02. Minho dan kebiasaannya.

2K 272 7
                                    

Lelaki bertubuh tegap dengan postur yang tegas pula membawa sebuket bunga berjalan menuju kamar rumah sakit bertuliskan nomor 25 di pintunya.

Lelaki itu memegang knop pintu dan berniat membukanya namun belum sempat membuka pintunya, orang lain dari dalam sudah membukanya terlebih dahulu.

"Oh, Minho kamu sudah di sini."

Minho mengangguk pelan menanggapi ujaran wanita yang berprofesi sebagai suster di rumah sakit ini.

"Aku baru saja mengganti bajunya." Lanjut wanita itu.

"Terima kasih ibu Ha."

Minho membungkuk kepada wanita yang berbicara kepadanya itu sebelum kembali melangkah.

"Aku pamit dulu Minho."

Tanpa menunggu jawaban Minho, wanita itu sudah lebih dulu keluar dari kamar.

Sekarang tinggal Minho dan wanita yang terbaring di ranjang pasien dengan mata tertutup rapat enggan untuk melihat dunia.

Minho berjalan menuju dekat jendela tempat vas bunga biasa diletakkan.

Dia mulai mencium semerbak bau dari bunga yang dibawanya tadi. Hal itu membuatnya tenang, setidaknya untuk sepersekian detik dia bisa merasakan ketenangan.

Setelah mendapat ketenangan barang sebentar, dia letakkan buket bunga yang dibawanya tadi ke dalam vas untuk menggantikan bunga yang sudah layu di sana.

Setelah selesai menata bunga di vas, Minho menatap keluar jendela untuk menelusuri setiap kegiatan yang orang-orang lakukan di bawah sana.

Ada kalanya Minho iri pada mereka yang dapat tertawa lepas tanpa beban, dapat menjalani hidup yang mereka mau, dapat berbahagia tanpa ragu.

Tak jarang Minho berpikir tentang bagaimana cara mendapat kebahagiaan ?

Minho sendiri sudah lupa cara bahagia untuk dirinya sendiri. Dan dia memang mendoktrin dirinya sudah tak pantas untuk bahagia.

Berhasil menyelisik satu per satu kegiatan manusia di bawah sana, fokus Minho tertuju kembali pada wanita yang terbaring di ranjang dengan berbagai alat bantu menempel di tubuh kurusnya.

Minho bergeming dari tempatnya berdiri, hanya memandangi wanita itu lama.

Sret

Seseorang membuka pintu ruangan kamar membuat Minho mau tak mau harus menoleh ke arah pintu.

"Oh, dokter Han ?"

Jisung menggaruk rambutnya yang belum keramas beberapa hari -mungkin lima hari- hanya untuk memenuhi adegan kikuknya di depan pujaan hati.

"Oh hai, tumben kamu sudah berada di sini Minho."

Minho hanya mengangguk seadanya untuk membalas perkataan Jisung.

"Kamu sudah mengganti bunganya?" Nada Jisung menggantung tanda dia bertanya padahal jelas-jelas jika bunga di vas bunga tersebut sangat sehat yang itu berarti sudah diganti.

Minho mengangguk untuk menjawab pertanyaan basa basi Jisung.

"Minho tak ada jadwal jaga ?" Jisung berinisiatif bertanya lagi.

"Ada dokter Han, setelah ini saya akan kembali ke basecamp." Jawab Minho sesuai pertanyaan Jisung.

"Ah, begitu. Baiklah-" Jisung lagi-lagi menggaruk rambutnya.

"-Hati-hati di jalan." Lanjut Jisung.

Minho mengangguk kemudian berjalan keluar ruangan, sempat mengucapkan permisi ketika melewati Jisung.

Minho mengangguk kemudian berjalan keluar ruangan, sempat mengucapkan permisi ketika melewati Jisung

Rất tiếc! Hình ảnh này không tuân theo hướng dẫn nội dung. Để tiếp tục đăng tải, vui lòng xóa hoặc tải lên một hình ảnh khác.

Minho memutuskan untuk pergi ke basecamp daripada lama-lama bersama dokter Han.

Bohong jika dia tak menyadari perasaan Jisung kepadanya karena begitu ketara dari cara Jisung menatap dan berbenah diri setiap kali bertemu dengannya.

"Kabur lagi ?" Rekan kerja Minho,Kim Woojin bertanya tepat ketika dia sampai di depan pintu basecamp.

Tanpa menjawab, Minho langsung melenggang masuk ke dalam basecamp. Woojin yang sudah mengetahui tabiat Minho itu pun tak heran lagi dengan Minho yang selalu mengabaikan dokter Han yang jelas-jelas menyukainya.

"Mau kopi?" Minho menawarkan kopi kepada Woojin dari dalam basecamp.

"Boleh."

Woojin langsung bangkit dari pos jaga di depan pintu basecamp lalu masuk ke dalam untuk mengikuti Minho yang sudah membuatkannya kopi.

"Ini."

Minho menyodorkan secangkir kopi untuk partnernya itu.

"Thanks Minho, kamu selalu tahu apa yang aku ingin," Woojin memuji.

Minho hanya menanggapi pujian Woojin dengan senyuman.

"Perhatian perhatian!! Ada seekor anjing yang naik ke pohon dan tidak bisa turun di daerah Nowon dong-"

Belum selesai mendengarkan keseluruhan bunyi speaker, Woojin sudah berujar, "Sepertinya ini tugasmu, Minho ah," Woojin mengucapkan kalimat itu pada Minho karena dia tahu Minho akan mengambil semua tugas apapun itu.

"Baik."

Minho berdiri dan bersiap-siap untuk menuju lokasi yang dibunyikan speaker tadi.

Minho berdiri dan bersiap-siap untuk menuju lokasi yang dibunyikan speaker tadi

Rất tiếc! Hình ảnh này không tuân theo hướng dẫn nội dung. Để tiếp tục đăng tải, vui lòng xóa hoặc tải lên một hình ảnh khác.














Kali ini ngedit sembari jemput adekku, lama banget keluarnya

Aram Temaram | minsung✓ Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ