11

3.1K 504 409
                                    

Bicara soal bagaimana caranya agar menjadi rasional? Sebenarnya Jimin lumpuh pada bagian itu, sebab jujur saja; ketika ia mulai ingin bangkitkan sisinya yang digelanyuti hak lebih kapital-mengenai siapa yang paling pantas untuk diperhatikan Hyunji-rupanya sekali lagi Jimin mengundurkan diri hanya agar tak ada patah lain pada kalbu selain miliknya. Barangkali amertanya adalah cacat, ketika ia coba lebih permisif pada hatinya sendiri; ia biarkan Hyunji memilih trotoar sendiri sedang dirinya terus di posisi awal di antara dua jalan terpisah yang menjadi keharusan pilihan.

Jimin masih di atas kerikil, menatapi trotoar tempat Hyunji langkahkan kaki menyusul Yoongi, sesekali tatapi jalanan yang ia ciptakan untuk bersama-sama dilalui. Ia ingin ke arah barat, tetapi Hyunji sedang bahagia di arah timur bercengkerama dengan lelaki lain yang potensi bawa kebahagiaannya lebih persuasif. Ia pegang dua anaknya yang masih sibuk saling goda satu sama lain, tak ingin beranjak dari posisi, sebab ketika ia putuskan untuk berjalan bertiga saja di lorong yang ia inginkan, bagaimana jika dari arah timur Hyunji lantas berubah pikiran? Bukankah perempuan cantik itu harus berlari lebih jauh untuk meraihnya? Bagaimana jika Hyunji lelah karena ingin rangkul kembali keluarga kecil itu? Tidak, perempuannya tidak boleh lelah, ia tidak boleh sakit, bahkan pantangan untuk patah tandangi hatinya. Terdengar gila, tetapi sungguh, Jimin bersumpah tak akan bergerak dari atas kericil piramid tempat kakinya menapak; ia akan terus menunggu Hyunji untuk berjalan ke arahnya kemudian mereka akan berjalan susuri lorong yang Jimin dirikan dari langkah awal.

Benar, ini hanya kisah sampah seorang lelaki yang ternyata begitu kosong tentang asmara. Benar lagi, ini hanya kisah memuakkan yang tak dapat beri pelajaran apa pun selain usaha untuk kemerdekaan afeksi. Benar, Jimin tahu bahwa ini hanya kisahnya yang paling bodoh. Namun, memangnya mengapa? Jimin cukup nyaman dengan posisinya yang setiap waktu menerima ucapan selamat pagi dari luka-luka hatinya. Ia cukup dapat tersenyum ketika luka tersebut mengajaknya untuk berlelucon sesaat tinggalkan sakit. Sungguh, Jimin sebentar lagi akan jalin relasi yang indah dengan tilas sayatan itu jika mau bersabar.

Jimin setuju saja, tetapi tidak dengan Hyura yang pagi-pagi sekali sudah buru kantornya bersama Seokjin kemudian mulai memarahi habis-habisan, mengatai Jimin yang sinting, dan berniat mencolok dua mata lelaki itu agar menjadi buta sungguhan. Bagaimana bisa berpura-pura baik-baik saja ketika istrinya sedang membalik jalur pernikahan mereka?
Mungkin Jimin bisa habis pagi itu, beruntung Seokjin relakan wajahnya yang kena tampar akibat ingin menghalangi cakaran Hyura pada Jimin. Sedang lelaki itu sendiri malah duduk-duduk santai sambil menatap bergantian ke arah sepasang suami-istri yang ributnya sumpah mengganggu pekerjaannya sekali.

"Kemari kau, Sialan!" teriak Hyura sebal. "Astaga, kau sungguh bodoh sekali."

"Dia kenapa, Hyung?" Jimin tak tahan juga, akhirnya menghampiri dan segera mendapat amukan pada bisep kanannya. Seperempat makian yang Hyura lantangkan sejak tadi rupanya tak ia simpan sama sekali ke dalam telinga, sebab Jimin nyaris tak yakin alasan mengapa sepagi ini istri dari Seokjin-yang jugalah mantan sahabatnya ketika SMA-itu mulai murka sejak injakkan kaki pada lantai ruang kerja miliknya.

"Tidak tahulah," sahut Seokjin sembari terus berusaha peluk Hyura agar tak banyak bergerak. "Dia tiba-tiba mengamuk saat tahu kalau Sohyun mulai merayumu lagi. Dan semakin tak terkendali begitu aku katakan bahwa istrimu sedang berselingkuh dengan Yoongi."

Astaga, hanya karena itu?

"Kau ini sedang mencemaskanku atau bagaimana, sih, Ra?" Jimin katakan sembari bercanda, sayang sekali, sebab satu pukulan mendadak mendarat saja di atas kepalanya.

"Kau pikir aku sedang bermain-main? Berhenti tersenyum seperti orang idiot begitu, Jim. Tuhan, aku akan memutilasinya."

Kondisi pagi itu benar-benar hiruk-pikuk. Seokjin memerlukan usaha lebih untuk tenangkan Hyura yang tiba-tiba berkomidi aneh luar biasa, ya wajar juga, sih. Soalnya ketika mendarat di Korea usai lakukan pemotretan di Belanda, yang pertama ia dengar adalah masalah keluarga sahabatnya yang sungguhlah seharusnya lebih bodoh daripada si bintang laut di Bikini Bottom. Baginya, wajar saja ketika dulu Jimin patah hati kemudian memutuskan untuk menikah dengan Hyunji akibat Sohyun yang menikah di bawah badai besar. Bagi Hyura itu masih agak bisa dibuka nalar.

LABIRYNTH ESCAPE Where stories live. Discover now