👑3

17.3K 2.6K 278
                                    

Karena masih ada beberapa orang yang bingung sama nama-nama tokohnya, jadi kuberitahu cara menghapalnya, ya :

Seokjin = Sebastian
Jisoo = Jeanette
Jungkook = Jeisson
Jaehyun = Julian

Kalau kalian perhatikan, semua nama tokoh itu huruf awalnya sama kayak nama asli mereka.








👑👑👑👑








Ratu Jeanette Cleon menyibak sedikit tirai jendelanya. Bibir pucatnya mengulas senyum tipis kendati sebulir air mata mengalir dari pelupuk. Dibawah sana, semua warga dan anggota kerajaan menggunakan pakaian serba hitam. Alunan alat musik pengiring kematian mengudara bersama isak tangis yang terdengar memilukan.

Mereka berduka atas kabar kematian palsu itu, mengiringi perjalanan peti kosong menuju bukit untuk dibakar.

Ya, kalian benar. Sang Ratu masih bernapas hingga detik ini meski terjebak dalam sekarat dan rasa sakit. Sejak awal, Ratu Jeanette memang menyuruh Raja Sebastian untuk memalsukan kematiannya agar suaminya tersebut dapat segera menikahi perempuan lain. Sudah merupakan peraturan kerajaan bahwa Raja hanya boleh menikah lagi jika istrinya sudah meninggal dunia.

Ratu Jeanette menginginkan Raja untuk menikah lebih cepat agar saat kematiannya tiba, suaminya tersebut tak akan terlarut dalam kesedihan yang berkepanjangan.

Jadi Ratu Jeanette rela terasingkan dikamar ini, memenjarakan dirinya sendiri dan hanya membiarkan segelintir orang yang mengetahui rencana tersebut sembari menunggu kematian menjemput.

"Yang Mulia.. kau harus segera beristirahat.." salah satu dayang Ratu bernama Marie itu memegang kedua pundak Ratu Jeanette, memapahnya untuk kembali ke atas ranjang.

"Kau baik-baik saja, Yang Mulia?" Marie duduk bersimpuh disisi ranjang, memegang tangan Ratu dan menatapnya sedih.

Ratu Jeanette tersenyum begitu tulus pada gadis berusia dua puluh tahunan itu. Ia mengusap pipi Marie dengan lembut. "Aku baik-baik saja. Bukankah kebahagiaan Raja dan kesejahteraan rakyat Almeta jauh lebih penting dibanding seseorang yang tinggal menunggu ajal sepertiku?"

Bibir Marie sedikit bergetar, menahan tangis. Ratu Jeanette telah memerlakukannya sangat baik dan penuh rasa kemanusiaan. Tak hanya Raja, mungkin Marie pun akan merasa sedih dan kehilangam yang teramat dalam jika sampai sang Ratu benar-benar pergi. "Tapi kau juga memiliki hati dan perasaan, Yang Mulia. Sang Raja--"

"Sstt~ sudah kubilang, aku baik-baik saja, Marie." sekali lagi Ratu Jeanette tersenyum. Kelopak matanya mengedip lelah. Ia sudah harus beristirahat sekarang.

Namun alih-alih terbaring dan memejamkan mata, Ratu Jeanette justru memberikan satu perintah pada Marie. "Tolong panggilkan nona Amora. Aku ingin bertemu dengannya."

Marie tak bisa menolak. Semua perintah Ratu bersifat wajib untuk dilaksanakan. Jadi gadis itu mengangguk dan berlalu keluar dari kamar.

Selang beberapa waktu, Lalisa Amora datang memasuki ruangan itu. Ia masih memakai pakaian hitam sebagai pertanda bahwa negeri Almeta masih dilanda awan berkabung. Gadis tersebut lantas sedikit membungkuk, memberi salam pada sang Ratu.

"Kemarilah nona Amora." Ratu Jeanette yang sedang duduk bersandar itu melempar senyum, menepuk sisi ranjang yang menandakan sebuah perintah agar Lalisa menduduki tempat disisinya.

Sekali lagi, itu adalah perintah. Lalisa tersenyum canggung. Meskipun ragu, gadis itu tetap menuruti Ratu Jeanette dan mendaratkan bokong disana.

"Apa kau sudah berkeliling istana?" tanya sang Ratu, yang dijawab dengan anggukan pelan dari Lalisa.

Queen of Almeta | lizkook [DINOVELKAN]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang