memories

22.4K 1.3K 182
                                    

Nb. Chenle bukan anggota Dreamies dicerita ini.

.
.

Park Jisung berusia 16 tahun ketika hidupnya benar-benar berubah. Berbalik 180 derajat.

.
.

Jisung terbangun di sebuah ranjang rumah sakit dengan langit-langit putih bersih yang menyapanya. Kepalanya sedikit pusing, hanya itu dan semuanya terasa baik-baik saja.

Mata sipitnya mengedar dan mencari siapa saja yang bisa dia lihat. Namun nyatanya tak seorangpun yang menemaninya. Sudah berapa lama dia tertidur memangnya?

Jisung mencoba merubah posisinya. Tapi rasa nyeri di bahu kanan dan punggungnya cukup untuk membuat bocah itu meringis kesakitan hingga memutuskan untuk kembali berbaring.

Ingatannya melayang, tadi dia terjatuh ketika perform disalah satu acara. Bahunya terbentur lantai dengan keras. Tak hanya sekali namun 2 kali. Setelah bahu, dia melukai bokongnya juga ketika kakinya kembali terpeleset lantai basah yang licin. Selesai perform dia bersama manager hyung pergi kerumah sakit, hyungnya yang lain tidak ikut karena masih harus meneruskan jadwal mereka yang lain.

Jisung ingat ketika dia selesai ditangani dan menjalani beberapa prosedur pemeriksaan , sang dokter membawa managernya menjauh untuk berbicara berdua. Dan setelahnya manager nya kembali dengan wajah sedih dan memegang bahunya.

"Kau harus istirahat beberapa hari. Cederanya cukup parah dan melukai bahumu. Jangan khawatir, kita akan melakukan perawatan terbaik untukmu."

"Ta-tapi aku masih bisa menari kan?“ jisung sudah hampir menangis ketika mendengar jika dirinya cedera. Jujur saja dia belum pernah jatuh dan cedera separah ini hingga harus dirawat dirumah sakit.

" Jangan khawatir. Hyung akan kesini lagi setelah melapor pada agensi. Istirahatlah yang banyak agar cepat sembuh eum?" Ucapnya sembari mengelus lembut artis asuhannya yang sudah dia anggap adik sendiri itu.

Jisung mengangguk. Dia bukan anak yang rewel dan cenderung tenang. Setelahnya sang manager meninggalkannya bersama beberapa perawat.

Lamunan Jisung buyar ketika pintu kamarnya terbuka dan seseorang terlihat mengintip dibalik celak pintu.

Matanya yang besar dan rambut hijau menyala terlihat oleh pandangannya. Jisung tidak ingat memiliki kenalan dengan rambut hijau seperti itu.

Sosok itu membuka pintu sedikit lebar, menampakkan dirinya dengan baju rumah sakit yang sama seperti yang jisung kenakan saat ini. Jisung bisa lihat jika orang itu bertubuh sedikit lebih pendek darinya. Dengan tubuh lebih kurus dari dirinya tentu saja.

Sosok itu tersenyum canggung, mendekat kearah Jisung dan meremat ujung piyama rumah sakitnya.

"Ma-maafkan aku, kukira temanku masih dirawat disini hehehe." Sosok itu tertawa canggung dan tidak berani menatap Jisung.

Jisung mencoba untuk duduk tetapi itu menyusahkan dirinya sendiri.

"Eh, kau mau duduk? Mau ku bantu?“ sosok itu mendekat, meraih tangan kiri jisung dan menahan punggungnya, menata bantal sedikit lebuh tinggi hingga jisung bisa bersandar dengan nyaman.

" Terima kasih." Jisung bergumam kecil.

Sosok itu tersenyum lebar. Senyum manis yang mampu membuat Jisung merasakan debaran aneh didadanya. Menatap wajah manis itu sekali lagi dan berpikir, apa mereka pernah bertemu sebelumnya? Wajah itu terasa cukup familiar tapi juga asing untuknya.

"Kau sendirian disini? Mau aku temani? Aku bosan sendirian dikamarku. Aku sebenarnya ingin menemui temanku, tapi sepertinya dia sudah keluar dari rumah sakit. Euhh kenapa dia tidak pamit kepadaku sih?“ sosok itu mengoceh dengan wajah yang ditekuk lucu.

ChenJi This And ThatWo Geschichten leben. Entdecke jetzt