0:5 puppies

71 16 1
                                    

Sebenarnya Han Jihyun juga hanya seorang bocah smp tingkat akhir yang pusing memikirkan bagaimana ujiannya sebentar lagi, mimpinya baru sebatas ingin masuk ke sekolah menengah atas yang mempunyai kualitas tinggi dan menjadi anak baik-baik selama masa sekolah.

Tentang bagaimana caranya melihat dunia, menjadi sosok yang mengagumkan dan membuat dada berdegup kencang adalah hal yang berbeda. Melihat bagaimana selama ini ia tinggal bersama sang bibi di kota sementara orang tua di desa tak bisa membiayainya sekolah membuatnya terpaksa keluar dari zona nyaman. Mencoba bertahan hidup dengan caranya sendiri, memberi motivasi untuk diri sendiri. Senantiasa hanya untuk menenangkan diri kalau semuanya masih baik-baik saja dan masalahnya masih bisa diatasi olehnya.

Namun, bagi Choi Soobin semua yang dilakukan nampak berbeda. Lingkungannya terlalu kecil ketika yang biasanya tertera di depan mata adalah bagaimana kedua kakaknya memohon tambahan uang saku, pergi dengan bagasi mobil kosong dan kembali dengan pintu yang sulit ditutup, apalagi ibunya yang hanya bisa menumpahkan emosi dan membanding-bandingkan semua anaknya.

Walaupun begitu, ia sadar, kalau kata-kata yang keluar dari mulutnya siang tadi terdengar memalukan. Bahkan beberapa anak-anak yang biasa mengunjungi perpustakaan mendengar pernyataan yang dilakukannya secara tiba-tiba. Penjaga perpustakaan yang mendengar hampir membawanya ke konseling sekolah kalau Jihyun tidak meyakinkan mereka bahwa hal tersebut tidak harus dibesar-besarkan.

Soobin hanya dapat mengamati gadis itu dari luar toko, lalu kembali melanjutkan langkahnya pulang ke rumah dengan lesu.

Sementara Jihyun masih menunggu di toko. Mengamati jam dan mengira-ngira apakah Soobin akan datang seperti biasa atau tidak. Ia menunggu sampai satu jam disana, namun tidak ada tanda-tanda kedatangan bocah laki-laki itu.

~❉~

Rumor sudah menyebar. Namun, sepertinya tidak terlalu berpengaruh di telinga siswa siswi lain karena Choi Soobin dan Han Jihyun bukan seseorang yang cukup dikenal. Bahkan orang-orang disana baru tau kalau eksistensi Han Jihyun itu ada di tengah-tengah mereka.

"Ambil ini," katanya, muncul secara tiba-tiba di kantin sekolah, mengejutkan Soobin seperti biasa. Sembari memberikan satu bungkusan berisi croissant dan susu. "Kau tidak mampir ke toko semalam."

Soobin merasa bersalah. Han Jihyun pernah mengatakan kalau saat ini akan menjadi pelanggan terakhirnya. Ia akan menutup toko setelah Soobin pergi.

Namun, kali ini pemandangannya berbeda. Entah apa karena mereka tidak bertemu di perpustakaan seperti biasa, Soobin dapat menemukan seorang sunbae lain bersama Jihyun noona.

"Bukannya dia Choi Soobin yang menembakmu?" tanyanya sembari menunjuk Soobin dengan dagu yang kemudian di balas senyum peringatan oleh gadis itu.

"Ah, ini temanku, Choi Yeonjun, dan ini juga temanku, Choi Soobin—sebentar, marga kalian sama," sahut Jihyun terkekeh. Selanjutnya Soobin dan Yeonjun begitu saja bertatapan selama beberapa detik, lalu Yeonjun memutuskannya duluan.

"Aku tidak mendapatkan roti seperti biasa?" tanyanya pada Jihyun.

Soobin mendelik mendengarnya. Seolah mengatakan sejak kapan Jihyun memberikan roti secara gratis kepada orang lain?

Sementara Jihyun menggelengkan kepalanya, mengabaikan Yeonjun lalu kembali menatap Soobin di depannya. "Kau tidak pergi ke perpustakaan tadi?"

Soobin melempar senyum. Mungkin terlihat sekali bagaimana ia berusaha menghindar. Tetapi sebenarnya ia menghindar juga karena memikirkan bagaimana perasaan Jihyun bila berada di dekatnya. Takut sekali kalau gadis itu tidak nyaman.

"Jangan lupa mampir toko nanti malam, ya, aku yang traktir," ucap gadis itu sebelum pergi setelah mengacak rambut Soobin seperti biasa. Yeonjun tertawa, sedikit tidak terima, lalu mengekori Jihyun dari belakang setelah menatap Soobin dengan kesal.

~❉~

"Kau tidak malu pada dirimu sendiri? Mengatakan perasaanmu padahal Jihyun hanya menganggapmu sebagai adik kecilnya yang manis?" tanya Yeonjun, berdiri menjulang di hadapan Soobin. Selanjutnya mengacak-acak rambut Soobin seperti bagaimana Jihyun melakukannya, "Urusi peringkat terakhirmu dulu, mengerti, uri kangaji?" katanya, lalu pergi dari kamar Soobin sembari membanting pintunya.

계속
vote and comment luv♡

i wish i had gone to the library sooner (✔)Where stories live. Discover now