A

1.5K 56 13
                                    

Hembusan angin senja menerpa-nerpa kulit dari seorang pria yang berdiri dipinggir sungai sambil menatap kosong kearah aliran sungai yang mengalir deras.

Pria itu memalingkan wajahnya  sambil melihat sekeliling taman kecil penuh bunga.  Dilihatnya satu persatu pengunjung yang asik mengobrol dan bercanda gurau.

Bola matanya tertuju pada seorang gadis mungil berambut sebahu sedang menatap kosong kearah sungai.

Sama.  itulah yang dipikirkan oleh pria itu ekspresi dan aura yang terpancar dari gadis itu sama persis seperti yang kini ia rasakan.

Perlahan-lahan kaki pria itu melangkah mendekat ketempat gadis itu berdiri.

Gadis yang kini menyadari bahwa pria itu melangkah mendekatinya segera mundur beberapa langkah.

"haru? "gumam gadis itu.

Mata sayu gadis itu mulai berkaca-kaca.
Pria yang dipanggil haru oleh gadis itu mengernyitkan keningnya bingung.

Pria itu tetap melanjutkan langkahnya mendekat kearah gadis yang perlahan mundur menjauhinya.

"Jangan mendekat."kata gadis itu.

Nihil pria itu tetap melangkah mendekat.

"kubilang jangan mendekat. "teriak gadis yang bernama eun dan oh itu.

"kumohon jangan mendekat,  pergilah pergiii." kini gadis itu menangis sambil terisak.

Akhirnya haru menghentikan langkahnya.

"siapa kau,  apa kau mengenalku?. "

"maaf,  aku harus pergi. "kata eun dan oh sambil berlari meninggalkan haru.

Flashback

" Ya ya yaaaa,  minggirrrr. "

Teriak eun dan oh sambil berlari membawa kardus besar dipelukannya.

" Heiii kubilang minggir apa telinga kalian sudah tidak berfungsi lagi. "

" yak eun dan oh,  kau tidak bisa diam?, kau mengganggu pagi kuu"teriak baek kyung.

"apa?, yak kau tidak lihat aku sedang membawa sesuatu. "

" kalau begitu bawa dengan tenang. "

" aishhh baek kyung. "kesal dan oh.

Dengan tubuh mungilnya dan oh dengan sengaja menabrak baek kyung hingga membuat pria itu mendengus kesal.

" siapa yang akan percaya jika aku mengatakan bahwa kami bertunangan. "gumam baek kyung lalu berjalan mengikuti dan oh di belakang.

" Pergilah aku sedang tidak ingin berdebat. "kata dan oh.

" hanya saja aku ingin melihatmu kesusahan membawa itu."jawab baek kyung.

"oh tuhan kumohon jauhkan pria ini dariku. "gumam dan oh.

Baek kyung tersenyum miring mendengar ucapan dan oh,
Lalu mempercepat langkahnya dan berhenti didepan dan oh.

" kau butuh bantuan? "tanya baek kyung.

" tidak,  aku tidak perlu bantuan mu. "

" hmmm benarkah?, baiklah gadis kecil sepertimu pasti bisa meletakkan kardus ini diatas lemari kan? . "
" baiklah,  fighting kuharap kau tidak melukai tubuhmu sendiri karena kecerobohanmu. "

Kata baek kyung lalu berlari kecil sambil bersenandung meninggalkan dan oh.

" kenapa diriku harus bertunangan dengan pria itu?, kuharap aku bisa membatalkan pertunangan ini. "

***

" hei eun dan oh,  bagaimana, Berjalan lancar? kau sudah meletakkan nya ketempat asal?. "

" pergi. "

"Heeiiii jangan begitu."

"Berhentilah mengganggu ku."teriak dan oh.

"Tidak bisaaa, mengganggumu adalah suatu kewajiban dalam hidupku."

"Kewajiban?"tanya dan oh.
"Kalau begitu memukulmu setiap hari adalah sebuah kewajiban untukku."

Plak plak plakkkk

Tamparan pedih dan oh berhasil mendarat dengan baik di punggung Baek Kyung.

"Yakk tamparan tangan kecilmu mantap juga."kata Baek Kyung sambil tertawa kecil.

"Dia pasti sudah gila."gumam dan oh sambil berjalan meninggalkan Baek Kyung yang masih tertawa kecil sambil memegangi punggungnya.

Setelah sadar telah ditinggalkan dan oh, Baek Kyung segera berlari menyusul dan oh.

"Hei hei heii, omong-omong kapan kita menikah?"tanya Baek kyung

"WHAT? MENIKAH? SIAPA? KAU?."

"Heiiiiii jangan pura pura amnesia kauu."

"Kau siapa? Aku siapa? Kita dimana?"-eun dan oh.

***








Neverending StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang