3. Before Summer

1.9K 304 63
                                    

"Aku duluan ya."

Jennie berdiri setelah tugas bagiannya selesai dikerjakan. Ia sedang berada di perpustakaan bersama teman sekelompoknya. Chungha, Dokyeom, Mingyu dan Sejeong.

"Kita mau makan siang bareng lo gamau ikut?" tanya Mingyu.

"Aku pass deh, mau nyamperin Taeyong." jawab Jennie tersenyum.

"Taeyong enggak kuliah?" tanya Sejeong.

"Engga, dia latihan."

"Gue denger dia masuk grand final sama Bobby." kata Chungha.

Jennie mengangguk. "Iya tapi kalah."

"Enak ya Jen berasa punya bodyguard." komentar Dokyeom.

"Mana ganteng lagi, gue mah mau." kata Chungha lagi.

"Lah gue ganteng Ha." kata Mingyu.

"Diem lo gue colok mata lo!"

Jennie tertawa kecil. "Ya udah aku duluan ya."

"Iya hati-hati cantik."



Jennie keluar dari perpustakaan. Ia beranjak menuju halte bus, tapi sebelumnya ia membeli sushi dan boba milk tea dulu untuk Taeyong.

Busnya datang, dan Jennie pun berangkat menuju tempat latihan Taeyong.








Tempat latihan Taeyong berada di sebuah gedung di pusat Yokohama. Tempat latihan yang sekaligus adalah organisasi para petinju, dengan nama Boxing Center.

Jennie menekan tombol lift, dan tak berapa lama lift turun dan pintunya terbuka. Ternyata di dalam ada Bobby yang juga baru saja selesai latihan.



"Oh, Jen, nyari Taeyong?" tanya Bobby sambil melepas airpodnya.

"Iya, dia masih latihan?" tanya Jennie.

"Masih tuh, tadi gue udah ngajakin selesai, tapi dia gamau."

Jennie menghela nafas. "Dia itu ya.."


Bobby keluar dan giliran Jennie yang masuk ke dalam lift.


"Keknya dia masih kecewa deh." ujar Bobby.

"Banget kak. Oh ya kak selamat ya udah lolos sampe final." kata Jennie.

"Iya makasi ya, eh lo dapet ketemu Bastian?"

Jennie mengingat-ngingat. "Tadi sih bilang mau ke apartmen Kak Jisoo bareng Kak Joshua."

"Oke makasi ya."

"Iya, hati-hati Kak Bobby."



Setelah Bobby pergi, tak berselang lama pintu lift tertutup. Jennie pun menekan tombol angka 7. Lift membawa Jennie ke lantai 7, tempat Boxing Center berada.

Keluar dari lift ia melihat para pria dengan bada atletisnya berjalan lalu lalang. Ini memang pemandangan yang menyenangkan, tapi entah kenapa Jennie selalu merasa sedih setiap menginjakan kaki ke tempat ini.

Jennie melangkah menuju pusat latihan. Terdapat dua ring tinju yang sama-sama sudah terisi. Tentu saja salah satunya di isi Taeyong.



"JAB!"

"CEPETIN LAGI YONG! JANGAN FOKUS SAMA KUATNYA AJA!"

"KIRI KIRI!"


Jennie melihat Taeyong yang sedang latihan bersama pelatihnya. Ia meringis ketika melihat beberapa pukulan mendarat di bahu dan perut Taeyong.

stone » jennie Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang