3.membaik?

1.9K 186 28
                                    

Sudah di revisi ✔

Happy reading...

Warning: membaca chap ini bisa menyebabkan anda bosan :"")
.
.
.
.
.
.
.
.

Bangchan menghela nafas sambil menatap rumah megah di depanya.

Tangan kananya mencengkram koper dengan erat.

Ia akan tinggal disini, bersama ibunya, bersama ayah baru dan bersama kakak tirinya.

Woojin.

Well, meskipun bukan pertama kalinya ia kesini, karna sewaktu masih berpacaran. Woojin sering mengajaknya kesini, dan itulah mengapa Bangchan sangat terkejut, begitu tau ibunya dekat dengan Suho.

Dan ngomong ngomong soal Woojin, Bangchan belum melihatnya setelah kejadian di pernikahan, Ada rasa sedih dan bersalah yang masih bersemayam di dalam hatinya.

"Kenapa melamun? Chanie. ayo masuk,"

Ucap Jisoo sambil tersenyum lembut dan menggandeng tangan putranya itu.

Bangchan pun mengangguk dan mengikuti Jisoo yang menggandengnya untuk masuk.
.
.
.
.
.

Tidak ada yang berubah, ruang tamunya masih sama saat pertama kali bangchan kesini.

Mungkin hanya kadar kerapihan dan kebersihanya saja yang lebih tinggi.

"Well, kuharap kalian berdua akan senang tinggal disini."

Semuanya nampak biasa, sampai mata Bangchan tak sengaja melihat sosok seorang Kim Woojin yang tengah menuruni tangga.

Lalu kemudian berdiri di sebelahnya.

"Emm, ya. kurasa kalian sudah sangat mengenal anak Ku ahaha,"

Woojin hanya tersenyum ramah, ia melirik Bangchan yang tengah menunduk seperti mencoba menghindari kontak mata dengannya.

Woojin menghela nafas. Ia kemudian mengambil alih koper yang Bangchan bawa. Membuat si pirang menatapnya dengan kebingungan.

"ku antar kau ke kamar mu, Chan!"

Ucap woojin sambil berjalan menaiki tangga dengan koper biru milik Bangchan di genggamanya.
.
.
.
.
.

Dan beginilah mereka sekarang, Bangchan berjalan mengikuti Woojin dari belakang sambil menunduk. mengingat kejadian beberapa hari yang lalu saat di pernikahan dan memikirkan rasa bersalahnya.

Woojin tiba-tiba berhenti di sebelah pintu kamar berwarna coklat, ia kumudian berbalik dan menghadap bangchan sambil mengaruk tengkuknya yang tidak gatal.

membuat Bangchan terheran heran dengan tindakan si yang lebih tua.

"Emm, Bangchan."

Woojin menghela nafas, kemudian memberanikan diri untuk menatap manik coklat Bangchan, begitu pula sebaliknya.

"A-aku ingin minta maaf, untuk beberapa hari yang lalu dan karna membuatmu merasa! bersalah d-dan tidak nyaman."

Bangchan tersenyum, matanya tak lepas dari Woojin yang terlihat gugup, ia merindukan gelagat aneh Woojin jika gugup.

ia merindukan pelukan ala beruang Woojin, ia merindukan waktu bercengkrama mereka di kala senggang.

"Tidak apa apa Woo- maksudku Hyung. Aku juga minta maaf, dan terimakasih."

"Kuharap kita bisa memulai ini dari awal, sebagai seorang saudara Chanie"

Keduanya kini sama sama diam, Woojin langsung meminta ijin untuk pamit pergi yang tentu hanya di angguki oleh Bangchan.

Ceklek

Bangchan membuka pintu kamarnya, Memperhatikan sekeliling kamar, Kemudian duduk di tepi ranjang.

Tok tok tok

"Chaniee ibu masuk ya"

Pintu di buka, memperlihatkan seorang wanita cantik, dengan senyuman lembutnya yang selalu membuat Bangchan tenang, Jisoo berjalan menghampiri putra satu-satunya itu.

"Bagimana kamar baru mu hmm, kau suka?"

Bangchan mengangguk dengan senyuman. Namun jisoo tau itu hanya sebuah senyuman palsu.

Anaknya tidak pernah bahagia.

"Maafkan ibu ya, apakah ibu egois?"

"Tidak! ibu, tidak egois. Aku senang jika ibu senang!"

Jisoo mengelus pipi Bangchan dengan lembut, ia bahagia sekaligus sedih dengan apa yang ia lakukan.

Tapi ini demi kebaikan Bangchan.

"Besok kami akan berbulan madu, ke australia selama seminggu."

Bangchan menatap ibunya dengan tidak percaya, membuat jisoo menjadi salah tingkah namun dengan cepat berusaha tenang.

"Jika kau tidak setuju, ibu akan bilang pada ayahmu untuk membatalkan saja."

"Tidak ibu. k-kalian pergilah bersenang-senang, jangan khawatir padaku, tenang saja"

Bangchan tersenyum, dalam hati ia sebenarnya tidak rela jika ibunya pergi, karna itu berarti selama seminggu dirinya hanya akan bersama woojin.

Dengan canggung.

Tapi bangchan ingin ibunya senang.

"Aku ingin ibu bahagia, berhati-hatilah disana nanti."

.
.
.
.

Sementara itu di sebuah ruangan dengan cahaya merah dan nuansanya mencekam.

Terlihat seorang pemuda berpakaian serba hitam yang tengah duduk, sembari menelphone seseorang.

"Habisi mereka secepat mungkin!"

"......."

"Kau ingin membantahku hm? kalau begitu ucapkan selamat tinggal pada putri kecilmu hahahah"

"......"

"Bagus! dan buat seolah itu hanyalah kecelakaan. bodoh!"

Tutttt

Pemuda itu menutup sambungan telphone secara sebelah pihak, ia kemudian berdiri dari duduknya.

Menghampiri sebuah bingkai photo yang terpajang indah di dinding.

Mengelus sosok yang berada photo itu dengan seringaian.

"heh si bodoh itu sudah pernah memiliki mu manis...."

Tanganya mengambil sebuah cutter dari dalam saku jeansnya, dan mengarahkan cutter itu pada photo yang berada dalam bingkai.

Seringaianya semakin lebar!.

"Jadi sekarang giliranku! kau miliku Bangchan!"
.
.
.
.
.
.

"terjadi tabrakan antara Truk pengangkut minyak dan sebuah mobil ferari di jalan xxxx ,penyebab kecelakaan yang menewaskan dua pasangan suami istri dan sang pengemudi truk ini di duga, karna rem truk yang tidak berfungsi dengan baik.

Di ketahui nama dari pasangan tersebut adalah Kim suho CEO perusahaan kosmetik terbesar di korea dan istrinya Kim jisoo..."

.
.
.
.

TBC

Holaa maaf kalo gaje eheheh aku berusah inget inget alurnya eheheh..

Makasih buat yang mau baca..maaf bila banyak typo atau kesalahan lainya...and sorry banget aku jarang up date ehehe ..karna ini bener bener lagi down banget..

Ya gitulah ehehe

SILAHLAN VOTMEN YEROBUN

[2]🌷Oh My Bro[WooChan]Where stories live. Discover now