07. porak poranda

379 76 49
                                    

Bug.

Bug.

Bug.

Semua orang di kantin mendekat ke sumber suara gaduh yang berada di pojok kantin. Melihat pertengkaran di sana, membuat siswa berbondong-bondong ingin tau sehingga mendekat.

Walaupun mendekat, orang-orang kbih memilih berdiri di tempatnya daripada memisahkan. Bukannya tak ingin memisahkan, tapi orang-orang di dekat perkelahian itu tak berani. Karena bisa dibilang itu perkelahian yang terlalu gaduh.

Doyoum, Jisung, Dipo dan Ensang, berlari terengah-engah mendekat ke arah kerumunan orang-orang di sana. Bahkan si Dipo memegangi perutnya yang sakit karena tak kuat berlari dari kelas sampai kantin setelah mendapat telepon dari Yedam.

Jisung mendekat terlebih dahulu, meminta jalan kepada kerumunan orang yang menutup perkelahian.

Mata Jisung terbelalak. Bukan hanya Jisung, ketiga orang yang datang bersamanya pun ikut terbelalak. Bahkan mulut Ensang dan Dipo sudah menganga di belakang Doyoum.

Yang mereka lihat saat ini perkelahian ganas antara temannya dan orang yang tak mereka kenal. Dan yang berkelahi itu sudah pasti Kai.

Kai sendirian, melawan empat orang. Empat orang yang sudah banyak memar di wajahnya. Tapi Kai hanya berdarah di sudut bibir.

Satu.

Lawan.

Empat.

Dan yang kalah si empat orang itu.

Bahkan banyak yang bertanya-tanya dalam hati, sebenarnya siapa aslinya Kai ini?

Tadi si Mirza mau maju saat Kai diserbu tiga orang lainnya. Tapi si Kai dengan cepat berteriak, 'jangan ikut campur urusan gue! Ada yang maju, lo habis!'

Makanya tak ada yang berani memisahkan.

Suara pukulan dan tinjuan terdengar keras. Murid-murid yang mendengar menggidik ngeri. Suara itu terus berbunyi dari kepalan tangan Kai yang mengenai anggota tubuh empat orang yang terkena pukulannya.

Meja kantin bergeser, bahkan sudah ada yang ambruk ke samping. Bukan cuma itu saja, kursi panjang kantin sudah melanting kemana-mana. Bahkan tiga kursi sudah patah.

Kantin seperti dilanda angin puting beliung.

"Permisi." Seorang lelaki berusaha menerobos kerumunan orang-orang yang mrlihat petkelahian Kai. Namun naas, orang-orang yang di depannya tak menghiraukan. Mereka masih asik menonton perkelahian yang terpampang di depan mata mereka.

"AWAS WOY, AER PANAS INI," teriak seorang lainnya.

Teriakan itu membuat rombongan gadis-gadis yang di depan mereka mendecak, lalu memutar tubuhnya. Niat hendak marah, tapi gagal karena yang mereka lihat itu lelaki tampannya SMA Bhakti Frisman.

Gadis-gadis bukannya marah, malah dengan cepat mengatup mulut dan terpana. Bahkan mereka dengan cepat membuka jalan. Mempersihlakan tiga orang pentolan SMA itu lewat. Siapa lagi kalau bukan Chacha, Samuel dan Seno.

Bahkan ada seorang gadis yang sudah melambai-lambai kepada mereka. Walaupun tak dinotice sama sekali.

"Woy. Kamal! Udah, woy!" Pekik Samuel. "Anjir, itu anak orang udah bonyok!" Samuel yang langsung mencuat ke tengah-tengah perkelahian.

Samuel dengan kuat menahan Kai yang tengah meninjui seorang siswa yang sudah hampir pingsan. Dengan usaha sekuat tenaga, dia menarik Kai.

"Woy, Cha. Bantu tarik ini si banteng!" Perintah Samuel.

BOSOM FRIENDs (02 L) - CHAPTER 1 : such a bad dreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang