3

24.3K 5.6K 2K
                                    

Semenjak kejadian kemarin, Yeosang menjauhi teman-temannya karena marah. Jelas dia marah, teman-temannya mengerjainya sampai membuat Mingi terluka.

Wooyoung selaku orang yang paling dekat dengan Yeosang pun tak bisa membujuknya. Bahkan sebelum bertatap muka Yeosang sudah menghilang entah kemana.

Oleh karena itu, Wooyoung meminta keenam temannya untuk berkumpul di kantin, sekalian bolos katanya. Tapi yang datang hanya tiga, sisanya sedang ulangan harian.

"Ada apaan nih? Perasaan yang mau ulang tahun si Yeosang deh, kenapa jadi lo yang traktir kita," celetuk Mingi dengan gaya sok-sokan yang membuat Wooyoung bingung.

"Loh, bukannya kaki lo lagi sakit?"

"Sst, ini bagian dari rencana. Gue tau Yeosang lagi ngambek sama kita, dengan begitu kan dia gak akan tau kalo kita bakal ngerjain dia sampe hari ulang tahunnya tiba."

Jujur, Wooyoung sama sekali tidak setuju dengan ide dari San. Gila aja, masa mereka disuruh pura-pura sakit bahkan meninggal? Otaknya ditaruh di mana coba.

"Guys, gue rasa kita gak perlu deh ngelanjutin ini." Hongjoong bersuara. "Gue takut apa yang kita rencanain bakal terjadi. Bukan gue gak suka sama lo San, gue punya firasat buruk soal ini."

"Nah, denger kan lo. Kak Hongjoong aja gak setuju, apalagi gue," sinis Wooyoung.

San menyibak poninya ke belakang. Dia bingung, emang idenya aneh ya? Baginya baik-baik aja tuh, bahkan seru dan tidak akan dilupakan.

"Sekarang gue tanya, kalian punya ide, gak?" Pertanyaan San sontak membuat mereka bertiga terdiam. Mereka saling tatap, kemudian menggeleng satu sama lain.

"See, cuma gue yang punya ide bagus disini. Kalau kalian gak suka, silahkan pergi."

Tanpa basa-basi lagi, Wooyoung melangkahkan kakinya lebar-lebar keluar dari kantin dengan kedua tangan terkepal erat.

Kepergiannya menciptakan keheningan selama beberapa saat, sebelum akhirnya suara dingin seseorang membuat mereka terkejut.

Yeosang ada disini.

"Kalian ngapain ada disini?" Tanya Yeosang. Datar, dingin, dan terdengar jelas menuntut jawaban pasti.

Yeosang aja butuh jawaban pasti, apalagi kalian ea.g

"Lo sendiri ngapain disini?" Balas Mingi tak kalah dingin. Tapi hal itu tak berlangsung lama karena tatapan tajam Yeosang yang mematikan membuat nyalinya menciut.

"Orang nanya tuh dijawab, kalian ngapain disini?" Tanya Yeosang sekali lagi.

"Jam istirahat gue kepake buat ulangan, jadi gue dikasih waktu 15 menit buat makan di kantin," jawab San sesantai mungkin.

Yeosang mengenyitkan keningnya, menatap San aneh. "Lo kan sekelas sama gue, dan kita gak ada ulangan hari ini."

Mingi ingin tertawa saja rasanya.

"Dan lo, kaki lo baik-baik aja, bukannya kemarin sakit?"

Senyuman Mingi langsung sirna. Dia langsung panik. San yang ikut panik langsung mendelik.

Mengerti maksudnya, Mingi mengaduh sakit sambil menjatuhkan diri ke lantai. Tangannya memegang kakinya yang kemarin terkilir karena menabrak pot, lalu dia guling-guling.

"Aduh, sakit banget! Woi, gak ada yang mau bawa gue ke uks gitu?! ADUH, GUE SAMPE GAK BISA NGERASAIN KAKI GUE LAGI!"

Dan apa respon Yeosang?

"Ck, sinting."

Hongjoong mengusap tengkuk lehernya kikuk. "Sang, pulang sekolah ke kafe depan, ya. Ada hal penting yang mau gue omongin ke lo."

Yeosang mengangguk singkat sebelum berlalu pergi dari sana. Mingi yang awalnya berteriak-teriak layaknya orang kesetanan berhenti juga karena ditegur oleh abang nasi goreng.

"Lo pinter, kak. Lo pinter sumpah!" Seru San girang sendiri.

"Kenapa deh?"

San menyuruh Hongjoong dan Mingi mendekat membentuk lingkaran. San tersenyum, dia memiliki ide baru yang tak kalah seru.

"Gue ada ide, gimana kalo Kak Hongjoong pura-pura keracunan?

Birthday Prank | Ateez ✓Where stories live. Discover now