baru saja terjadi.

Ia semakin mengeratkan pelukannya. Hening sesaat meliputi mereka, hanya terdengar gumaman tidak jelas dari Wooyoung hingga salah satu diantara mereka kembali bersuara.

“Jangan hanya merusuh di jalanan, pulanglah. Appa merindukanmu” suaranya terdengar dibuat setenang mungkin.

San memunculkan seringai mengerikan di wajah tampannya “Dalam mimpimu, bajingan”

Pria itu hanya tersenyum miris, sia-sia saja melawan dan malah akan membuat keadaan kembali runyam, ia lebih memilih mengalihkan perhatiannya pada Wooyoung yang masih begetar di pelukannya “Ayo kuantar pulang”

Ia mengambil ponsel milik Wooyoung yang tergeletak di jalan dan menarik lembut pergelangan tangan yang lebih kecil untuk membawanya menjauh dari tempat itu.

Come As You Are [woosan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang