07| Imprinting

18.7K 2.5K 1.2K
                                    



Semoga aku bisa rajin update untuk cerita Namjoon yaa, karena emang genre ini spesial banget bagi aku.

Jadi, voter keberapa nih? pangabdi ke-daddy-an Namjoon?

Jadi, voter keberapa nih? pangabdi ke-daddy-an Namjoon?

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Bacanya pelan-pelan aja yaa, biar kalian paham. Yang suka kejelian, cerita ini memang cocok untuk kalian, yang gak suka juga tetep cocok kok soalnya Namjoonnya bikin 🌚🌚🌚





Mungkin, terakhir kali Namjoon memiliki perasaan tidak yakin seperti ini, tepat di bulan Juli dua tahun silam ketika Yoongi nyaris berada di dalam rumah sakit karena terluka parah. Terlalu membingungkan dan mendebarkan, seolah tengah bertaruh dengan malaikat kematian. Ah tidak, Namjoon berlebihan. Akan tetapi, melebihi apa yang ia debarkan, diam-diam Namjoon merajut perasaan senang pada salah satu sudut benaknya saat ini.

Baiklah, sejujurnya ini bukanlah hal yang besar. Tetapi, entah kenapa adrenalin Namjoon jelas berpacu lebih cepat. Rasa-rasanya, celana kain setinggi lutut dan kemeja kotak-kotak dengan kaos berwarna hitam yang ia kenakan tidak memberikan banyak dukungan terhadap rasa gugupnya di depan pintu apartemen Elena. Iya, ini memang mengejutkan bagaimana Namjoon berhasil mendapatkan ID Elena dengan perjuangan yang terbilang menggelikan. Tahu begitu, Namjoon tidak akan memaparkan sebuah teori dan konsep perihal interaksi manusia, jika pada akhirnya Elena malah meraih ponselnya dan mengetikkan alamat media sosial itu dengan suka rela.

Cukup sebagai intro bagaimana Namjoon tengah membenarkan topi hitam yang ia kenakan untuk menghempaskan rasa kikuk sebelum mengetuk pintu kayu berwarna biru tua. Semua berawal bagaimana panggilan dari Elena terpampang pada layar ponselnya setelah sarapan pagi ini. Namjoon masih mengingat bagaimana ekstraksi suara khas Elena yang berubah lebih lembut pada sambungan telepon.

"Joon, bisakah kau membantuku untuk membenarkan beberapa lampu yang mati? Aku sudah mencoba menghubungi petugas perawatan apartemen, tetapi ini hari Minggu. Mereka libur."

Kesekian kali, Namjoon menarik napas. Aduh, memang intonasi sensual seolah melekat erat dengan suara Elena, atau ini hanya Namjoon yang mengeduk rasa penasaran bagaimana suara itu mengudara ketika malam hari dengan tambahan sengal napas panas yang menggoda.

Oke, kita akan membutuhka banyak narasi lagi jika menggambarkan bagaimana fantasi mengagumkan Namjoon terhadap Elena. Dan untuk Namjoon, tolong ketuk pintu itu lebih cepat karena penjelasan ini nyaris menyentuh angka dua ratusan kata.

Bayangan bagaimana hunian Elena, atau pakaian santai yang gadis itu kenakan semakin jelas membayangi ketika suara ceklik pintu mengudara setelahnya. Hanya membutuhkan beberapa embus napas besar Namjoon sebelum wajah Elena menyambutnya dengan senyuman lembut dari balik pintu.

"Kau benar datang ternyata," sambut Elena dengan rambut yang dikuncir tinggi dihiasi beberapa anak rambut yang berserakan. Sungguh, bagi Namjoon itu seksi.

Arcane | ✔️Where stories live. Discover now