RW:FOUR

5.3K 246 2
                                    



"Argh!"

Ken menggeram,ia menuju kamar pribadinya dengan langkah lebar
sesampainya disana nafas dirinya terengah engah,ia melangkah jauh mendekat,dan meraih sebuah guci.

Prang!

Guci itu ia lemparkan ke lemari
dengan kasar,hingga kaca lemarinya nampak pecah dan tidak beraturan.

Ken memegang kepalanya yang sakit,
tangannya terulur mencengkram bagian rambutnya dengan kuat.
Matanya menyorot kebencian.

Ken berteriak marah,ia geram dengan tingkah papanya yang membuatnya kesal,bagaima bisa papanya itu bersikap seenaknya seperti itu.

Apakah papanya itu sama sekali tak memikirkan perasaan dirinya,ia sungguh terkejut tiba tiba saja papa
nya membawa berita yang membuat
dirinya terkejut.


 

Ken sudah dewasa,ia berhak menentukan pilihannya,tapi papa
nya membatasi dia dengan cara ini.

Ken tak habis fikir,ide gila darimana yang papanya dapat hingga berniat menjodohkan dirinya.

Ken mendengus,bagaimana bisa di
zaman yang telah modern ini,masih ada yang namanya perjodohan.

Ada apa lagi ini,Ken geram.Ia tak tahu harus berbuat apa apa,sedang ia tak mau terjebak dalam situasi yang konyol ini.

Rasanya ia bisa gila jika ini benar benar terjadi,Ken melepas dasinya kasar,ia melemparkan jas dirinya
kesembarangan arah.

Lantas ken membuka ikat pinggang nya dan berjalan menuju kamar mandi,nampaknya ia harus menenangkan fikiran dirinya dengan
berendam di bathube.

◻⬛◻

Andra menatap rintikan hujan diluar sana,langit nampak mendung dan menghitam.Ia berdiri di dekat jendela memandang keluar sana.Andra menarik kursi dan mendudukkan dirinya disana.

Matanya lelah nya mengerjap,ia melihat anak angkat nya tadi ia tak bisa berkata apa apa.Rea seolah olah langsung menyetujui dirinya.Ia tak tahu kenapa tak ada sedikitpun Rea menolak permintaan dirinya.

"Mas,"

Karen mendekati suaminya,ia sedari tadi mencari suaminya di sudut mansion ini.Dan ternyata suaminya itu berada disini entah apa yang dipikirannya.

Andra berbalik,Karen terlihat dibelakangnya dengan senyuman yang tipis,Karen wanita itu nampak cantik diusianya yang sudah kepala
empat.

Karen mendekap sang suami dari belakang,ia memeluk leher sang suami dan menatap wajah tampan
Andra.

Tak berselang lama,Andra menuntun tangan sang istri,ia menariknya ke depan dan menuntun Karen untuk duduk dipangkuannya.

"Mas!,''Karen memekik terkejut,sesaat
suaminya secara tiba tiba menarik pinggangnya untuk duduk dipangkuannya.

Andra tersenyum geli,ia sangat gemas melihat wajah sang istri yang terkejut.

Andra melingkarkan tangannya ke pinggang Karen,ia menarik tubuh
Karen agar mendekat kepada dirinya.

Karen merasa ia semakin rapat,lantas
membuat dirinya menempel erat dengan dada bidang suaminya.

REA'S (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang