BAB I - 4

4.5K 459 35
                                    

"Tuan!!" Teriak seseorang diluar, Tenzi yang mendengarnya langsung terdiam, "Itu kan." Ujarnya, yang mengenali suara itu.
"Tuan Tenzi! Pangeran Tenzi!" Teriak orang itu, yang tidak lama. Setelah dia memasuki kamar itu, dia menatap tidak percaya ke arah Tenzi.

"Bugh!" Secara cepat, pria berambut nila itu langsung jatuh pingsan. Tenzi yang melihat Zarren seperti itu, hanya bisa terdiam tidak tahu harus apa.
"Zarren!" Panggil seorang pria dibelakangnya. Dengan cepat dia langsung mengangkat tubuh Zarren, yang tidak sadarkan diri itu.

"Ke kasur itu!" Seru Tenzi, yang mengarah Rigto yang mengangkat Zarren untuk menempatkan nya pada kasurnya. Rigto pun secepat mungkin memindahkan Zarren. Setelah Zarren terbaring di sana, Tenzi segera memeriksanya.
"Sret!!" Dengan cepat Tenzi langsung membuka seragam tanpa lengan milik Zarren. Tenzi mencoba melepaskannya dari tubuhnya itu.

"Apa yang kamu lakukan?" Tanya Rigto yang keheranan melihat Tenzi yang tiba-tiba seperti itu. Namun, Tenzi hanya menatap nya sekilas, "Bantu aku melepaskannya." Ujar Tenzi pelan, Rigto yang terlihat ragu itu. Mau tidak mau, akhirnya membantu Tenzi melepaskan seragam dari tubuh Zarren. Setelah semuanya terlepas kan. Tenzi mengangkat tangannya, yang tidak lama sebuah hawa dingin keluar dari tangannya.
"Hm?" Bingung Rigto yang melihat Tenzi melakukan hal seperti itu. Tetapi ketika dia melihat Tenzi, dia cukup terkejut melihat warna mata Tenzi yang tiba-tiba memudar.

"Tinggal menunggu saja." Ujar Tenzi, yang langsung menutup tubuh Zarren dengan selimut. Mata Tenzi kembali seperti awal, yaitu mata merah menyala nya.
"Paman Anthe, Bibi Arina, dan juga Anthena. Terima kasih mau datang ke sini. Maaf juga telah merepotkan kalian. Sebenarnya aku baik-baik saja. Hanya saja, aku tidak punya wali orang tua di sini. Jadi aku memanggil kalian. Seharusnya aku yang minta maaf." Ujar Tenzi dengan sedikit menunduk itu. Paman dan Bibi nya itu pun tidak tahu harus apa. Karena mereka berdua tampak kikuk.

"Kakak, tolong jaga kak Zarren sebentar. Aku ingin mengantar Pamanku ke depan." Ujar Tenzi kepada Rigto. Rigto pun hanya mengangguk, dengan menatap sekilas keluarga terhormat Volomic itu.
"Tidak perlu, kami bisa pergi sendiri." Ujar Pamannya itu, yang terlihat tidak nyaman dengan situasi itu. Namun Tenzi yang tersenyum itu, segera mengarahkan mereka untuk berjalan keluar. Karena faktanya, Tenzi yang telah merepotkan mereka.

Setelah Tenzi mengantar mereka. Tenzi sedikit menatap sekitar Rumah Sakit yang begitu luas itu, dimana dia sedikit baru mengetahui bahwa Pamannya juga, adalah orang terhormat. Karena secara tidak sengaja, dia melihat sebuah iklan pada monitor yang menampilkan pamannya sebagai Walikota Bozgiru.
Tenzi yang harus segera kembali ke kamar pun, tiba-tiba.

"Ouh." Decak Tenzi yang cukup terkejut itu. Karena seseorang sedikit mendorongnya. Namun orang yang mendorongnya itu sepertinya tidak sadar, karena saat Tenzi melihatnya. Orang itu tengah membantu temannya untuk berjalan. Tetapi orang itu tampak tidak asing baginya.
"Tunggu!" Seru seseorang kepada kedua orang tadi, dengan bunga Lily pada lengannya. Tanpa basa-basi, Tenzi segera mengikuti ketiga orang tadi.

"Semuanya gara-gara kau Brilant!" Seru Lassy dengan tatapan setan. Tetapi Brilant hanya tampak tersenyum, "sudahlah, kalian sebaiknya diam." Ujar Zixan datar.
"Kamu tahu, kakimu bisa seperti ini. Ini semua adalah balasan." Lanjut Zixan, yang masih membantu Lassy itu.

"Balasan? Balasan apa?" Tanya Brilant yang penasaran. Tetapi Lassy sepertinya tidak mengharapkan jawabannya.
"Karena kamu telah merebut tab dari tanganku." Ujar Zixan dengan tatapan tajamnya itu.

"Apa hubungannya?" Gumam Tenzi di belakang.
"Bukankah aku yang merebut nya darimu?" Tanya Brilant, yang teringat bahwa dia yang mengambil tab Zixan.

"Sudah sudah, kamu seperti yang tidak tahu dia saja." Ujar Lassy yang memaklumi semuanya dengan ikhlas.
"Tetapi aku yang tidak." Ujar Brilant, "Kenapa?" Tanya Zixan penasaran. Dengan menatap serius Brilant.

TECUREWhere stories live. Discover now