6 - Oblivion

1.4K 163 48
                                    

Hiruk pikuk para tamu undangan saling bersahut sahutan dari ujung ke ujung, mengumandangkan ucapan selamat kepada pasangan yang baru mengucap janji suci mereka.

Semua orang nampak bahagia, menyuarakan bagaimana kelebihan serta keserasian dari keduanya.

Hari begitu cerah, bahkan diliputi tawa serta senyum yang tiada akhir. Tapi tidak dengan wanita cantik yang memilih menjadi pengamat di kejauhan.

Merasa penat terus berdiri, dia akhirnya meninggalkan tempat itu tanpa mengucap sepatah katapun, toh, tidak mungkin juga ada yang peduli padanya.

Tidak ada yang berani mengajak wanita cantik itu bicara meski semua orang tau siapa dia.

Cho JoHyun, istri pertama dari Cho Kyuhyun yang baru saja mengucap janji suci pernikahan dengan wanita kedua yang berhasil membuatnya tersenyum untuk pertama kalinya.

Semua orang memuji kecantikan bahkan kebaikan hati yang selalu Seohyun pancarkan setiap saat. Tidak ada celah sedikitpun, lantas, apa yang salah kalau begitu?

Setiap ucapan lembut, pandangan penuh kasih sayang, serta perasaan cinta yang dia punya. Tidaklah pernah cukup untuk membuat Kyuhyun menatapnya.

Seohyun tiba di rumah yang begitu sunyi karena semua orang tengah merayakan pernikahan Kyuhyun dan wanita pilihannya.

Dia melangkah ke halaman belakang dan berhenti di pinggir kolam tepat dibawah pohon. Menatap refleksi diri yang bergerak di atas permukaan air.

"Harusnya dengan begini dia tidak akan menyiksaku lagi bukan?"

Pantaskah Seohyun menangis dan menyesali semuanya disaat sudah beribu ribu kali dia mengintrospeksi dirinya sendiri?

Mencari kesalahan sekecil apapun yang mungkin menjadi alasan jika Kyuhyun menganggapnya sebagai sebuah tumor dalam kehidupannya.

Tapi tidak ada, satu kalipun Seohyun tidak pernah melakukan bahkan berpikir buruk tentang orang lain.

Keluarganya mengajarkan banyak hal sejak kecil dan sudah tertanam hingga sekarang.

Lalu kenapa?

Rasanya begitu menyakitkan hingga dirinya tidak bisa merasakan apa apa lagi.

~~~

Prang!!

Gelas di tangan Seohyun merosot dan akhirnya terjatuh ke lantai. Puing puing kecil kaca berhamburan dan memancarkan kerlipan kecil saat terkena cahaya.

"Ya ampun, kenapa aku jadi mengingatnya lagi" Dia segera memegangi kepalanya.

"Nona, anda baik baik saja?" Tanya Yun.

"Iya, tanganku licin, maaf mengagetkan kalian ya"

Kedua pelayan itu mengangguk dan segera membenahi serpihan tajam di lantai.

"Tidak perlu, aku akan membersihkannya sendiri. Kalian bisa melanjutkan pekerjaan yang lain"

"Kami tidak keberatan, Nona"

"Dan aku juga sangat sangat tidak keberatan, jadi..." Seohyun mengambil alat bersih dari kedua asisten rumah tangga itu. "... aku yang akan membersihkannya"

Keduanya saling melempar pandangan kemudian tersenyum ke arah Seohyun. "Nde, panggil kami jika perlu sesuatu"

"Dan tolong hati hati dengan ujungnya" Kata Yun sebelum mereka melangkah pergi.

Seohyun tersenyum mentertawakan dirinya sendiri yang masih saja dilihat sebagai anak kecil di rumah tersebut.

"Umurku sudah 27 tahun, serpihan kaca seperti ini tidak mungkin..."

Last EncounterWhere stories live. Discover now