The Beginning

859 94 29
                                    

Melihat kearah sekelompok anak yang tengah asik bermain kejar-kejaran, Kim SeokJin menunjuk salah satu anak berlesung pipi yang sudah memikat hatinya sejak pertama kali.

"Daddy, aku menginginkan anak itu, siapa dia, apa dia penghuni baru panti ini?"

"Menginginkan? Maksudmu apa sayang?" Kim Soo Hyun, ayah SeokJin bertanya bingung, pasalnya, SeokJin termasuk anak yang jarang sekali meminta sesuatu, bukan jarang, bahkan tidak pernah meminta apapun.

"Aku menginginkan dia daddy, untukku, untuk jadi milikku."

"Astaga sayang, kau masih terlalu kecil untuk mengklaim sesuatu, apa kau yakin dengan keputusanmu."
Mr. Kim berjongkok, sejajar dengan kursi roda yang diduduki SeokJin, sambil memandang lekat anak semata wayangnya, kesayangannya, mataharinya.

"Heum, aku yakin daddy, sangat yakin."
SeokJin berujar mantap, dengan binar antusias yang Mr. Kim yakini jarang sekali dia temui, bahkan setelah 10 tahun seorang Kim SeokJin hidup, belum pernah Mr. Kim melihat binar antusias dan penuh keyakinan seperti saat ini.

"Baiklah, daddy akan persiapkan segalanya untukmu, tapi sebelum segalanya siap kau tau apa yang harus kau lalukan kan sayang?"
Mengusap rambut anaknya lembut, Mr. Kim berujar dengan mata yang tiba-tiba berkaca-kaca.

"Aku tau daddy dan maaf gara-gara aku, daddy jadi harus berjauhan dengan mommy."
SeokJin menunduk, sedih dan sedikit putus asa karna harus memisahkan kedua orang tuanya.

"Apapun akan daddy lakukan untuk kesembuhanmu sayang."

.

"Bibi Park serius, aku mendapatkan sponsor yang akan membiayai seluruh kebutuhan hidupku?"

Kim Namjoon, anak berusia 8 tahun yang kehilangan kedua orang tuanya akibat kecelakaan pesawat. Berasal dari keluarga terpandang dan kaya tentu saja, cerdas dan tampan, tapi naas nasib buruk harus menimpa dirinya hingga dia harus kehilangan segalanya. Beruntung sejak kecil Namjoon selalu diajarkan untuk hidup sederhana, jadi kehidupan panti yang mau tidak mau harus dijalani Namjoon saat ini tidak terlalu menyulitkan dirinya, terlepas dari apapun yang Namjoon hadapi, dia yakin pasti akan ada hal baik setelahnya.

"Bukan sponsor Namjoon-ah, tapi orang tua asuh, dia itu juga merupakan salah satu donatur tetap di panti ini." Ujar Bibir Park, salah satu pengasuh yang ada di panti, wanita yang sudah Namjoon anggap seperti ibunya sendiri.

"Oke oke orang tua asuh, lalu kapan aku akan bertemu orang tua asuhku itu Bi? Apakah aku akan diajak untuk tinggal bersama dengannya?"

"Kau ini cerewet sekali, akan ada waktunya Namjoon-ah, nanti juga kau akan tau, untuk saat ini kau hanya perlu terus berjuang, bertahan dan melakukan yang terbaik untuk hidupmu." Bibi Park tersenyum tulus sambil mengusak rambut Namjoon gemas.

(Kau beruntung Namjoon-ah, kau sangat beruntung)

.

"Eungh." Mengerang sambil membuka mata dan melihat sekeliling, Namjoon merasa asing dengan keberadaan dirinya saat ini. Berbaring di atas king size bed dengan jarum infus yang menancap dipergelangan tangan kirinya. Nuansa kamar yang didominasi warna pink dan biru, aroma kamar yang sepertinya tidak asing.

Tunggu ... aroma ini ... SeokJin.

Belum selesai dengan pemikirannya sendiri tiba-tiba ada suara yang menginterupsi.

"Kau sudah sadar?"

Paman, Kim.

"Apa yang terjadi denganku paman Kim? Dan dimana ini?"
Di luar kantor dan diluar lingkungan pekerjaan Mr. Kim menyuruh Namjoon untuk memanggilnya paman atau appa saja sekalian, eh.

"Kau pingsan selama dua hari karena kekurangan nutrisi. Ya Tuhan apa yang terjadi kepadamu Kim Namjoon, sepertinya aku harus berpikir ulang untuk menyerahkan SeokJin kepadamu." Mr. Kim berujar santai sambil menyilangkan tangan didada yang langsung membuat Namjoon terduduk sambil membelalakkan mata.

"APA! Maaf paman... maksudku... apa maksud paman dengan menyerahkan, paman akan menyerahkan SeokJin begitu saja, kepadaku? eemmm... bukankah kalian akan ....... menikah?!"

Mr. Kim refleks terbahak, tak habis pikir dengan pemikiran Namjoon tentang hubungan dirinya dan SeokJin.

"Hahaha, ya Tuhan Namjoon, SeokJin itu putraku, bagaimana mungkin aku menikahinya, ternyata kau sama saja dengan mereka, menelan informasi bulat-bulat tanpa mencari tahu kebenarannya terlebih dahulu."

"JADI JINSEOK ITU PUTRA PAMAN?!"

Namjoon nyaris berteriak, terkejut, lega senang dan merasa bodoh, entahlah, ternyata pemikirannya selama ini salah besar, IQ tinggi ternyata tidak menjamin jika dihadapkan dengan urusan percintaan.

"Kau terlalu berisik Namjoon, diamlah."

Mr. Kim menggerakkan dagu, isyarat untuk menunjukkan sesuatu. Namjoon menoleh dan didapatinya SeokJin tengah tertidur dengan menumpu kedua tangannya.

Kim SeokJin, tertidur disebelahku, ya Tuhan sepertinya setelah ini aku harus rajin beribadah dan beramal.

"SeokJin yang menemanimu dua hari ini, dia juga yang merawatmu, dia hampir tidak mau makan karena mengkhawatirkanmu dan kau berada di rumahku, di kamar SeokJin, dia bersikeras tidak ingin kau dirawat di rumah sakit."

Namjoon bergeming, fokus menatap SeokJin yang tengah tertidur, Namjoon bersumpah dia rela melakukan apa saja untuk dapat menatap wajah seindah ini setiap harinya.

"Yasudah, kau istirahatlah Namjoon."

Namjoon menoleh, tersenyum dan mengangguk. Mr. Kim meninggalkan kamar SeokJin dan Namjoon melanjutkan aktivitasnya, menatap SeokJin yang tengah tertidur.

.

Namjoon tidak pernah tau kebaikan apa yang sudah dilakukannya hingga dia mendapatkan keberuntungan sebesar ini, dirawat oleh pujaan hati, tertidur dalam satu ranjang yang sama, melihat situasi dan kondisi saat ini pasti dikehidupan sebelumnya dirinya pernah menyelamatkan sebuah negara dan oh Tuhan, Kim SeokJin yang tengah tertidur sungguh luar biasa indahnya, Namjoon jadi ingin memeluk dan menciumi setiap inci wajah SeokJin tanpa terkecuali. Stop Kim Namjoon, kendalikan hormonmu.

Menumpu kepala dengan siku dan larut dengan pikirannya sendiri, Namjoon tidak menyadari adanya pergerakan yang terjadi, SeokJinnya tiba-tiba membuka mata. Tunggu, SeokJinnya, ya tidak salah kan jika Namjoon menyebut SeokJin kepunyaannya, toh Mr. Kim secara tidak langsung sudah menyerahkan SeokJin padanya.

"Eemm... Joonie." Bisik SeokJin lirih.

"Hai, sunshine."

Dan satu kecupan mendarat dibibir SeokJin tanpa permisi.

.

.

To Be Continued

Apakah akan ada bulan hitam setelah ini? Hohoho

.
.

1/12/2019



Vous avez atteint le dernier des chapitres publiés.

⏰ Dernière mise à jour : Dec 24, 2019 ⏰

Ajoutez cette histoire à votre Bibliothèque pour être informé des nouveaux chapitres !

Just The Way You Are (Rest)Où les histoires vivent. Découvrez maintenant