11; Pindah?

2.1K 261 6
                                    

**✿❀ ❀✿**



Kecepatan gosip memang dapat mengalahkan kekuatan mobil kecepatan kuda. Buktinya berita tentang pasangan kesayangan kita tersebar secepat kilat.

Selama perjalanan ke kelas mereka yang biasa hanya memakan waktu 5 menit, sekarang jadi 15 menit. Iyalah, 10 menitnya dipakai buat bales kata selamat dari warga sekolah.

Berasa pasangan primadona ah.

Eh kan memang iya. Bahkan sebelum jadi pasangan sudah primadona.

Bahkan guru-guru pun turut mengucapkan selamat. Semoga saja nanti dapat nilai tambahan. Hehe, (NCT) mimpi.

Anyway, kembali pada pasangan baru kita yang masih fokus pada papan tulis dengan ekspresi berbanding balik banyak derajat. Chenle dengan wajah datarnya dan Jisung yang senyum tidak jelas.

Kenapa raut Chenle begitu jangan ditanya, itu karena pelajaran hari ini adalah biologi dan Chenle tidak suka. Beda lagi Jisung yang seperti orang mabuk karena Chenle-nya.

Tok Tok

Permisi.. Adek Park Jisung dipanggil sama Kakanda Kepala sekolah.”

Serentak perhatian kelas tertuju pada Jisung setelah mendengar pemberitahuan tersebut. Yang menjadi pusat perhatian pun gugup. Dia tidak berbuat salah apa-apa, kan?

Chenle yang ikut khawatir pun mengelus telapak tangan Jisung, memberi afeksi nyaman agar bocah tinggi itu tidak ikut berpikir aneh-aneh seperti yang ia pikirkan.

“Tenang, Sungie. Mungkin untuk olimpiade,” ucapnya yang tidak membuat Jisung tenang. Kalau olimpiade seharusnya Chenle ataupun Lami diikutsertakan karena mereka berdua termasuk murid yang pandai.

Oh, apa mungkin..?

Dek Jiji, jangan ngelamun. Lele mau nangis tuh.” Chenle mendelik pada Somi namun hal itu memang benar. Saking khawatirnya pada Jisung, Chenle mau menangis.

Chenle menggigit bibir bawahnya untuk menahan diri. Dan Jisung yang melihat itu mencoba tersenyum lagi untuk meyakinkan kekasihnya bahwa tidak akan terjadi hal buruk. Bocah tinggi itu menggenggam erat tangan kekasihnya lalu bergumam semangat untuk dirinya.

Dan hingga Jisung melenggang pergi keluar kelas, pikiran Chenle masih terus berkeliaran akan keadaan sang kekasih.

Suasana kantin tampak riang, efek sehabis mendapat kuis dadakan membuat sang ibu kantin kewalahan. Banyak murid lapar karena stress selama pelajaran.

Begitu juga untuk Chenle namun alasan ia stress bukan karena pelajaran, melainkan karena Jisung yang sampai sekarang belum keluar dari ruang kepala sekolah. Ia curiga, tapi hanya bisa menerka.

“Dek, makanannya kasihan lihatin kamu yang murung gitu,” ujar Renjun yang ikut sedih melihat Chenle.

“Biarkan saja, ge. Lele jadi tidak merasa kesepian.”

Renjun menggelengkan kepala, tidak tahu maksud bocah satu itu apa. Memang ya kalau sudah jatuh cinta bisa bikin orang tidak masuk akal sikapnya.

「 Bye My First | ChenSung 」Where stories live. Discover now