06

6.7K 906 111
                                    

"Kau mau kemana?" lalu merangkul lelaki yg lebih tinggi di sebelahnya

"Perpus" jawab jisung

"Mau bareng denganku? Sekalian kita menjenguk jaemin"

"Tidak. Aku akan pulang dulu."

"Baiklah. Aku pulang" lalu berbelok arah menuju parkiran.

Jeno. Ia memang orang kaya sama seperti jisung. Tapi dia paling tidak suka diantar jemput seperti kebanyakan murid disana. Ia lebih suka membawa mobilnya sendiri. Lagipula ia sudah punya sim. Kalaupun tidak punya, ia tinggal bilang pada ayahnya yg seorang kepala kepolisian di seoul, dan semuanya akan beres.

Setelah jeno menghilang di belokan, jisung melangkah ke lantai dua menuju perpustakaan. Meskipun sudah jam pulang sebagian anak-anak masih betah di tempat itu. Apalagi murid kelas tingkat akhir mereka akan sering ke sana untuk mempersiapkan ujian akhir.

"Ish kenapa tinggi sekali.. Ah ada tangga, bagus sekali" lalu lelaki mungil itu menarik tangga ke tempat ia ingin mengambil buku

"Akhirnya dapat.. Eh kenapa ini?" lelaki itu melirik kebawah. Dan tangganya bergoyang. Tunggu. Di tangga itu ada cahaya merah yg menggoyangkan tangganya. Itu berarti ini memang di sengaja

"CHENLE AWAS" renjun yg sedang duduk melirik ke arah chenle dan langsung panik melihat tangganya bergoyang

Chenle yg tadinya mau mengeluarkan kekuatanya diurungkan karena sekarang perhatian semua murid mengarah padanya yg di sebabkan teriakan renjun tadi

"Ah yaaaa-!" chenle hanya pasrah dan memejamkan matanya. Mungkin ia kan patah tulang setelah ini

Tunggu. kenapa tidak sakit?

Perlahan chenle membuka matanya, dan pemandangan pertama yg ia lihat adalah sepasang mata obsodian hitam yg tengah menatapnya. Ternyata ia di tangkap oleh seseorang pantas tak sakit.

"Gwaenchana?" suaranya rendah dan berat dan itu membuat chenle tersadar.

Chenle berdehem lalu turun dari gendonganya. "I-Iya. Te-rimakasih"

Lelaki itu mengangguk, sedetik kemudian kini chenle yg berteriak "JISUNG AWAS"

Jisung langsung berbalik dan terkejut karena tangga yg tadi bergoyang kini akan menimpanya dan juga chenle. Jisung menoleh kerah chenle dengan secepat kilat mendorong tubuh mungil itu menjauh. Dan tepat ketika ia mendorong chenle tangga itu menghantam punggung jisung dengan kencang dan di barengi dengan teriakan memanggil nama jisung. Chenle jatuh ke belakang dan masih belum menyadari yg terjadi.

Orang-orang langsung mengerumuni jisung dan membantu mengangkat tangga itu. Renjun langsung menghampiri chenle membantunya berdiri

"Chenle kamu tak apa-apa?"

"Renjun. Jisung.., dia.., jisung terluka, renjun" racau chenle tak jelas

"Tenanglah chenle. Kamu juga terluka"
Renjun memapah chenle menuju uks mengikuti murid lain yg membawa jisung.

🍂🍁🍂

Hari hampir beranjak malam dan jisung belum sadarkan diri, di sampingnya chenle juga tak mau beranjak ia masih kekeh mau menunggu jisung sadar. Ia tak kan tenang sebelum mata itu kembali terbuka.

Di luar ruangan ke dua sopir masih menunggu masin-masing majikannya. Dan renjun sudah pulang 15 menit yg lalu. Kini tinggal chenle dan jisung.

"Jisung bangunlah, jangan membuatku takut. Kenapa kau bandel sekali. Kenapa kau tak mau di bawa kerumah sakit. Keras kepala" chenle terus mengomeli jisung tapi tak di tanggapi, tentu saja karena jisung belum sadar.

God of Weather [Jichen] || ENDWhere stories live. Discover now