•23 Hari H•

4K 328 24
                                    

PLEASE VOTE AND COMMENT

Besok adalah hari pernikahan gue

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

Besok adalah hari pernikahan gue. Gue yang dulunya gak sabar banget buat nikah, sekarang malah terbalik. Bukan karena gue gak cinta lagi sama Seungwoo. Enggak! Mana mungkin gue gak cinta lagi sama dia, yang ada gue makin jatuh cinta sama dia disetiap harinya.

Besok adalah hari dimana Mami menyerahkan tanggung jawab atas hidup gue sepenuhnya ke tangan Seungwoo. Itu artinya Mami udah gak punya hak lagi atas gue. "Kamu harus selalu menomorsatukan suami kamu, nak." Ujar Mami yang sukses bikin gue sesegukan.

"Sasya sayang banget sama Mami." Ungkap gue. Sumpah, walaupun dulu gue bandel, sering ngelawan Mami, tapi sesungguhnya gue sayang banget dengan wanita hebat ini.

"Jangan bergantung terus sama Mami." Tambah Mami.

"Sasya sayang banget sama Mami. Makasih banyak yah Mi, udah merawat Sasya, mendidik Sasya. Pokoknya Sasya sayang banget sama Mami." Posisi kami yang sedang berpelukan diatas ranjang membuat gue semakin mengeratkan pelukan gue pada Mami. Kepala gue yang berada di dada Mami diusap pelan oleh beliau. "Sasya, Mami juga sayang banget sama kamu, nak." Ujar Mami. Gue tahu saat ini Mami juga lagi nangis. Ini kali pertama baginya untuk melepas putrinya menjadi tanggung jawab orang lain. Berat rasanya. Tapi itulah siklus kehidupan. Seorang anak akan pergi meninggalkan kedua orang tuanya dan bersatu dengan pasangannya kelak.

"Maafin Sasya juga Mi. Dari kecil Sasya bandel terus, suka bolos sekolah, selalu bikin Mami kepikiran sama kelakuannya Sasya. Maafin Sasya Mi." Gue teringat dengan kebandelan gue sejak dulu. Nekat pergi ke klub malam padahal masih dibawah umur, sering bolos sekolah, bahkan pernah gak masuk sekolah 2 minggu, dari rumah sih dengan pakaian seragam, tapi gak pernah sampai sekolah, gue malah nongkrong sama teman-teman. Untungnya gue gak terjerumus ke dalam pergaulan bebas, narkoba, aduhh amit amit deh pokoknya.

"Baru nyadar kamu?" Mami mencoba berkelar.

"Mami..." Gue memberenggut manja didalam dekapan Mami.

Terdengar tawa kecil dari mulut Mami. "Tapi, sebandel-bandelnya kamu, Mami tetap sayang sama kamu." Mengakhiri kalimatnya, Mami mengecup puncak kepala gue.

"Sasya, lihat Mami, nak." Gue mendonggakkan kepala menatap Mami. Ditangakupnya kedua pipi gue dalam tangannya. "Besok udah resmi jadi istri orang, jangan bandel lagi. Hormati suami kamu, Sas. Jadi Mommy yang baik buat Dongpyo. Kamu gak bisa sempurna, semua orang gak ada yang sempurna, tapi berusahalah menjadi yang terbaik, setidaknya buat keluarga kamu nanti." Kedua manik mata Mami mengunci milik gue. Gue terharu dengan perkataan Mami. Hanya anggukan disertai isak tangis yang bisa gue berikan sebagai respons dari nasihat Mami.

Besok adalah hari yang sakral dan bersejarah buat gue. Hari dimana gue resmi jadi istri Seungwoo dan Mommy buat Dongpyo.

"Kok lagi pada nangis-nangisan sih?" Suara kak Sharen menggema begitu ia masuk ke kamar Mami. Sejak seminggu lalu gue selalu tidur bareng kak Sharen dan Mami.

• Single Dad • Han SeungwooDonde viven las historias. Descúbrelo ahora